17. Am I Wrong?

3.2K 393 59
                                    

Rumah keluarga Sangpotirat tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah tetangga lainnya, hanya saja halamannya yang lebih rindang karena ditanami berbagai macam tanaman. Sementara di sore hari biasanya para tetangga yang sudah lanjut usia menjadikan halaman depan sebagai tempat untuk menghabiskan waktu mereka dengan sesuatu yang berguna, seperti olahraga tai chi, menyulam, hingga menjodohkan cucu-cucu mereka satu sama lain. Meski perjodohan ini kebanyakan gagal daripada berhasil.

Dan kini seperti sore-sore sebelumnya, sekumpulan lansia termasuk nenek Krist sedang duduk di bawah pohon Akasia mengelilingi seorang pemuda tampan yang tidak berkutik saat tangan-tangan keriput namun lembut itu mengelus wajahnya sembari memuja.

"Kau tampan sekali. Aku punya cucu dia sangat cantik. Kau mau kan dijodohkan dengannya?" Ucap nenek A sambil mencubit pipi kanan Singto karena gemas.

"Hai, kau jangan mengada-ada cucumu itu kan sudah menikah bulan lalu. Anak muda, aku juga punya cucu, dia dokter dan sangat cantik, sepertinya kalian akan jadi pasangan serasi." Timpal nenek B yang mengeluarkan sebuah kartu nama dan memasukkannya langsung ke saku kemeja putih Singto, memastikan kartu nama itu berada di tempat yang seharusnya.

"Tidak! Pemuda tampan ini lebih cocok dengan cucuku yang sedang kuliah di Los Angeles, Amerika. Mereka berdua jika menikah akan menghasilkan keturunan yang rupawan juga terdidik. Tunggu sebentar aku akan menelponnya." Ucap nenek C yang sudah mem-video call cucunya, apa nenek itu lupa tentang perbedaan waktu antara Thailand dan Amerika? Dan ya Tuhan.. Singto tidak bisa berbuat apa-apa lagi ketika panggilan video call itu dijawab dan kini mereka tersambung dengan cucu nenek yang sepertinya baru bangun. Singto membatin ketika sang nenek sangat antusias memperkenalkan dirinya dengan gadis cantik yang nampak terkejut melihatnya.

Tersenyum dan berkata seadanya, hanya itu yang bisa Singto lakukan. Di tengah percakapannya dengan sang gadis di Amerika sana, mata Singto tanpa sengaja melirik ke atas teras rumah, dan.. jantungnya seperti dicubit ketika matanya bertemu dengan mata Krist. Kekasihnya itu tidak sendiri, di sisi kanan dan kirinya ada Fiat, Off dan Gun yang sedang menggeleng-gelengkan kepala dan memberi tatapan simpati. Tunggu dulu kenapa anak-anak itu menggelengkan kepala? Mereka tidak salah paham, bukan? Dan hei.. Krist kau mau ke mana? Seharusnya kau membantu kekasihmu yang tak berdaya ini agar lolos dari jeratan ekstrem oleh para nenek pejuang jodoh cucu!

Singto yang tampan dan kaya raya sedang merutuki dirinya sendiri. Niatnya datang ke rumah Krist untuk memperbaiki hubungan mereka, tapi bukan ajakan bercinta seperti yang ia harapkan akan ia terima, melainkan kemarahan Krist yang kini kian bertambah. Kekasihnya itu sedang cemburu, tapi ia kembali tersenyum simpul setelah sebuah bisikan maksiat menggema di telinganya, "Akan ada seks yang hebat setelah sebuah pertengkaran." Wajah Singto merona, sesuatu di selangkangannya terasa sesak ingin meng-wikwik-an Krist, secepatnya kalau bisa.

Di antara sahabat lansianya yang terlihat antusias dengan kehadiran Singto, nenek Krist hanya bisa merenung, untuk pertama kalinya dalam hidup ia menyesali kenapa Krist terlahir sebagai pria, padahal kan kalau cucu semata wayangnya itu perempuan, ia akan dengan senang hati menjodohkannya dengan Singto Prachaya. Tapi, tunggu dulu.. untuk apa anak muda kaya raya ini mau bersusah payah datang jauh-jauh dari Bangkok? Benarkah ia dan cucunya hanya sebatas atasan dan bawahan seperti yang Krist katakan? Naluri seorang nenek yang penasaran tidak bisa terbendung, dan ketika ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana Singto memandangi cucunya. Seulas senyum muncul di wajah nenek yang terlihat kencang di antara nenek-nenek lainnya.

Cara Singto menatap Krist tidak ada bedanya dengan tatapan almarhum suaminya tercinta kepada dirinya semasa hidup. Nenek Krist sangat yakin pemuda di depannya ini sedang jatuh cinta. Iya.. Singto jatuh cinta pada cucunya. Dan jika nalurinya berkata benar, maka.. ia akan memiliki tidak hanya satu cucu tampan, melainkan tiga cucu yang sangat tampan. Termasuk Fiat.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang