Bagian 13 Go Kota!!!

13 9 0
                                    

Hai hai guys!
Up lagi nihh

Welcome back to my story!😘
Selamat membaca!

Setelah bergantian memasuki kamar mandi. Tanpa basa basi aku langsung menuju keluar kamar mandi. Hanya dengan handuk.

Yaps.

Tapi, aku tahu karena Komang ada di dalam kamar yang satunya.
So, aku lari kencang ke kamar. Supaya tidak dilihatnya.

"Nyoman, udah selesai belum ganti bajunya?" Sambil nyengir

"Mmhh, belum. Tunggu disana aja, ngga usah koar koar kaya gitu napa!" Aku kesel dengan komang yang tak sabaran.

"Iya deh iya, jangan marah dong sayang."

Komang memang jarang memanggil dengan kata sayang.
Karena menurutnya lebay.
Konon katanya sihh.
Tapi kalau aku lagi marah dia panggil itu sihh. Tau deh apa yang dipikirkannya. Aku ngga perlu banget sih pengen dipanggil kaya gitu yang penting kan sayangnya tulus pakek ikhlas.

setelah selesai memakai pakaian serba panjang. Aku keluar menemuj Komang.

"Dahh selesai..."

"Hwaaa, kamu cantik sekali Ran." Puji Komang dengan nada wow

"Widih.., gaya L. Brarti aku baru sekarang cantiknya. Teruss kemarin kemarin ngga gitu?" Nadaku serius tapi sebenarnya ngga serius. Cuma bercanda

"Ehhh... ngga lahh kamu dari dulu sampai tua tetep cantik kok."

"Kok?, brarti terpaksa dong nih?"

"Ngga ngga..."

"Ahahah, anda kena prank broo!" Biasa april mop katanya.

"Eleh...nģga ada kerjaan ya sampai pagi-pagi gini udah ngerjain orang."
Kini giliran Komang yang marah

"Maaf'maaf aku kan canda canda doang"

"Selamat anda kena prank mba sist"
Ahahahaah

"Hah? Cepat banget balas dendamnya. Karma is real" decihku sambil menganga

"Canda canda doang"

"Komang........." aku berteriak sambil menatap dalam ke arahnya

"Yaudah, kita impas nih. Jadi gimana kita berangkat sekarang?"

"Boleh. Tapi kita ke kebun dulu pamit sama adik sama ibu."

"Pasti. Go!"

Sejak kapan Komang dan Rani jadi gaul dan kalemnya pudar. Maybe, karena ada sesuatu yang perlahan melekat.

Apa ya?!?!

CINTA
Mungkin saja cinta.

Melewati aungai kecil panjang. Sampai pada kebun rambutan yang hijau dihiasi gelantungan merah.
Terdapat dua sosok yang menampakkan diri ketika tahu ada orang datang.

"Ibu..." aku menggelegar

"Haii, kok udah rapi? Mau berangkat sekarang ya?"

"Ibu, suruh kita duduk gitu?" Kataku meledek

"Aaa, iya duduk dulu anakku" kata ibu sambil tertawa

"Aku ngga?" Komang memprotes

"Kan, tadi Ibu bilang anakku jadi termasuk kamu lahh."

"Ouuhh, ok deh"

Selama 30 menit berbincang sekaligus pamitan meminta doa karena akan ke kota. Kami melanjutkan perjalanan dengan motor.

"Daaa..." kata yang terngiang samar terdengar. Itu adikku

Daahhh

Sampai di Kintamani, daerah dingin.

Seperti yang aku tahu Komang bisa membaca rasa, pikiran. Tahu aku kedinginan ia langsung mengeratkan tanganku kepunggungnya menuju perut kedepan. Hingga tadi semula aku duduk biasa saja kini menjadi berpelukan.

Dia pria yang hangat....

"Kamu mau kita berhenti dulu ngga?"

"Ngga usah dehh, ini aja udah bikin aku hangat mang"

"Gimbal. Ehhh, maksudnya GOMBAL"
Sengaja sekali ia menekankan kata gimbal dan gombal

"Aku tersungging nihh. Ehh maksudnya terainggung getohh"

STOP....

Sekian dulu guys...
Sorry pendek😘😁

My Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang