Hello fellas! Happy Reading.
£
Mansion keluarga Ruangroj memang selalu dipenuhi keceriaan semenjak kehadiran Fiat. Tidak ada lagi kesunyian dalam kemewahan yang berlimpah.
Seiring waktu suara tangis bayi berganti menjadi tawa riang seorang anak kecil yang sekarang berumur enam tahun, Fiat, dengan segala tingkah laku kepolosan dan menggemaskan yang ia miliki.
Kehadirannya membawa kebahagiaan dan juga tanggung jawab untuk Singto.
Kakak yang di masa mudanya lebih sering menghabiskan waktu di club malam dengan mabuk-mabukkan.
Bukankah setiap orang memiliki masa lalu?
Singto muda yang labil, akhirnya harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya pergi untuk selama-lamanya dan meninggalkan tidak hanya satu. Tapi, dua tanggung jawab besar yang harus ia pikul di pundaknya yang rapuh. Seorang diri.
Adiknya dan perusahaan besar milik keluarga.
Banyak yang pesimis tentang dirinya, tidak sedikit yang mempecundanginya, bahkan surat kabar dan sejumlah ahli yang lebih sering sok tahu silih berganti muncul di tv memprediksi bisnis keluarga Ruangroj menemui masa terpuruknya, dan sebentar lagi akan berakhir dengan kebangkrutan.
Prachaya Ruangroj. Anak muda manja yang terbiasa hidup foya-foya di luar negeri, tahu apa tentang bisnis? Yang ia tahu hanyalah menghambur-hamburkan uang.
Siapa yang tahu jika Singto rela tidak tidur hampir setiap siang dan malam, demi menjaga adiknya yang sedang tidur lelap di atas ranjang bayi sementara ia sibuk membaca dan mempelajari berkas dari perusahaan. Mengontrol bisnis dari rumah agar ia bisa tetap dekat dengan Fiat dan tidak melewatkan sedikit pun pertumbuhan adiknya.
Siapa yang tahu jika ada malam-malam di mana Fiat menjadi rewel dan tidak akan berhenti menangis jika ia tidak tidur di atas perut Singto yang bertelanjang dada, bunyi jantung dari kakaknya itu seolah adalah nada musik pengantar tidur yang paling mendamaikan yang ada di muka bumi.
Siapa yang tahu jika kelelahan dan putus asa yang kadang menghampiri hilang begitu saja, ketika jari mungil Fiat menggenggam jari telunjuk Singto dengan sangat erat, Singto memandang sepasang mata jernih adiknya, bibir mungil itu tertawa dan perasaan hangat penuh kasih sayang tiba-tiba mengalir di darahnya. Memberi kekuatan dan semangat baru.
Siapa yang tahu jika kadang tangan kanan Singto menggendong Fiat, sementara tangan kirinya sibuk menandatangani sejumlah proyek baru.
Siapa yang tahu jika ada hari di mana kakak-adik itu pada akhirnya tidur kelelahan di kursi kerja ayah mereka, dengan Fiat dalam dekapan erat Singto.
Kerja kerasnya berbuah manis, kurang dari tiga tahun, Singto berhasil membawa bisnis keluarga mereka menjadi yang terkuat se-Asia diikuti keberhasilannya memegangi saham-saham di sejumlah perusahaan dalam maupun luar negeri, membangun kerajaan bisnisnya di benua Asia hingga Eropa.
Singto tidak mempedulikan cibiran orang-orang yang tadinya meragukan kemampuannya, ia tidak sedang membuktikan diri kepada mereka bahwa ia bukanlah pemuda yang tidak tahu apa-apa.
Karena yang lebih penting dari itu adalah memastikan Fiat tumbuh tanpa kekurangan satu apa pun.
Fiat adalah penyemangat yang punya andil besar dalam hidup Singto.
Maka dari itu setiap permintaan yang keluar dari mulut kecil adiknya, adalah perintah yang tidak akan bisa Singto tolak.
Seperti seminggu yang lalu ketika Fiat yang mengenakan piyama masuk dan duduk di kursi depan meja kerja Singto di mansion mereka, "P'Sing.. I know you are the most busiest handsome businessman in this world, and I'm as an understanding little brother, I'll give you an offer.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
FanfictionKrist Perawat dan Singto Prachaya adalah dua pemuda dalam garis tangan yang berbeda. Namun siapa yang tahu jika benang merah sedang merajut garis pertemuan di antara mereka.