"Kau jelas tahu prioritas utamaku saat ini, dan sebelum impianku terwujud. Aku tidak bisa menerima cincin pemberianmu."
"Aku mencintaimu, tapi balet adalah duniaku."
"You're hurt and you can't let go. It's not your fault and you don't deserve all the bad and the hurt."
Singto menyadari kehadirannya selalu menjadi pusat perhatian di klub malam yang seolah sudah menggantikan peranan rumah baginya.
Menghabiskan waktu dengan cara bemabuk-mabukkan lalu tidur dengan wanita-wanita yang berbeda setiap malamnya. Itu saja sudah cukup menggambarkan image playboy yang disandang seorang Singto Prachaya.
Dulunya Singto adalah pria yang setia hanya pada satu wanita, meski ia pecinta clubbing, ia masih tahu batas mana yang tidak boleh dilanggar. Ya, Singto secinta itu pada Adeline.
Lalu semuanya berubah semenjak enam bulan lalu, Singto mempersiapkan makan malam romantis dengan mem-booking restoran fine dining terbaik di kota London untuk melamar Adeline, wanita yang ia pacari selama empat tahun lamanya.
Di tengah iringan musik yang mengalun, Singto menari dan tersenyum bersama Adeline. Di antara cahaya lilin dan hiasan mawar merah memenuhi ruangan, Singto berlutut membuka kotak cincin yang bermahkotahkan berlian.
Di tengah guyuran hujan Singto membuang kotak cincin beserta isinya ke tong sampah di luar restoran. Dengan hati hancur, air matanya luruh bersama air hujan yang jatuh membasahi kota London.
Tanpa ia sadari, Adeline berdiri tidak jauh di belakangnya sama-sama hancur dan terluka. Ia memungut kotak cincin yang dibuang Singto dan menggenggamnya erat-erat.
Singto kalah, ia dikalahkan oleh cita-cita wanita yang dicintainya. Adeline terluka, namun ia berjanji kelak ia akan kembali untuk mendapatkan cintanya kembali. Ketika waktu itu tiba, ia berharap Singto masih sama. Masih menjadi pria yang begitu setia dan tulus mencintainya.
***
"How was your night, babe?" Suara lembut seorang wanita yang berbaring di atas dadanya tanpa mengenakan sehelai benang pun membuat Singto risih. Jemari wanita itu bergerak sensual menelusuri bagian bawah tubuhnya, sentuhan tangan yang kemudian digantikan oleh bibir, dan Singto membiarkan wanita itu melakukan apa saja sebelum kembali menutup mata tanpa berniat menyambut serangan pagi dari wanita yang kini sibuk menjamah area vitalnya, wanita yang ia tidak ingat namanya sama sekali.
Yang Singto tahu, saat ia bangun nanti wanita itu sudah tidak ada di atas ranjangnya. Wanita itu akan pergi dengan sendirinya, atau dua orang pria bertubuh kekar dengan setelan jas hitam akan dengan senang hati mengangkat wanita itu pergi tanpa perlu menunggu perintah apalagi membangunkan tuan mereka.
Perlakuan Singto terhadap wanita-wanita yang sudah dipakainya bahkan sudah menjadi rahasia umum di kalangan tertentu yang memiliki hobby sama yaitu clubbing, dan tempat clubbing yang biasa dikunjungi Singto bukanlah clubbing yang bisa dimasuki oleh sembarangan orang, minimal anak menteri dan kalangan artis.
Young hot filthy rich, begitulah orang-orang mengenal Singto Prachaya Ruangroj.
__
"Every piece of me has felt so incomplete 'til you came into my life."
Di kawasan pinggiran kota Bangkok, Krist termangu menatap pemandangan seorang wanita yang menari, meliuk-liukkan tubuhnya sembari melepas satu persatu pakaian sexy yang menutupi tubuhnya dan disambut riuh serta sorakan tepuk tangan para pengunjung, gerakan wanita itu begitu lincah berpindah dari satu meja ke meja lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
FanficKrist Perawat dan Singto Prachaya adalah dua pemuda dalam garis tangan yang berbeda. Namun siapa yang tahu jika benang merah sedang merajut garis pertemuan di antara mereka.