9

6K 544 105
                                    

Kongpob menelan semua pelepasan Arthit tanpa rasa jijik, Arthit yang melihat itu menarik lengan Kongpob, mencium bibirnya, membersihkan bibir sang kekasih. Mata Arthit menurun melihat milik Kongpob.

"Biar aku" tangan Arthit sedikit mendorong tubuh Kongpob supaya berada diatas ranjang,

Dengan cepat Arthit melepas celana Kongpob,
"Phi, lakukan saja dengan tanganmu!"
Arthit hanya tersenyum sebelum ia melihat milik Kongpob yang eum sedikit eum lebih ya you know lah ya.

Arthit memasukkan milik Kongpob kedalam mulutnya, membuat Kongpob merasa seakan terbang, kenapa bisa miliknya berada didalam mulut Arthit saja sudah senikmat ini. Lalu apa kabar jika miliknya sudah berada didalam ah ya sudahlah.

Arthit memberikan tempo yang pelan membuat Kongpob sedikit menikmatinya.

"Phi... inih... bis... akh... "
"Bisakah... kau mempercepatnya?"
"Ini sak... akh... sakit..."

Dengan tidak sopannya Arthit melepasnya, membuat Kongpob melebarkan matanya kesal. Namun, belum semenit, Kongpob sudah tersenyum penuh kemenangan, Arthit  kembali memasukkan miliknya kedalam mulut Arthit.

Seperti sebelumnya, Arthit memaju mundurkan kepalanya, namun kali ini dengan tempo yang lebih cepat, menghisapnya kuat, hingga Arthit merasakan remasan pada rambutnya memaksanya untuk lebih cepat dan lebih dalam. Beberapa kali Arthit hampir tersedak karena milik Kongpob mengenai kerongkongannya.

"Akh!" Kongpob sudah mengeluarkan pelepasannya memenuhi mulut Arthit,
Dengan cepat Kongpob meraih Arthit untuk berada diatasnya, mencium bibirnya, melumatnya, membarsihkan sisa - sisa pelepasan dibibirnya.

"Tidurlah..." ujar Kongpob pelan sebelum mengecup kening Arthit.

Ini adalah pengalaman pertama Kongpob melakukan pelepasan, ia hanya melakukan apa yang ada di instingnya, tak tau jika akan menjadi sangat nikmat.

Aye aye# mulut dulu yes yang kebobolan#

Sebelum menyusul Arthit menuju mimpi, Kongpob membersihkan terlebih dahulu sisa sisa main mainnya. Iya main hisap menghisap eh#
Kongpob juga membersihkan tubuh Arthit dengan lembut, sebenarnya bukan karena permainan itu yang membuat Arthit lelah, tapi tugas disekolah yang membuatnya lelah. Hari itu adalah hari dimana semua perlombaan melakukan pertandingan final. Sehingga ia harus bekerja sedikit lebih ekstra,  untungnya teman - teman yang lain membantu membereskan sisa perlombaan.
.
Hari sudah malam ketika Arthit mulai membuka matanya.

"Kongpob, jam berapa sekarang?" Tanya Arthit yang melihat Kongpob duduk bersandar kepala ranjang  dengan mata yang fokus pada ponselnya.

"Masih jam 6.30 phi, phi lapar?" Tanya Kongpob yang sudah meletakkan ponselnya dan fokus dengan Arthit yang disampingnya.

"Emmm, bisakah kau memberikan ponselku di atas nakas sana? Aku akan menghubungi Bright"

"Kenapa?" Kongpob bertanya, tapi tetap mengambilkan ponsel Arthit. 

"Nanti juga tau sendiri" Jawab Arthit yang kini mencoba menghubungi Bright.

"Kau dimana? Belum selesai? Sudah makan? Berapa banyak? Oke, setengah jam." Ujarnya memutus panggilan lalu memainkan ponselnya sejenak dengan sangat fokus hingga tak menyadari Kongpob yang terus menatapnya.

"Ikut? Kembali ke sekolah membawa makanan untuk anak yang lain?" Tawar Arthit setelah turun dari ranjang.

"Ikut!"
.
.
"Lihat siapa yang meninggalkan kita dengan kencannya?" Ujar Tiw setelah melihat Kongpob dan Arthit tiba dengan banyak sekali bungkusan makanan.

"Bagikan saja ini! Dan jangan sisakan untuknya!" Ujar Arthit kepada Prem setelah menunjuk Tiw.

"Auw, kau sedang merajuk?" Tanya Tiw.

He is Mine (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang