Masih tentang saat itu,
Aku masih terus akan menunggumu untuk duduk sementara dihatiku
Lalu kamu berkata aku nyaman dan akan rindu suasana ini
Dan mulai saat itu kamu akan selamanya duduk menetap dihatiku
Akan kutunggu itu.
><><><><><><><><
"Harusnya, gue gak pulang telat hari ini." Desis Livina mendorong meja dikantin, membuat dua sahabatnya juga Aldo menoleh ke arahnya.
Kantin itu sudah sepi keadaannya, hanya Livina dan sahabatnya yang belum pulang. Livina harus menghabiskan semangkuk bakso juga segelas jus alpukat dahulu, dan menunggu para sahabatnya menghabiskan makanannya masing masing, ada yang makan sampai tiga mangkuk. Katanya, mumpung gratis. Memang temannya itu hanya mengincar gratisan.
Aldo meraih tasnya, ikut berdiri dari duduknya. "Kenapa emangnya?"
Zeline menaruh ponselnya disaku rok abu-abu nya. "Gue duluan, makasih ya buat sepupu lo Kak Kevin. Gak sia sia dia jadi orang kaya, bisa baik banget. Dan gue bersyukur bisa punya temen yang punya sepupu baik banget. Love you so much Vina!"
Setelah memberi kiss bye kepada Livina, Zeline berlari cepat keluar kantin karena Taksi pesanannya sudah berada didepan gerbang.
Mereka hanya geleng geleng dengan perilaku kekanak-kanakan Zeline. Hanya Alissya yang masih sebal dengan Kevin. Pasalnya, dia sudah ditraktir tapi tetap membenci.
"Kalau aja gue tadi gak mau dipaksa sama Catline makan—"
"Kita gak akan dapet traktiran." Sambung Aldo yang berhasil membuat Livina masih dengan keadaan melongo.
"IHK! Dasarnya emang kalian yang mau enaknya!" Cerocos Livina yang masih bergidik kesal.
Aldo tertawa kepuasan, "Kenapa sih emangnya?"
"Kalau gue gak mau diajak makan, gue bakalan pulang lebih cepet dan bisa istirahat."
Aldo hanya menggeleng, sedangkan Alissya memutar bola matanya.
"Gue duluan," Alissya berjalan keluar kantin dengan matanya yang masih sinis.
Aldo dan Livina hanya berdua, mereka saling bersitatap beberapa detik setelah itu mereka Saling membuang pandangannya masing-masing.
Tanpa izin, Aldo bergegas melangkahkan kakinya menuju keluar dari kantin. Sepertinya keadaan Aldo dan Livina hanya berdua membuat Aldo kurang nyaman begitu pula Livina.
Sekarang, hanya ada suara para pedagang yang saling mengobrol. Mereka tidak memperdulikan Livina yang terbelenggu menatap punggung Aldo yang kian menghilang. Dirinya tentu tidak merasa kehilangan. Justru merasa senang. Livina mengambil ponselnya disaku baju, mengotak Atik sebentar. Ia meminta izin kepada supir pribadi untuk tidak menjemput nya. Ia ingin naik angkutan umum saja. Lagi pula, walaupun dia orang kaya, dia sering naik angkutan umum.
Hari ini bagi Livina adalah hari yang paling mengesalkan. Mengapa juga ia ditinggal Kevin berkali kali hanya untuk Kevin mengantarkan ntah itu Catline ataupun Clara. Sekarang ia merasa sangat butuh Kevin saat ini. Dia sangat merasa benci kepada Kevin namun juga membutuhkan.
Sepertinya, Kevin telah bermaksud akan menjauhi Livina untuk selamanya. Dan itu yang ditakuti Livina.
"Tanpa adanya cinta didasar hati bukan berarti tak ada rasa takut kehilangan. Juga seperti takut merasa kehilangan bukan berarti mempunyai perasaan cinta."
Dirinya merasa sangat sesak, rasa nya ingin sekali dia menangis. Dia telah merasa dikhianati Kevin, mengapa Kevin harus meninggalkan semua janji janji Kevin yang langsung diucapkan untuk Livina didepan Ayahnya Livina. Jika ia tidak berkhianat, mengapa ia selalu saja meminta izin untuk bersama perempuan lain. Livina tidak cemburu, melainkan merasa dirinya sangat tak berguna, untuk apa Kevin berjanji seperti itu jika ia harus mengingkari?
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just Imagination
Storie d'amoreAku pernah mencoba merelakanmu untuk sekian kalinya. Mencoba membiarkan hati ini hancur. Dan parahnya lagi, aku mencoba untuk tak peduli dengan rasa yang ada didalam hati ini. Senang Sedih Bahagia Haru Takjub Retak Hancur Mati! Kubiarkan perasaan...
