mengejutkan.

813 35 0
                                    


Perkataan itu membuat terkejut lelaki tampan yang baru saja memasuki rumahnya. Namun perempuan itu juga masih terdiam begitu saja.

"ENGGA!"

"Mamah engga perduli sama jawaban yang kamu kasih!"

"MAH?! VITO GABAKAL MAU DIJODOHIN! INGET!!" Vito langsung menaiki anak tangga menuju kamar kakaknya itu.

"Kak? Bangun!!! Vito ga sanggupka jalanin sendiiri! Kak Vito kangen!" Vito terus memeluk kakaknya itu.

"Sabar aja ya." Suara itu membuat Vito membelokan badannya kebelakang.

"Ngapain lo Zar? Lebay awas gue mau cabut kekamar!" Vito langsung meninggalkan perempuan itu.

•••

"Maafin Vito ya Intan, dia memang keras kepala anaknya, susah kalo tante bilangin. Nanti tante bujuk aja bisa kok!" Mamah Vito mengelus puncak kepala Intan, namun Intan hanya tersenyum.

"Mamah kamu gimana kabarnya?"

"Baik ko tante."

"Syukur deh kao gitu, ohiya baliknya diantar sama Vito aja ya?"

"Gapapa gausah tante gaenak sama Vito."

"Hushh! Engga ko cantik, Vito tadi cuman kaget aja, yaudah mau makan dulu atau langsunh balik aja?"

"Langsung balik aja tante."

"Yaudah kalo gitu tante mau keatas dulu ya! Panggil Vitonya."

Mamah Vito menaiki anak tangga itu menuju kamar polos milik anak tampannya itu.

"Vito? Buruan antar Intan balik." Vito hanya diam tanpa menjawab apapun, bahkan tanpa melirik mamahnya itu.

"Vito?! Buruan."

"Engga males mamah aja sana."

"Vito!!!" Vito malas mendengar perdebatan nantinya, dia menuruti kata mamahnya saja. Vito mengambil kunci motor yang tergeletak.

"Mamah kebawah duluan."

Vito menuruni anak tangganya dengan santai.

•••

Vannesa sedang duduk dikasur nyaman miliknya, dengan memainkan ponsel miliknya yang sedang menunggu chat dari pria tampan itu, siapa lagi jika bukan Vito?

"Vito ga ngechat? Lagi sama Intan kali ya?"

"Eh gue soudzon banget, lagi sibuk kali kan kelas 12 ya!"

"Ah tapi masa iya?"

Vannesa terus mencoba positif terlebih dahulu.

"Ngapain sih lo?" Suara itu mengejutkan dari depan pintu yang terbuka itu.

"Ishh lo tuh ya mas ngagetin gue aja!!!!!" teriak Vannesa.

"Lagian lo sih ngapain?? Mending jajan yok diluar sama gue??" tawar Deva sambil jalan menuju Vannesa.

"Wishhh boleh tuuhh pake duit lo kan??"

"Hemmm giliran gue traktir aja lo!!"

"Heheheh." Cengiran Vannesa membuat manis diwajahnya.

"Buruan ganti baju gih! Gue keluar dulu gue tunggu dibawah buruan ya!"

"okee hushh!!! Liat before after nya ya!!"

"Ahh lo mah sama aja." Vannesa hanya tersenyum melihatnya.

Setelah berapa menit Vannesa berganti pakaian dan hanya menggunakan pakaian biasa lalu dengan tas kecilnya berwarna hitam itu dipundaknya. Vannesa menuruni anak tangga dengan santai menggunakan sendal jepitnya itu.

"Udah??"

"Ya udahlahhh ni udah rapihhh."

"Oh iyaya cantik juga nihhh." Ledek Deva.

"Emang gue cantik wleee." Vannesa menjulurkan lidahnya sedikit.

"Cium dulu ahh." Deva memajukan bibirnya agar menempel dipipinya Vannesa, namun Vannesa malah menggampar kecil pipi abangnya itu.

"Enak aja lo! Buruan ah!!"

"Izin dulu geblek sama mamah!"

"Mah!!! Mamah!!!??" Vannesa teriak mengeluarkan suara menggelegarnya itu.

"Apaa siihh??" Tanya mamahnya yang keluar dari kamarnya.

"Vannesa mau jalan dulu sama mas Deva ya? Bentar doang kok mah." Izin Vannesa

"Iya yaudah hati hati ya kanu Deva bawa motornya."

"Iya mahh, yaudah Deva jalan dulu ta sama Vannes." Kedua anak itu mencium punggung telapak tangan Mamahnya itu.

•••

"Lo mau ga makan dulu? Gue laper ya??"

"Ogah lo jadi lebay gini sih Tan? Mentang mentang dijodohin sama gue."

"Kita harus terbiasa Vit."

"Tapi belom tentu kita jodoh! Dan gue bisa berontak!!"

"Tapi gue laper Vitt." Intan memasang muka melasnya itu.

"Lo makan aja sendiri." Tolak Vito.

"please yayaa??"

"Hmm yaudah tapi gue gamau lama ya!" Akhirnya Vito terbujuk untuk makan malam bersama Intan diCaffe dekat komplek perumahaan Vannes.

•••

"Mas kita mau makan dimana sih?? Jangan bilanh didekat depan komplek sama aja bodong!! Gue mau agak jauhan ah bosen disitu mulu dish."

"Lo bawel banget gue juga ngarti, kita kecaffe sana dulu bentar beli minuman kesukaan gue sama lo! Nanti baru kita cau ketempat lain, ngerti????" Deva menjelaskan panjang lebar.

"Ohh gitu." Vannesa hannya mengatakan beberapa kata sambil mengangguk.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan sesekali membicarakan hal yang unfaedah parahh!!

"Turun."

"Dih gue juga tau." Vannesa turun dari motornya.

"VANNESA BANG DEVA!" Panggil seseorang dari belakang. Sontak mereka berdua menengok bersamaan kebelakang.

"Ehh elo! Sini gabung sama kita, lo sama siapa?" tanya Deva sambil melihat kebelakangnya Fajri.

"Sendokir, lo berduaan aja, mau ngapain?"

"Ya mau beli Coffelah! Lo sendiri ngapain lo? Ngintilin aja jadi anak!" sinis Vannesa.

"Enak aja lo! Gue itu ga ngintilin!! Tapi gue emang jodoh makannya ketemu lo Caa." Deva terkejut akan panggilan Fajri kepada Vannesa.

"Apa?? Lo panggil gue apa??"

"Ayo ah kedalem lama disini mulu gajelas." Ajak Deva. Mereka berdua memasuki Caffe tersebut.

"Itu bukannya Vito sama Intan ya?" suara Fajri dikecilkan olehnya.

"Apa gue salah liat? Eh engga tapi bener itu Intan sama Fajri wah gawat kalo Vannesa liat."

"Kenapa lo?" tanya Vannesa dari belakang.

"oh itu gapapa."

"Eh jri itu kaya Vito, Jri liat Jri!!" Ucap Vannssa Histeris.

HAI GENGS!! MAAP GAJELAS PLUS BANYAK TYPO, VOTE AJA YA SAYANG💜💜💜💜

BERTAHAN ATAU PERGI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang