Kumohon, mampirlah sebentar ke hatiku
Duduk lah disana, rasakan kesejukannya
Jika kamu nyaman, silahkan menetap selamanya.><><><><><><><
Hembusan angin malam begitu dingin hingga menusuk ke tulang tulang, sepi yang menjelma menjadikan keheningan diruangan. Lelah yang tersisa telah sirna menjadi sebuah kerinduan yang hangat. Burung burung berhenti berkicau, kelelawar dan pasukannya siap untuk mencari pengisi perutnya, hewan hewan telah berhenti bekerja. Orang orang telah pulang melepas rindu dengan keluarganya, bersiap untuk berlibur di keesokan harinya. Banyak kalangan remaja yang menghabiskan waktu dimalam ini bersama pasangan nya untuk berkencan, atau sekedar nongkrong dan main di pasar malam.
Malam Minggu yang amat sepi bagi seorang Catline, ia harus sendiri dirumah tanpa keluarganya, tanpa ayah dan ibunya juga tanpa kakak dan adiknya. Tak ada keluhan sedikitpun darinya soal itu. Kepergian keluarganya ke London lah yang membuat ia sendiri dirumah. Ia tak bisa ikut karena besok Senin dia ada ujian Tengah Semester Ganjil di sekolahnya.
Terlihat seorang wanita berparas cantik mengenakan baju tidurnya yang berwarna putih dan sedikit corak pink dibagian pinggir. Celananya yang sepanjang lutut membuat kakinya terlihat begitu jelas bahwa dia mempunyai kaki yang ideal bagi kaum wanita.
Wanita itu duduk dikursi menghadap meja belajarnya, membaca sebuah buku setebal 358 halaman, buku itu bersampul hijau dengan tulisan dibagian depan "Ilmu Pengetahuan Alam"
Lembaran demi lembaran telah diganti, Catline mengambil selembar kertas untuk coretan nya, ia menuliskan beberapa angka untuk menghitung materi Fisika kesukaannya. Bolpoin nya tak pernah lelah untuk menari diatas kertas, tanpa lelah juga tangannya mengendalikan Bolpoin itu.
Otak secerdas Catline tak akan pernah mengatakan sebuah kata Pesimis, tak ada kata menyerah dikamusnya, tak ada kata malas dikehidupan nya, begitu juga pengikhlasan. Jika nilai ancur tak ada yang harus diikhlaskan melainkan harus diperbaiki, begitu kira kira Prinsip nya.
Drttt Drttt Drttt
Sebuah benda persegi panjang di atas mejanya, disamping sebuah rak yang berisi buku buku itu bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Catline berhenti membuat tangannya mengendalikan Bolpoin itu untuk menari diatas kertas, ia menaruh Bolpoin nya dan mengambil ponselnya untuk mengecek siapa yang mengirimkan pesan dimalam hari.
+62 813********:
"Catline, ini Kevin. Bisa minta tolong?""Sebelumnya maaf ganggu"
Jantungnya berdesir hebat, rasa sesak mulai mengarungi detak jantungnya, matanya mulai memanas, hidungnya tak kuat untuk bernafas seolah udara tak ingin dihirupnya. Udara dingin mulai menyelimuti seluruh kulit nya, ada aura hangat yang tiba tiba datang begitu saja. Keringat nya mulai bercucuran hebat, tangannya dingin seperti dibekukan. Jantungnya terasa lebih cepat berdetak, membuat dirinya sulit mengendalikan tangannya yang bergetar, mulutnya menggigil, rasanya sulit untuk berkata. Ia diam seribu bahasa, mengigit jari telunjuknya. Ia mengangkat kakinya, menekuk kakinya, memeluk tubuhnya, dingin sekali yang ia rasakan, gerah dari keringat yang terus bercucuran di pelipisnya tak berhenti meluncur.
Selama seminggu kerinduan yang ia rasakan seolah sirna begitu saja. Ternyata benar, hanya dengannya lah rindu itu sirna.
Seminggu setelah kejadian Gabriel dan Kevin bertengkar tanpa alasan, Catline tak bertemu Kevin dan melihat hidungnya di sekolah. Katanya, ia ikut olimpiade di Singapore.
Catline kembali menurunkan kakinya, ia menarik nafas dalam dalam. Menetralisir keadaannya, dan berhasil menjawab sebuah pesan itu.
Catline:
"Iya kak bantu apa? Gak ganggu kok"

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just Imagination
RomanceAku pernah mencoba merelakanmu untuk sekian kalinya. Mencoba membiarkan hati ini hancur. Dan parahnya lagi, aku mencoba untuk tak peduli dengan rasa yang ada didalam hati ini. Senang Sedih Bahagia Haru Takjub Retak Hancur Mati! Kubiarkan perasaan...