Bagian 3 Berjuang

26 8 2
                                    

Bagian 3 Berjuang

Krek krek krek..... bisakah kau tebak bunyi apa itu?
Ngga usah kepo atau gimana ya....bunyi itu adalah suara sapu yang setiap sorenya membersihkan luas rumah berkisar 4 are.
Betul... setelah pulang sekolah jam 16.30 kesanalah kaki ini melangkah mencari selembar benda berharga yang menurut orang adalah segalanya. Sekolah sambil bekerja cukup menyibukkan tapi menyenangkan. Tanpa mengeluh tentunya.
Motor bututku selalu menemani kemanapun kuingin , termasuk kesekolah. Yahh... di era yang serba modern ini tidak ada yang membawa motor seperti ku. Hanya akulah satu satunya orang yang membawanya. Unik bukan? Mana ada sepertiku....hiburku setiap kali melihat jejeran roda dua diantara scoopy, bit, Nmax, klx, vario dll.
Sebagai manusia yang normal bukan tanpa alasan, malu kadang merenggut ke PD an diriku. Dengan kaki yang ragu maju tapi hatiku tetap kuat pendirian bahwa sekolah bukanlah ajang gaya gayaan menunjukkan kekayaan orang tua.
Terutama teman sekelasku yang selalu mengejek secara menyindir siihhh tapi aku tau itu.... "kamu bawa motor apa ke sekolah dik?" , tanya salah seorang temanku. "Mmmm bawa motor SUPRA", jawabnya. Mana mungkin aku tak rungu, karena memang ia tak memiliki motor seperti itu.
Jelas sekali tujuannya bukan lain adalah menyindirku semata. Tapi aku mencoba membentengi hati ini dengan 11 benteng keteguhan. Demi masa depan.
"Jam pelajaran hari ini telah selesai, Dimulai besok pagi dengan semangat belajar baru".
Itu sekiranya bunyi bel listrik diakhir pelajaran. Dengan segera buku dan bolpoin kupindah menuju tas ransel, bergegas menuju parkiran yang selalu ramai di jam ini.
Aku tak pernah santai karena mengingat harus membantu alias bekerja. Tapi, hari ini mungkin ujian yang kesekian. Teman sekelasku juga, saat ku lewat dengan jaket dan helm lengkap dehhh pokoknya...ehhh malah melayangkan tangan besarnya ke atas helmku dan memukul benda keras yang menutup kepalaku.
Malangnya tetap terasa di kepalaku. Sialan, dalam hatiku tak tahan ku langsung tancap gas full. Tidak lupa dengan kecerdikan tentu hati-hati adalah nomor satu.
Sampai di pangkuan ternyaman, tanpa Ba n bi yang keluar dari dalam mulut dengan sergap membuka tempat berkumpulnya butiran butiran beras yang telah melunak menjadi nasi.
Niatku ingin makan , tapi apa daya ibuku tak masak apa-apa. Sungguh kejamnya dunia, walaupun seribu kali menyalahkannya tapi tak ada jawaban karena inilah karma. Mungkin aku banyak dosa waktu hidup dahulu kala, hingga reinkarnasi menjadi sesusah ini.
Terpaksa harus pergi lagi dengan perut kosong. Padahal kesekolah tak luput membawa kotak nasi yang dalamnya masakan istimewa ibu tercinta. Tak heran di kelas hanya aku yang membawa barang seperti itu. Mirip kayak anak TK ya , tapi demi ngirit sihhh sebenarnya.
Mungkin kalau dilihat lihat sihhh.... wajahku selalu menampakkan keriangan secercah pun tak ada wajah kesedihan. Jelas saja karena ku timbun dalam dalam rasa gengsi takut dan segala macamnya.
Hanya sahabatku yang tau kehidupanku sebenarnya. Hingga dia kagum karena aku tak pernah cemberut atau sedih apalagi menangis di sekolah. Beda dengan dirinya asalkan ada masalah pasti dilampyaskan keluar. Entah marahnya dengan siapa dilampyaskan dengan siapa. Kalau saja dia bukan sahabatku, sudah kuhempas.
"Tut ..tut....tut" bunyi hp bututku dari dalam saku depan. Segera ku geser kode warna hijau menyala... "halo, dengan Ibu Sucia, selamat anda mendapatkan uang sebesar 10 jt rupiah" Dengan semangat orang di handphone. Aku hampir percaya karena tidak punya uang, sungguh moment yang pas sekali bukan? Dan namanya adalah nama ibuku. Begitu perdebatan batinku sejenak . Hingga disadarkan oleh teriak dari benda yang ku genggam. "Halo! Masih ada orang disana?" Nada suara ngegas. Ahhh Ia...ini darimana hadiahnya ya?, "ini dari perusahaan swasta anda mendapat hadiah, nanti saya kirim ke rekening anda". Entah angin darimana aku langsung ingat tentang penipuan. Karena keluarga tak punya no. rek dan tidak punya hubungan dengan perusahaan manapun.
Bisu seribu bahasa,aku tak menjawab apa lalu hp mati begitu saja. Pantaslah daya baterainya sudah habis. Lupakan saja! Bentakku.
Ketika sang mentari mulai menampakkan sinarnya, tiba-tiba ..... Doarr... suara hantaman pintu yang terpental ke dinding.
Wajah penuh amarah menyusul dibaliknya. "Bangu....nnn dari tadi dibangunin ngga bangun bangun, mau ibu siram ya?."
Tug.. jantungku terkesyab dan alam bawah sadarku membangunkan tubuh ini hingga langsung berlari tanpa duduk sebelumnya.
Pantas saja aku kesiangan bangun, kemarin buat tugas nulis aja sampai 8 lembar bagaimana ngga capek coba! Ditambah tadinya abis nyapu halaman segitu gedenya kayak taman kota.
Tidurku cuma 4 jam , setengah kurang dari normal.
Aku lupa hari ini adalah hari purnama, biasanya sekolah akan mulai lebih pagi. Jam beker sudah menunjuk jam 06.25.
Aduh dengan keteledoranku ini aku pasti terlambat. Dan kalau terlambat bagaimana ini? Jangan sampai....

PENASARAN?
TUNGGU KELANJUTANNYA
AKANKAH SOSOK SAYA TERLAMBAT?
DI PART SELANJUTNYA PEMERAN "AKU" AKAN BERTEMU CINTANYA.....SO IKUTIN TERUS YUK....

My Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang