Bagian 5 Malaikat

25 9 2
                                    

Ternyata aku ada didalam gudang bekas gandum. Terbukti dari karung karung bekas dengan butiran yang bercecer, sepertinya sudah lama sekali gudang ini tak berpenghuni.

Ahahahah....5 orang datang menghampiriku. Badannya besar besar layaknya gorila.
"Oooo.. rupanya mangsa kita sudah bangun?"...

"Jangan dekati aku...". Tapi rupanya semakin bilang jangan semakin ia mendekat. Bahkan jaraknya kini sudah setengah meter. Dia meraba pipiku hingga hampir mau kesana.

"TOLONG!! 5x " .... dengan sisa tenaga aku terus berteriak.
5 orang itu kembali terus mendekat.
Dipikiranku hanya ada "Dewa tolong aku... sambil merintih kesakitan, karena ikatan yang kucoba untuk lepaskan tiada bisa". Hidupku sekarang akan hancur, sekilas pikiranku.

Orang bejat itu mulai melakukan sesuatu. Salah satu dari mereka mengambil suntikan dengan cairan yang entah apa.
Salah satu dari mereka memandang dan meraba kaki serta pergelangan tanganku. "Apa yang akan kau lakukan? Hah?..

"Tenang manis... aku akan menyelamatkanmu dari siksa dunia. Bersenang-senanglah dengan kami...hmm...". Sambil mengangkat daguku.
Kemudian 2 orang mendekati dan membawaku ke meja besar.
Duarrr...seseorang mendobrak pintu. Semua terkejut...

"Tu de".... berteriak sambil menangis...
"Cepat kau pergi sekarang juga atau akan ku habisi kau sekalian tempat ini. ou.. jangan lupa kau akan membusuk di penjara. Kau tau aku siapa kan?", kata kata itu keluar dari mulut Tu de , anak sang pemilik cafe di tempat ku bekerja. Dia juga pengusaha muda yang sukses.

Seketika 5 orang bejat tersebut lari tunggang langgang menghilang di balik pintu.

Dengan cepat "Tu de" menghampiriku, dia menyentuh pipiku dan menjalar ke bahu.
"Kau mau apa?". Tanyaku dengan perasaan gundah, takut dia akan sama seperti orang orang tadi.
"Aahahah...lupanya kau sedikit trauma Ran. Aku tadi bercanda, aku ngga seperti laki laki itu kok."
Maafkan aku karena meninggalkanmu waktu itu. Pinta maaf Tu de kepadaku
"Iya tak apa.. ini salahku sendiri yang tak hati- hati".
Setelah terlepas semua ikatan tali di tubuhku. Aku turun dari meja, dengan dipegangi oleh Tu de.

Tapi anehnya mataku buram dan pandanganku langsung menghitam.
Baru berjalan selangkah , tubuhku ambruk. Aku rasakan itu.

Dengan berat kubuka kelopak mata.. tubuhku nyaman sekali. Dan dibaluti selimut tebal serba putih. Panorama kamarnya pun sangat modern. Dengan polesan chat putih tulang. Tapi, anehnya aku memakai dress yang putih juga.

Siapa yang memakaikannya kepadaku. Ditengah kemelongoan tiba tiba seseorang berkata. Seakan-akan dia tau apa pertanyaan yang ada di pikiranku.

"Kau ada di kamarku, tenang saja... memang aku yang memakaikan dress itu. Tapi tenang aja...aku ngga ngapa- ngapain kamu kok, aku udah pro buat nahan n**** . So, kamu jangan cemas. Dulu aku pernah ikut pelatihan kaya gitu kok.

"Tapi aku malu sama kamu... " . Sambil mengumpat wajahku
"Ngga apa... aku udah byasa"
"Apa biasa? " . Entah knapa tiba tiba aku memekik seperti itu..seperti ada rasa sakit.
"Ehemm... kamu cemburu ya?"
"Ngga tuh". Berusaha mengalihkan perhatian , aku langsung meminta pulang.

"Aku mau pulang aja ya? Makasi banyak udah nolongin aku. Aku tidak tau lagi.. kalau bukan kamu yang nolongin aku , entah bagaimana nasibku."
"Mmm biar aku antar aja ya? Takut nanti kamu kenapa-kenapa. Kamu kan baru sebulan ini tau kota." Dengan nada mengejek
"Hhhh ngejek nih?...aku pulang sendiri aja dehh kalau gitu..."
"Jangan... aku ngga mau kehilangan kamu Ran. Percaya dehh..."
"Ya udah deh. Tapi aku ngga ngeberatin kamu kan Tu?". (Merasa malu)

"Tidak sama sekali Ran, aku akan menjagamu selalu." (Sambil menepuk ubun-ubunku)"
"Terimakasih Tu de . Kamu baik sekali"(dengan penuh kegugupan).

#Di dalam mobil....
"Emmm... yang tadi itu kamu ngga salah paham kan?"
"Maksudnya?"(aku tidak mengerti)
"Itu lohhh yang aku bilang "aku udah byasa kok"
"Ngga kok, lagian aku bukan siapanya kamu. Santai aja"

"Sebenarnya sihh, maksud aku udah byasa karena aku itu pernah ikut pelatihan kedokteran waktu kuliah. Jadi, ngeliat yang kayak gitu udah byasa. Tapi, pas makein kamu dress perjuangan aku berat banget lohh nahannya... tapi aku ngga kaya laki laki lain kok...yang mudah menghancurkan kehormatan wanita. Aku tau laki laki itu harus menjaga wanita yang ia sayangi bukan merusak. Jadi, aku tidak akan melakukannya."

"Kamu memang lelaki sejati Tu, aku pikir kamu udah biasa gituin perempuan"
"Ngga lahh... aku ngga gitu, kamu tenang aja. Walau ganteng gini aku ngga murah kali..."
"Ya udah lupain aja yang tadi...anggap aja kamu ngga pernah ngeliat bagian dalam tubuhku. Ngomong-ngomomg kamu waktu itu memakai ala koki truss kamu bilang kamu pernah ikut pelatihan kedokteran!. Sebenarnya kamu dokter atau koki sih? Atau kamu bohong?"

"Kamu pengen tau aja atau banget?"(sambil tertawa kecil)
"Ahhh kamu mahh... ditanyain juga?"
"Emmm... aku sih sebenarnya dokter dan nerusin perusahaan papa aku. Tapi, aku juga suka masak.. Jadi aku waktu itu ikut lomba. Bukannya aku udah bilang ya sama kamu?"
"Udah sihh, tapi aku kira kamu koki"
"Itu kan perkiraan kamu doang"
Berbincang-bincang penuh canda, dihiasi keseriusan jua. Tak sadar kalau sudah sampai ditujuan.

"Kita sampaiii... Ran"....(sambil membukakan pintu mobil Lamborgini).
"Kamu ngga usah bukain pintu kaya gitu...aku pantesnya jadi pembatu tau...liat aja mukakku ini pantas dehh"
"Ssst...kamu ngga boleh ngomong gitu, aku suka kok... kamu tampil apa adanya."
"Ya udah aku masuk ... kan besok mau kerja."
"Mmm...kamu jangan tersinggung ya? Kalau kamu mau , kamu jangan tinggal disini lagi ya? "
"Kenapa? Karena tempat ini jelek ? Ngga apa kok aku udah biasa ...rumah aku bahkan lebih jelek dati ini kok..."
"Bukan gitu.... tapi daerah disini adalah daerah dengan kriminalitas tertinggi di daerah Denpasar Ran."wa

"Tapi disini adalah kos-kosan yang paling murah Tu"
"Kamu mau kejadian yang pernah kamu alami , kembali lagi. Jujur ya..aku ngga mau kamu ngalamin sesuatu yang jelek lagii. Bahkan mengancam nyawamu. Kamu tinggal di rumah aku aja kalau gitu."

"Ngga usah,nanti malah memunculkan aib, kita kan belum apa apa"
"Ya udah kita buat biar jadi apa apa"(cengengesan)
"Heyy... mulai dehh...aku ngga mau."
"Aku bercanda kok. Ya udah kalau ngga mau,kamu hati hati ya..kalau ada sesuatu telpon aku aja"
"Iya.. sekali lagi makasi..untuk semua yang telah kamu lakukan.. semoga dewa membalasnya
"Sama sama Rani, my sweety."
"See you tommorow"
Walau cuma tamat sampai SMA, namun untuk bahasa inggris bisa lahh secukupnya.... 😂

My Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang