12- Rencana Dan Luka

39 10 3
                                    

Ada Rencana di dunia kita, ada luka di dunia mereka.

"Lo mau kan jadi pacar gue?"

Terik Matahari membuat seluruh isi bumi ini menjadi sangat gersang, cahayanya berhasil membuat manusia menurunkan cairan keringat ditubuhnya. Tetapi semua manusia didepan panggung yang tengah asyik menonton penampilan band dari kakak kelas, adik kelas, maupun temannya itu kini sangat bersemangat.

Tadinya penonton sangat merasa bosan, ada yang pergi untuk membeli minum atau bahkan membeli makanan lalu berbolak balik hanya untuk menghilangkan bosan.

Kini, semua penjuru mata telah menatap dan menunggu jawaban seorang wanita yang sedang dilanda semerbak bunga. Sungguh, pipinya memerah, mulutnya sangat bungkam. Dirinya malu didepan guru guru, didepan teman, kakak kelas. Sungguh ini pengalaman yang sangat sangat tak akan terlupakan.

"Woi! Jangan mengkhayal aja lo!" Iqbal menggebrak meja, membuat lamunan Catline buyar. Juga sangat terkejut melihat kedatangan Iqbal.

Hari ini pelajaran dikosongkan, semua guru sedang asyik di ruangannya masing masing. Berhubung sehabis Ujian Semester Ganjil, jadi hari ini adalah hari yang waktunya untuk men-refresing otak.

"Lo tuh nyebelin," Catline membuang mukanya, melihat rak buku buku yang berjajar. Sekarang memang ia sedang di perpustakaan.

Waktu istirahat telah usai, biasanya jika jam kosong Catline dan tiga Sahabatnya akan ke perpustakaan. Tetapi kini ntah Livina ke rasukan jin apa, Livina menolak dan memilih pergi untuk ke ruang ayahnya. Iya, katanya Livina ingin sendiri disana.

Dan Alissya juga Zeline memilih untuk ke kantin, belum puas untuk memanjakan perutnya.

"Oh ya? Gue nyebelin? Biasanya yang bilang cowok nyebelin itu bakalan suka sama cowok yang dia bilang nyebelin itu. Karena kata kata nyebelin itu awal dari mencin—"

"Bacot!" Catline melempar buku ke muka Iqbal, sampai Iqbal meringis kesakitan.

"Galak amat sih lo, ama Kevin aja luluh." ucap Iqbal tertawa jahil.

Catline melotot, ia geram sekali ingin rasanya ia menerkam Iqbal mentah mentah. "BERISIK! GUE JADI GAK BISA BACA BUKU!"

Catline menggebrak meja, membuat perhatian seluruh penghuni perpustakaan beralih ke dirinya dan Iqbal.

"HEH MBA, MAS! INI BUKAN TEMPAT PACARAN. KURANG JELAS APALAGI SIH TUH PALANG BERTULISKAN 'PERPUSTAKAAN SEKOLAH, HARAP TENANG. HARGAI YANG LAIN.' HUH?" Andriani, siswi kelas sepuluh IPS 3. Siswi yang terkenal dengan kegalakkannya, namun ia sangat terkenal kutu buku.

Catline menganga, melihat sekitar. Dan benar, semuanya memperhatikan dirinya. Ia menghela nafasnya baik baik, menatap Andriani lagi. Matanya sekarang melotot dengan penuh amarah ke arah dirinya.

"Maaf An, gue gak bermaksud buat—"

"Bacot! KELUAR LU BERDUA!"  Andriani menunjuk pintu keluar perpustakaan yang berada di samping meja Iqbal dan Catline saat itu.

"Emang lo kira ini sekolah nenek moyang lo? Atau ini perpustakaan pribadi lo? Ckckck seenaknya ngusir orang." Iqbal menatap sinis, matanya menantang tatapan Andriani. Jika semua orang takluk dengan Andriani, berbeda dengan Iqbal. Dia laki laki, juga kakak kelas. Bagaimana mungkin ia takluk dengan semut segalak kucing? Ia akan menunjukkan sisi macannya.

Andriani bungkam, ia sangat kelepasan menghajar Most Wanted di sekolah ini. Ia sangat kesal, sungguh sangat kesal. Andriani, dia adalah penggemar berat dari seorang Gabriel. Dan ia sangat membenci siapa yang bisa dekat dengan Gabriel, seperti Catline contohnya.

"M-maaf." Andriani merundukkan kepalanya, melihat kedua tangannya yang gemetar.

"An? Gue minta maaf." Catline berjalan menghampiri Andriani, namun tangannya tiba tiba ditarik paksa oleh Iqbal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Just ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang