ೋ•◦ Jealous? Whatever! •◦ೋ
|Bagian 5|
RATU menatap ke luar jendela dari dalam pesawat. Tangannya ia lipatkan di dada dengan bibir yang mengerucut dan muka yang tak bersahabat. Tidak seperti teman-temannya yang kini sedang berbincang ria dengan pasangan duduk mereka masing-masing. Seharusnya ia juga senang. Tapi, jika Sultan enyah di sampingnya, ia tidak akan merasa se- badmood ini.
Dengan menampung beberapa kelas didalam satu pesawat, tidak mungkin juga ia bertindak rusuh sekarang. Mau disimpan dimana mukanya nanti? Dengkul? Jangan bergurau!
"Ayolah, Rat! Masa lo diem-diem gini? Kek yang berak dicelana aja lo ah!" Ratu mencibir mendengarnya.
Sejujurnya ia sangat kesal, kenapa bisa orangtuanya menitipkan dirinya kepada Sultan yang jelas-jelas tidak akan merasa terlindungi? Padahal yang seharusnya diwaspadai adalah Sultan sendiri. Kadang, Ratu tidak mengerti dengan jalan cara pikir orangtuanya.
Rupanya orangtuanya pun telah menyiapkan semuanya. Buktinya, dari kursi duduk saja kedua orangtua Ratu telah menentukan jika Ratu harus duduk bersebelahan dengan Sultan. Jika meminta bantuan kepada Yona dan Stella juga percuma. Mereka berdua akan menolak dengan alasan takut jika ditegur oleh Liam. Argh, yang benar saja!
"Bacot, Sul! Bosen gue liat muka lo terus! Gak ada bedanya sama mimi peri!"
Beberapa detik tak ada jawaban dari Sultan. Ketika sudut matanya menatap kesamping, ternyata Sultan sedang sibuk dengan buku yang entah apa judulnya. Ratu mendengus, ada bagusnya Sultan diam dan tidak menganggu, tapi ia kesal merasa tidak dihiraukan. Decakan keluar dari bibirnya. Namun ia sedang malas berdebat, maka dari itu ia kembali menghadap ke jendela.
Lama kelamaan kantuk mulai menyerangnya. Keadaan pesawat yang sepi juga pemandangan awan yang ia lihat, tanpa sadar membuat kasur tersendiri baginya. Apalagi tadi Ratu baru tertidur pukul duabelas malam dan dibangunkan pukul setengah lima. Itu semua akibat menonton film avenger yang tak sempat ia tonton di bioskop saat itu.
Sebelum ia terjun ke alam mimpi, badannya terus bergerak-gerak mencari posisi yang nyaman untuk tertidur. Dan hal itu tertangkap oleh mata Sultan. Seakan mengerti, tangan Sultan bergerak meraih kepala Ratu dan menempatkannya di bahu.
Ia mengusap-usap surai hitam Ratu lembut. Barulah Ratu tak banyak bergerak. Sultan juga bisa merasakan helaan nafas Ratu mulai teratur menandakan jika gadis itu sudah memasuki alam mimpinya.
"Lo kebanyakan marah, jadi tidur aja. Tapi jangan lupa bangun lagi. Ntar, pegel abis bahu gue."
—o0o—
Hanya memakan waktu tidak lebih dari 2 jam, akhirnya rombongan siswa-siswi kelas 11 SMA Haruna Bangsa telah sampai di bandara Gusti Ngurah Rai, Bali. Pemberitahuan dari pramugari membuat mereka tak bisa menyembunyikan sorak bahagia dan keantusiasan.
Tanpa membuang waktu lagi, mereka keluar dengan teratur dari pesawat menuju bandara. Di lobby, beberapa bus yang disiapkan untuk kepergian dan tour mereka selanjutnya sudah tersedia. Berbeda dengan pesawat, kali ini satu bus dipakai oleh satu kelas saja. Hal itu sontak membuat Ratu bersorak bahagia dalam hati. Pastinya, ia akan terbebaskan dari Sultan.
"Kita atur duduk sesuai nama absen. Tolong dipatuhi semuanya. Biar ibu sama bapak mudah buat mengabsen kalian." Itu teriakan Bu Rima dengan toa-nya.
Ratu rasanya ingin menari-nari sekarang. Ketika semua siswa kelasnya mulai masuk satu-persatu, matanya tak sengaja menatap Sultan yang sedang berkomunikasi dengan Bu Rima dan terlihat serius. Ia mendadak merasa tak enak hati. Apalagi ketika Sultan tersenyum miring yang menyebalkan setelah Bu Rima ia lihat mengangguk-anggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine And I'm Yours [SUDAH DI TERBITKAN]
Ficção Adolescente[15+] [Terdapat beberapa kata-kata kasar! Please be wise readers!] Sultan menahan tangan Ratu dan langsung mencekalnya. Ia menarik tubuh Ratu agar bersender di dadanya. Walaupun sekuat tenaga Ratu menepis dan mencoba melarikan diri, Sultan tetap mem...