5- Pertengkaran

42 19 1
                                    

"Tidak ada yang pernah tau apalagi hafal tentang apa rencana Tuhan selanjutnya."

"Vina! Tungguin, masa gue ditinggal." Zeline mengejar Livina yang berjalan begitu cepat dan gesit.

Zeline mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Livina yang berjalan begitu cepat.

"Livina jalannya pelan pelan, gue cap- "

"Manja Lo!" Livina mempercepat jalannya 2× lipat lebih cepat dari biasanya.

Zeline menghela berat, memberhentikan langkahnya membuat semakin jauh ketinggalan Livina tetapi Zeline tidak peduli karena menurutnya Livina pasti ke kelas.

Zeline menundukkan kepalanya, melihat kakinya dan kembali mendongakkan kepalanya berlari mengejar Livina.
Setelah itu ia kembali sejajar dengan Livina.

"Gila gue kaget'!" Batin Livina yang terkejut ketika Zeline berada disampingnya.

****

Hujan itu kembali membasahi bumi, kembali terjun untuk menerpa seluruh bagian bumi dengan rintik airnya yang deras, anginnya mulai menerbangkan dedaunan yang berguguran.

Tumbuhan tumbuhan tersenyum merasakan tubuhnya kembali terguyur oleh air yang membantu kesuburannya bertambah.

Air itu memang sangat deras, anginnya begitu kencang, pepohonan yang begitu lebat sangat bersyukur bisa bertemu hujan untuk ke dua kalinya.

Hujan dikala itu, membuat hati siapa saja merasa nyaman. Tidak seperti pagi tadi hujan yang disertai Petir. Hujan ini adalah hujan kali pertama dimana Petir itu tidak menyambar Kilauan emas dihati sosok perempuan itu. Tetapi ntahlah, mungkin itu hanya awal. Tetapi mau bagaimanapun perempuan itu harus tetap bersyukur dan berharap agar dugaannya tidak seburuk kejadian yang akan menerpanya.

Catline memasuki ruang OSIS, ya untung saja semua fikirannya itu ia buang jauh jauh dan mengganti yang positif yaitu pasti tentang OSIS! Karena memang kenyataannya seperti itu di SMA Bina Mulya, pasti mereka berdua selalu menjadi anggota teraktif setelah orang orang yang dicalonkan sebagai calon ketua OSIS.

Jangan salah, Catline sewaktu duduk di bangku SMP dia menjabat sebagai ketua OSIS, dan sialnya yang terpilih menjadi wakil adalah Raga teman pramukanya yang katanya pernah mempunyai perasaan dengan Catline. Dan itulah kendala ketidak cocokan hatinya jika berbicara kepadanya.

Ruangan OSIS di SMA Bina Mulya sangat sepi, lebih sepi dari biasanya. Bayangkan saja, ruangannya gelap tanpa ada orang didalam sebelum Kevin dan Catline memasuki ruangan itu, dan ditambah lagi, banyak meja meja dan kursi, sampah sampah memang tidak ada, bersih sekali, suasananya begitu dingin karena AC nya dinyalakan, juga hujan itu menambah dingin suasana didalam ruangan itu.

"Ki-kita ngapain kak?" Catline sangat gugup berada di ruangan OSIS itu, karena benar benar tak ada orang satu pun selain mereka berdua.

Kevin hanya melirik Catline sebentar lalu menekan saklar agar lampu nya menyala.

"Tungguin anak OSIS kesini." Kevin duduk dikursi bagian depan, mengambil ponsel disakunya dan mencoba menelfon orang yang ia maksud.

Catline berjalan beberapa langkah menuju kursi yang berada di sebrang Kevin, lalu melipat kedua tangannya diatas meja dan menidurkan kepalanya diatas nya.

"Bagus, jadi cibiran lagi gue nih. Udah siap gue, sabar sabar! Clara kan OSIS, terus dia kesini juga? Gilaaaa! Kak Kevin gak mikir ish!"  Batin Catline.

Tidak lama, Marissa anak OSIS teman sekelas Kevin memasuki ruangan yang tidak tertutup pintunya, membuat Kevin dan Catline mendongakkan wajahnya dan melihat ke arah orang yang memasuki ruangan.

Not Just ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang