Malam itu gelap. Malam itu langit ditemani oleh bulan dan kehadiran guntur yang disertai dengan hujan dan angin kencang. Hujan turun dengan derasnya. Aku merasakan angin yang mulai bernari-nari diatas kulitku. Aku kemudian menuju ke dalam kamarku dan langsung menutup pintu balkon. Aku tersenyum melihat hujan yang turun dengan bebasnya.
Aku beranjak duduk disamping tempat tidurku. Aku mulai mengambil buku yang ku simpan di meja yang berada di samping tempat tidurku. Aku meraihnya sambil mengambil sebuah pulpen hitam yang terletak di sampingnya. Buku yang ku ambil tersebut merupakan buku harianku yang biasanya ku isi dengan puisi-puisi kecil. Buku tersebut aku beri judul dengan sebuah spidol kaligrafi,
𝓚𝓪𝓵𝓲𝓷𝓪'𝓼 𝓓𝓪𝓲𝓵𝔂 𝓛𝓸𝓰 2019
Aku kemudian dengan asal membuka salah satu halaman. Halaman buku tersebut ku hentikan pada satu halaman yang kupilih asal. Aku kemudian membacanya sejenak.
𝙹𝚊𝚔𝚊𝚛𝚝𝚊, 𝟷𝟹 𝙼𝚊𝚢 𝟸𝟶𝟷𝟿.
Sebuah kisah tentang kita.
Kita.
Kita tidak pernah terikat tali pertemanan, sebatas kenal nama.
Kita.
Kita juga yang dipilih jadi pemeran utama.
Kita.
Berujung dengan sebuah hubungan.But, is our relationship also scripted?
Aku tersenyum membaca tulisan tersebut. Aku tersenyum saat menyadari kisah-kisahku yang kutuliskan di buku ini. Tentang awal mulanya aku dianjurkan untuk menulis di buku pemberian seseorang yang berarti buatku.
"Why are you smiling?" tanya sosok yang berada di sampingku. Aku hanya tersenyum padanya sambil menunjukkan buku tersebut padanya.
"Buku harian SMA-ku dulu... Inget?" tanyaku.
Ia hanya terkekeh pelan, "I love how you told me stories about it, can u tell me about it?" tanyanya sambil tersenyum dan menunjukkan wajah antusiasnya.
Aku tersenyum padanya "Boleh lah," kataku sambil menaruh buku tersebut kembali di tempatnya.
Kisah ini adalah tentang aku yang kehilangan separuh dari jiwaku. Kisah ku yang memiliki masalah kepercayaan kepada orang-orang yang berada di sekitarku. Ini adalah kisah aku sosok yang tidak pernah menyentuh dunia teater. Tentang aku yang mengalami proses pembelajaran untuk memulai mempercayai orang disekitarku lagi.
Kisahku dengan sosok Alvarendra Dirgantara yang menjadi sosok penting dalam jalannya kisah ini. Dimana sosok yang ku panggil Alva menjadi penyelamatku. Sosok Alva yang sabar setiap kali aku bertanya padanya,
"Kenapa kita?"
Alvarendra hanya tersenyum simpul sambil memegang kedua bahuku, "Karena aku percaya kita dipertemukan bukan secara tiba-tiba."
Ini adalah kisahku. Seorang dengan nama Kalina Edith, tentang kisah SMA ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
scripted.
Teen Fiction[ scripted. ] The start of it all was based on a script. but is our love also scripted? - kalina Start : 25 May 2020