PART 7

754 73 6
                                    

"KENAPA KAU TIDAK BERGUNA HAH?! "

Braakkk...

"Maaf Tu.. Tuan muda, saya tidak tahu tentang itu. " pria bermata biru muda itu ketakutan dengan Tuannya yang begitu menakutkan. Dia bergetar hebat saat menatap mata sang Tuannya.

"BUKANKAH SUDAH KUBILANG. JANGAN PERNAH BUAT MEREKA BERTEMU! DASAR PRIA TAK BERGUNA! " teriakkan menggema lagi kesudut ruangan, memecahkan keheningan yang dibuat oleh malam sunyi. Malam dimana cahaya rembulan tidak bisa lagi menembus ruangan ini. Senyap, sunyi, gelap, penuh dengan pertentangan yang saat ini terjadi di ruangan ini menjadi sebuah saksi kemarahan sang manusia.

"JANGAN HARAP KAU SELAMAT! " seorang yang melantangkan teriakkan tadi kini mengeluarkan pistol hitam yang sangat mengkilat dari saku jasnya. Seakan siap menembak pria gemetar yang berada di depannya.

"Ku... Kumohon.. Maafkan saya Tuan... Saya berjanji akan menurut pada anda Tuan, maafkan saya. " sang pria kini bersimpuh di hadapan pria itu dengan tangan mengapit meminta pengampunan dengan peluh yang semakin deras berjatuhan.

"Ya tuhan, ada sang pengemis di sini rupanya? " ujar pria itu dengan nada lembut namun menusuk ke hati sang pria bermata biru itu.

"Maafkan saya Tuan, saya tidak ingin meninggalkan kekasih saya Tuan. Biarkan saya bersamanya Tuan, karena saya sudah berjanji untuk menbahagiakannya Tuan. "

"Mengemis untuk cinta? Ditolak! Kau kira kau sudah membuatku bahagia dengan kabar buruk itu? Dasar pria bodoh. Bangunlah! Kau sudah buta cinta, dan aku benci kata cinta! " Tegas pria itu.

"Maafkan saya Tuan.. " lemas sudah sang pria bermata biru itu. Matanya mengisyaratkan permintaan maafnya.

"Permintaan maaf ditolak! " ujar pria itu seraya mengisi pistol itu dengan peluru panasnya.

Cekrek...

"TUNGGU! " teriak seorang gadis memecahkan keheningan yang mencekam itu.

"KAU! " ujar sang pria itu dengan tersendat.

"Aku hanya menemuinya, itu juga atas permintaanku. Kau? Apa yang kau lakukan lagi HAH?! Tidak puaskah kau menghancurkan hidup orang lain?! " nada bergetar tersemat dikalimatnya menandakan ia tak kuat lagi menjadi boneka dalam Drama yang dipegang oleh pria yang ada di hadapannya.

"Ssstt... Jangan berteriak cantik. Kau akan mendapatkannya nanti. Oke? " sang pria kini mendekat ke arah gadis itu.

"Kau tahu kan konsekuennya jika kau menggangguku hmm? Maka dari itu, pergilah ke kamarmu sayang dan tunggu aku di sana. " seringai tercetak jelas di wajah sang pria walaupun samar hampir menutupi wajah begisnya.

"TIDAK! LEPASKAN PRIA ITU! "

"Tidak akan sayang, kubilang pergi ke kamarmu sekarang juga dan aku tidak ingin mengulang kalimatku lagi! PERGI SEKARANG JUGA! " teriak pria itu sambil menunjukkan arah agar sang gadis pergi ke kamar tidurnya.

"AKU TIDAK MAU! " titah sang gadis yang tidak ingin kalah telak. Ia harus menghentikan kegilaan sang pria bengis ini.

"KUBILANG PERGI! "

Cekrek...

Dooorrr....

"AAAAAAAAHH.. "

⭐▪▪▪⭐▪▪▪⭐▪▪▪⭐

"Sudah berapa kali ku katakan, jangan pernah muncul lagi di hadapanku. " ujar Kim Bum dengan kaki yang menyilang di pangkuannya. Dia menghisap rokok yang berada diapitan jari.

The Wicked WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang