[ scripted. | 5 ]
Alvarendra P.O.V. —
Suara deringan terdengar dari ujung ruangan. Ponsel ku bergetar tanda bunyi masuknya notifikasi. Aku langsung mengambil ponselku untuk melihat notifikasinya. Saat aku melihat notifikasi itu aku heran. Siapa yang memiliki nomor ponselku?
Dan tentunya aku bertanya-tanya tentang siapa dibalik nomor tidak dikenal tersebut. Tak lama kemudian aku mendapatkan balasan. Aku hanya tersenyum membaca balasan itu . Entah kenapa aku malah tersenyum melihat nama itu.
Kalina Edith.
Siapa yang tidak kenal dengan manusia es seperti Kalina. Tapi tanpa disadari manusia es itu adalah manusia yang paling hangat yang pernah kutemui.
She may come off as rude, but trust me she's not.
Tanpa disadari Kalina adalah sosok yang paling peduli. Dia juga sangat sayang kepada keluarga terutama Kanina.
Lina dan Nina.
Kedua nama itu. Semua orang akan berkata "ahh twin goals", "sister goals" dan semacamnya.
Mereka adalah dua kembar yang sangatlah bertolak belakang antara satu dan lain. Lina yang sangat acuh dan dingin sedangkan Nina yang terkenal ramah dan extrovert.
Tapi yang mereka tidak tahu mereka memiliki hati yang hangat. Mereka sangat ramah walaupun Lina terlihat acuh dia lah yang pertama kali memerhatikan orang. Saat orang sedang menangis ia yang akan menyadarinya pertama kalinya, gestur mata yang dia buat ke Nina untuk menyuruh Nina menyemangatinya.
Sejujurnya, alasan 'pacaran untuk mendalami peran' bukanlah cara mainku. Aku bahkan tidak pernah mendalami peran berdua dengan lawan mainku. Konyol? aku tau. Lantas kalian pasti bertanya-tanya alasan aku melakukan ini semua?
Alasan itu aku pakai karena aku ingin lebih mengenal sosok Kalina yang dulu pernah membuat ku nangis ketika aku kehilangan sosok bunda. Sosok Kalina yang pernah menenangkanku disaat aku kehilangan orang yang berarti untukku. Mungkin Kalina bahkan sudah melupakan hari itu, tapi aku tidak pernah melupakan kejadian itu.
Aku membuka membuka handphone ku dan membuka aplikasi imessage, dan langsung membuka roomchat paling atas.
ini adalah salah satu ide tergilaku. mungkin juga ide terbaikku. Senyumku merekah dan mengetik balasan singkat, 'Okay' . Aku kemudian mengirim pesan itu. Aku kemudian merebahkan badanku di atas kasur tepat disebelah Atlas yang sedang duduk diatas kasur sambil memainkan PS milikku.
Atlas pun langsung memberhentikkan mainannya. "Dude, muka lo kenapa senyam senyum kayak gitu" kata Atlas membuat aku sadar bahwa aku daritadi tersenyum.
"Nothing" jawab ku singkat.
"Bohong! pasti lagi suka orang kan?" Goda Atlas sambil menatapku dengan senyum andalannya. Dengan cepat aku meraih bantal yang berada di sampingku dan melemparkannya tepat ke wajahnya.
"Berisik!" Teriakku padanya yang langsung disambut oleh tawaannya. Ia malah mengambil bantal tersebut dan menaruhnya tepat diatas pangkuannya.
"How's Adel?" Tanya ku yang langsung mendudukan badan ku sambil mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Lo ngalihin fix suka orang, who's the special girl?" Atlas langsung menembakkan pertanyaannya kepadaku. Jujur aku tidak kaget dengan pertanyaannya.
"Gue gak suka dia, she's just interesting." Jawab ku jujur.
"Dia siapa?" Tanyanya lagi sambil menaikkan alisnya.
"Kalina" jawabku singkat.
"You must be kidding me? Manusia es itu, oke gue angkat tangan. Lo jarang suka orang tapi giliran 'interested' selera lo kenapa gini?" Atlas pun meletakan remote control dan menghadap kearahku.
"She's not that bad" jawabku sambil mencoba mengambil posisi duduk tepat di depan Atlas.
"Yaudah terserah lo lah Al" kata Atlas pelan sambil menghembuskan nafas kasar.
"Lo sendiri?" Tanyaku pelan, aku melihat Atlas menghembuskan nafasnya kasar yang kedua kalinya dan ia pun mengusap wajahnya kasar.
"Adel? gue gatau lah, agak aneh" katanya dengan nada kecewa.
"Yaiyalah aneh, kalian berdua kan aneh apalagi lo At" kataku jujur.
"Engga ya" bantah Atlas.
"Maaf nih, ketemunya aja di mimpi" kataku menggoda.
"Sialan." Ucap Atlas dengan nada bercanda.
"Kalo gue sih untung di dunia nyata gak di mimpi kayak lo!" kataku dengan nada mengejek. Atlas pun langsung mengambil bantal yang berada di pangkuannya dan langsung melemparnya tepat di mukaku.
"Ya gitu-gitu emang lo yakin Kalina mau sama lo? Hah?" Ucap Atlas yang kemudian ku tidak jawab karena aku bergeming.
But who cares, lagian tujuanku bukan buat pacaran tapi karena aku penasaran dengan sikapnya yang unik itu. Yang kadang diam dan kadang sedingin es tapi terkadang juga hangat seperti mentari di pagi hari.
"Mampus diem" lanjut Atlas dengan nada meremehkan andalannya. "EH, Kebawah yuk gue laper ni dir"
"Tumben lu panggil gue dir" tanya ku heran.
"Iya Dir, Gadir alias gatau diri" katanya sambil berlarian menuju pintu kamarku untuk menuju ke lantai bawah. Atlas pun akhirnya berlari menuju lantai bawah.
Kadang aku bingung kenapa aku berteman dengan seorang Atlas Aerglo. Tapi ya lagi dan lagi Atlas adalah sahabatku. Atlas adalah temanku semenjak Atlas pindah dari Belanda ke Jakarta. Semenjak dia pindah dan menempati rumah yang berada tepat di sebelahku kami menjadi sahabat yang baik.
Kami sedari kecil tidak dapat dipisahkan karena dimana ada Atlas disitu ada Alva. Dan semenjak kejadian menyedihkan itu yang membuat Atlas tak berdaya di rumah sakit aku tidak bisa berada jauh-jauh darinya. Apabila ini sebuah kisah tentang shadow hunters maka Atlas akan menjadi sosok Parabataiku. Dan jangan tanya kepadaku tentang kejadian yang menimpa Atlas karena itu cerita dia dan bukan cerita untuk ku bagikan.
Tak lama kemudian suara larian mulai terdengar dan pintu kamarku dibuka secara brutal.
"KOK LO GAK TURUN?" Tanya Atlas sambil mengambil nafasnya.
Aku hanya menghela nafas dan menghampirinya sambil bergumam. "Ngatain gue gadir padahal sendirinya main turun duluan dasar lo" gumamku sambil melewati nya dan menuju kebawah.
Atlas hanya menjawab dengan kekehan pelan. "HEHEHE love you bro" Sahutnya yang kemudian ku jawab dengan " ew." .
Dan itulah alasan kenapa sampai sekarang aku suka bingung mengapa bisa-bisanya aku bersahabat dengan seorang Atlas.
KAMU SEDANG MEMBACA
scripted.
Teen Fiction[ scripted. ] The start of it all was based on a script. but is our love also scripted? - kalina Start : 25 May 2020