[ scripted. | 4 ]
Teman?
Aku rasa aku tidak punya orang yang bisa ku sebut dengan kata teman. Sedih? Tidak aku merasa lebih bebas anehnya. Aku tidak harus terikat di dalam pertemanan palsu, atau pun berada di dalam perkumpulan orang yang tersenyum dan tertawa bersama tetapi saling menusuk ketika mereka tidak bersama.Aku hanya memiliki 2 sahabat. Maaf ralat, kami hanya memiliki 2 sahabat. Kalina dan Kanina hanya memiliki 2 sahabat yang berarti lebih dari apapun yang ada di dunia ini.
Layla Estelle, dan Rachel Athena.
Keduanya adalah sosok yang selalu berada di sampingku di kala aku bahagia bahkan di kala aku sedih. Pertemanan kami bisa dibilang unik karena tingkah laku kami yang bertolak belakang. Sosok Layla yang pengertian dan bijaksana dan sosok Rachel yang selalu bercanda tapi dia juga merangkap menjadi sosok yang peduli.
Kisah awal pertemanan kami bisa dibilang panjang. Secara singkat, ibu kami adalah sahabat baik dan kami bertumbuh bersama-sama. Mereka adalah keluarga keduaku. Rasa sayangku kepada mereka sama seperti rasa sayangku kepada abang dan Nina.
Tiba-tiba suara ketukan agresif yang bersal dari pintu kamarku membuyarkan lamunanku. Terdengar suara-suara bising dari luar sebelum akhirnya terdengarlah suara,
"LINAAA LINAAAAA MAIN YUKKKK" Teriakkan heboh terdengar dari luar yang kemudian dilanjutkan oleh "LINAAAAAAAAA BUKA DONGGGGG". Aku yang awalnya heran langsung tersenyum. Suara yang familiar bagi telingaku bahkan aku langsung tahu pemilik kedua suara tersebut. Suara keduanya khas dan unik. Ya itu mereka, Layla dan Chel.
"Panjang umur," gumamku pelan sambil terkekeh pelan. Aku langsung menghampiri pintu kamarku dan membukanya tak lupa memasang muka jutek andalanku.
"Emang ya, sok-sokan ngetuk pintu biasanya juga nyelonong masuk" ucapku sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepalaku. Mereka hanya tersenyum polos.
"Hehe ampun bu bos!" Ucap Chel sambil menampilkan wajah tanpa dosanya. Keduanya pun memasuki kamarku.
"Jadi, lo sekarang tidur disini Lin?" Tanya Chel sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling kamarku. Kamarku yang sekarang hanya terdiri atas tempat tidur, lemari dan meja belajar.
"Iya, tapi belum selesai. Masih mau mindahin barang-barang dari kamar sebelah" jelasku yang kemudian dijawab dengan anggukan kepala.
Keduanya pun langsung berjalan ke tempat tidurku dan langsung merebahkan badannya diatas tempat tidurku. Ini memang salah satu kebiasaan kami dimana kami selalu berbincang sambil menatap langit-langit kamar.
"Gimana gimana?" Tanya Layla dengan wajah penasarannya.
"Gimana apanya?" Tanyaku sambil berjalan kearah tempat tidur dan pelan-pelan merebahkan diri ditengah-tengah chel dan layla yang sedang menatap langit-langit kamarku.
"Sekolah, aku denger-denger dari tante emangnya lo beneran kemaren masuk sekolah?" Tanya Layla.
"Oh itu iya-" kataku sebelum akhirnya omonganku dipotong oleh Chel.
"Jadi di drop out ga?" tanya Chel tanpa dosa.
"CheL! Yaampun amit-amit" teriak Layla yang langsung mendudukan badannya dan langsung memukul pelan Chel. Layla pun langsung merebahkan badannya kembali.
"Engga kok gue ga di drop out kok tenang La" ucapku santai sambil terkekeh pelan.
"YAHHHHH KOK GA DI DO?" Teriak Chel tidak semangat.
"chel sumpah kapan-kapan gue ga bakal ngajak lo lagi" ucap Layla serius sambil menatap Rachel serius.
"Nah kan salah lagi! Kan maksud gue kalo Lina di do dia bisa homeschooling bareng gue" Jelas Rachel sambil menoleh kearah Layla.
![](https://img.wattpad.com/cover/178276416-288-k226936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
scripted.
Подростковая литература[ scripted. ] The start of it all was based on a script. but is our love also scripted? - kalina Start : 25 May 2020