UPDATE!!
Ayo semua langsung aja merapat!! Hihi
Maaf ya baru update, kemarin malem ketiduran jadi ga sempet buat update.
Oke cuss langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😘😘
Vote comment share
Follow dan recommend
Regards,
DyahUtamixx
"Biar aku bantu Eve," gumam Stephanie seraya ikut menunduk dan mulai memungut semua buah yang berserakan di lantai. Ia sibuk menata buah di atas kursi hingga tidak menyadari kalau Evelyn berhenti memungut dan terduduk di lantai. Stephanie menegakkan tubuhnya ketika telinganya menangkap suara isakan tangis, dan ketika Ia berbalik, hatinya langsung merasakan rasa sakit melihat Evelyn, wanita ceria dan selalu tersenyum, sekarang menangis tersedu di lantai koridor rumah sakit.
Stephanie memperhatikan lebih seksama dan menyadari mata Evelyn yang bengkak. Pasti wanita itu terus menerus menangis, tebak Stephanie sedih. Ucapan ibundanya sudah sangat keterlaluan dan jika Chris---yang dulu, mengetahui itu, pasti kakaknya sudah mengamuk dan memaksa ibu mereka untuk bersujud di depan Evelyn. Stephanie meletakkan semua buah kembali ke dalam keranjang dan membawanya dengan satu tangan. Ia berjongkok di depan Evelyn yang sedang terisak dan berkata, "Ayo kita ke tempat yang lebih nyaman. Aku tidak mau kau pingsan disini," gumam Stephanie berusaha mencairkan suasana.
Evelyn terkekeh pelan. Ia bergerak menghapus air mata yang masih mengalir keluar. Mereka berjalan ke arah ruang tunggu dan mendudukkan diri di salah satu bangku yang kosong. Stephanie memperhatikan wajah Evelyn yang pucat. Ia menyadari kalau Evelyn lebih kurus dari sebelumnya. Stephanie meletakkan satu tangannya di punggung Evelyn dan mengelus wanita itu lembut, berusaha memberikan kekuatan untuk Evelyn agar wanita itu tidak stress. Setelah beberapa saat hanya ada keheningan dan tangisan Evelyn berhenti, Stephanie memberanikan diri bertanya, "sudah merasa lebih baik?"
Evelyn menganggukkan kepalanya singkat.
Stephanie melirik buah yang sempat dibawa olehnya dan kembali bertanya, "Apa ini untuk kakakku?"
"..."
"Aku akan memberikannya, kau tidak perlu khawatir. Aku juga akan bilang pada nenekku mengenai sifat ibuku yang keterlaluan. Maafkan aku Eve."
"Untuk apa kau meminta maaf padaku Stephanie? Kau tidak melakukan kesalahan apapun. Justru kau sudah membantuku." ujar Evelyn dengan suara yang serak. Ia berdehem beberapa kali sebelum melanjutkan, "kau tidak perlu meminta maaf padaku untuk kesalahan ibumu."
"Tapi sudah sewajarnya. Dia adalah ibuku, jadi sudah sepantasnya aku meminta maaf atas kesalahan ibuku. Dia hanya merasa sedih dan kalut."
"Begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Happiness ✔ [DREAME]
RomanceTAKEN DOWN. CERITA BISA DIBACA LENGKAP MELALUI APLIKASI DREAME. A Wattpad Romance Story. Highest ranking #2 in Happiness Highest ranking #6 in Tears Highest ranking #21 in story DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WOR...