2

10.4K 776 90
                                    

"Saya Kongpob dari tingkat 2. Maukah Phi Arthit menjadi kekasih saya?" Siswa yang mengaku bernama Kogpob itu mengucapkannya dengan sekali tarikan nafas, ia mengucapkan dengan penuh penekanan walau sebenarnya wajahnya terlihat malu. Ia menghela nafasnya setelah selesai mengucapkan kalimat itu.

"Iya" jawab Arthit singkat.

"Maaf?" Sepertinya siswa itu ragu dengan jawaban Arthit.

"Iya nong, aku mau jadi kekasihmu. Hanya saja, sekarang aku haru pergi. Temui aku di kantin nanti ketika jam istirahat. Mereka di belakangmu sudah menungguku." Ujar Arthit dengan santai serta ekspresi tanpa beban. Arthit tersenyum tipis ketika menunjuk kedua temannya yang sudah berdiri dibelakang Kongpob.

Kongpob menahan tangan Arthit ketika ia akan berjalan melewatinya, "Phi, sekarang kita resmi pacaran?"

"Iya nong. Emmm... siapa namamu tadi?" ucap Arthit sebelum berjalan pergi meninggalkan Kongpob yang masih terpaku.

"Kongpob, khab..." Kongpob tersenyum tipis.

"Baiklah Kong, sampai jumpa di kantin".

.
.

Bel baru saja berbunyi, menandakan waktu istirahat. Seorang pemuda manis tampak berjalan keluar kelas dengan dua temannya yang berada disamping kanan dan kirinya, terus membicarakan keputusannya pagi tadi.

"Seorang Arthit, Ketua OSIS yang sudah menolak puluhan wanita, akhirnya berlabuh pada seorang pemuda yang tak lain adik kelasnya sendiri?"

"Sudahlah, jangan seperti itu padanya." Prem menyuruh Bright untuk menyudahi sindirannya itu.

"Itu sungguh mengejutkan, Prem"

"Dia tau, keputusan yang di ambilnya Bright"

"Kalian berisik" singkat Arthit menanggapi ocehan kedua temannya.

"Shiaa" Arthit tiba - tiba berhenti, membuat kedua temannya ikut berhenti,

"Apa yang terjadi? Kenapa kau berhenti?!" Bright kesal karena Arthit berhenti tiba - tiba.

"Lihat itu bodoh!" Tunjuk Arthit ke arah pemandangan di sudut kantin, terlihat Kongpob duduk bersama beberapa teman - temannya. Dan ada seorang perempuan bergelayut dengan manja pada lengan kanan Kongpob, seolah dunia milik berdua, yang lain nge - kos.

"Oh, Kongpob? Kekasihmu sedang berselingkuh?" Bright tampaknya belum paham apa yang dilihatnya

"Ha? Tunggu! Beraninya dia!" Bright tampak mulai paham dengan apa yang dilihatnya.

"Aku tau apa yang harus aku lakukan." Ujar Arthit dengan seulas senyum yang tidak dapat diartikan.

"Perasaanku tidak enak, jangan macam-macam di lingkungan sekolah Arthit." Prem mulai merasa bergidik ngeri melihat senyum Arthit.

"Tidak, tidak macam - macam. Hanya semacam saja. Dasar laki - laki brengsek." Arthit tetap dengan senyumnya.
.


Byur!!!
"Aaaaaawwww!! Shiaa!" Gadis itu berteriak ketika merasa rambut dan pakaiannya basah karena sebuah minuman berwarna pink tumpah ketubuhnya.

He is Mine (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang