ೋ•◦ Welcome •◦ೋ
|Bagian 18|
Kini ia dan kedua orangtuanya telah sampai di bandara Soekarno Hatta. Ratu mendorong kopernya ditemani Mama-Papanya yang masing-masing berdiri disampingnya. Mereka berjalan beriringan memasuki bandara.
Pesawat akan landing sebentar lagi. Suara pemberitahuan telah terdengar dari pengeras suara. Ratu menatap kedua orangtuanya dengan tatapan berkaca-kaca. Ia melepaskan pegangan kopernya, dan berlari memeluk Liam dan Shilla bersamaan.
Tangis mereka pecah. Karena sesungguhnya, tak ada perpisahan yang berakhir dengan benar-benar bahagia. Ratu memang tidak mengerti jalan pikiran Mamanya, tapi ia tahu, Mamanya ingin yang terbaik untuknya. Ia akan berusaha menerimanya.
"Mah, Pah.."
"Kamu baik-baik disana, ya. Jaga kesehatan. Jangan nakal sama Nenek. Kalau ada apa-apa, telepon Papa. Papa bakalan usahain buat nyelesain kalau perlu Papa pergi kesana, ya. Papa sayang kamu, Rat."
Ratu tersenyum, lalu memeluk Papanya erat. Ia tahu Papanya memang selalu sibuk, sekalinya berada di rumah, masih saja membawa pekerjaan. Tapi, Ratu tahu kalau Liam memang sayang kepadanya. Sekalipun Liam pribadi yang jarang berbicara.
Setelah pelukan terlepas, Ratu menatap Shilla dengan ragu. Detik selanjutnya, ia sudah ada di dalam pelukan wanita itu, tentu dengan senang hati Ratu membalasnya.
"Jangan pernah lupain Mama. Mama sayang sama kamu. Kamu anak gadis Mama yang paling Mama sayang. Maafin, Mama. Ini semua buat kebaikan kamu, Rat. Jaga diri baik-baik. Jangan bandel. Jangan lupa sering-sering kabarin Mama Papa. Kami akan berkunjung sesekali kesana."
Ratu kembali tersenyum lebar, lalu mengangguk dalam diam.
Setelahnya, Ratu celingak-celinguk. Ia hampir saja melupakan sesuatu. "Bang Rey, mana?"
Bug!
"Maaf Abang telat dateng. Gue harap lo baik-baik aja, ya. Jangan lupain gue. Jadi adik yang lebih baik buat gue, ya. Gini-gini juga gue sayang lo, Dek." Reyhan langsung memeluk Ratu erat. Untung saja ia pulang lebih awal.
Ratu menepuk punggung Reyhan, "Sayang-sayang pala lo peyang! Gue kaget tau, gak!"
Reyhan menyengir geli. Mereka tertawa.
Suara dari pengeras suara kembali terdengar. Ratu kembali mengambil kopernya, lalu melambaikan tangannya kepada keluarganya. Dan berbalik menjauhi mereka perlahan.
"Ratu!"
Gadis itu menoleh, menatap desakan orang-orang yang berlalu lalang. Ratu kembali memastikan, memeriksa dikerumunan orang-orang yang mungkin salah satunya memanggil namanya, sebelum melihat seseorang yang merasa dikenali.
"Tunggu!"
Sultan?!
Sultan mendekat, menyisakan jarak satu meter dari tempat Ratu berdiri. Ia menetralkan nafasnya yang tak teratur karena habis mencari Ratu dikerumunan orang-orang.
"Sul, ng-ngapain?" Tanya Ratu memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Lelaki itu menatap Ratu intens, "Gue juga minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine And I'm Yours [SUDAH DI TERBITKAN]
Fiksi Remaja[15+] [Terdapat beberapa kata-kata kasar! Please be wise readers!] Sultan menahan tangan Ratu dan langsung mencekalnya. Ia menarik tubuh Ratu agar bersender di dadanya. Walaupun sekuat tenaga Ratu menepis dan mencoba melarikan diri, Sultan tetap mem...