ೋ•◦ Pregnant?! •◦ೋ
[Bagian 20]
"A-APA?! AKU H-HAMIL?!"
Liana mendekat ke arah brankar Ratu. Ia menatap Ratu sendu sambil mengelus rambut gadis itu dengan lembut. Sementara Alex terkejut setengah kecewa. Bagaimana Ratu bisa hamil, padahal selama sebulan berada disini, ia selalu menjaga gadis itu?
Ratu menatap neneknya tidak percaya, "Nek, ini gak bener, kan? Ratu cuman sakit masuk angin biasa, kan? Nenek jangan bercanda gitu, dong. Aku gak suka ya kalo bercandanya kayak gitu."
Baron mendekat, berusaha membuat Ratu percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi. "Dokter tadi bilang seperti itu, Nak. Nenek dan kakek sama sekali gak berbohong,"
"Dan dokter bilang, usia kandungan kamu sudah 3 minggu lebih." Lanjut Baron sambil menatap Ratu iba. Tentunya ia sudah mengetahui semuanya. Shilla, anaknya, memberi tahu kepadanya mengapa alasan Ratu dipindahkan ke rumahnya yang tentu sangat jauh dari tempat Ratu sebenarnya.
Niat Shilla yang ingin membuat Ratu baik-baik saja, nyatanya diputar balikkan oleh takdir. Tapi, ini sepenuhnya bukan kesalahan siapa pun, termasuk takdir yang sebenarnya tak diinginkan. Karena Baron yakin, semua perilaku ada hikmah baiknya.
"T-tiga minggu?" Gumam Ratu pelan. Air matanya tak bisa ia bendung lagi. Perlahan demi perlahan cairan bening itu turun ke bawah. Ratu tak tahu akan berekspresi apa. Antara senang, ataupun kecewa karena menjadi seorang ibu muda bukan salah satu list rencana hidupnya dimasa depan.
"Ma-maaf, Nek, Kek. T-tapi aku sudah menjaga Ratu sebaik mungkin. Tidak mungkin ada yang mengganggu Ratu bahkan sampai mengandung seperti ini. Apa aku lalai menjaga Ratu?" Alex mengeluarkan suara setelah ia terdiam karena merasa terkejut tadi.
Rasanya, ada rasa kecewa berat dalam hatinya mendegar bahwa Ratu mengandung saat ini. Ia merasa telah berhasil menjaga Ratu, membuat gadis itu merasa senang dan tenang bersamanya, lalu melupakan semua masalah lalu yang membuat gadis itu terus-terusan melamun.
Nyatanya, perkiraannya salah. Dan saat itu juga dirinya merasa patah hati untuk pertama kalinya.
Liana menggeleng, "Tidak, Nak. Nenek sangat berterima kasih kepadamu karena telah tulus menjaga cucu nenek selama disekolah ataupun jika kalian sedang main. Namun, untuk masalah satu ini, tidak ada yang salah. Semuanya memang terjadi sebelum kalian dipertemukan di negara ini."
"T-tapi, siapa yang berbuat seperti ini?" Sambung Alex cepat.
"Anak lelaki teman Papanya Ratu. Sultan namanya." Lalu Liana menatap Alex dengan lembut, "Nak Alex, kamu gak perlu khawatir seperti itu. Semuanya akan berjalan baik-baik. Jangan terlalu mencemaskan Ratu."
Alex tampak kebingungan. Matanya menatap Ratu, Liana, dan Baron bergantian. Berharap ada yang ingin menjelaskan lebih. Namun Liana yang mengerti, hanya memilih untuk tersenyum tanpa berniat menjelaskan. Ia rasa, ini hanya masalah keluarga.
"Nenek.."
Ratu mengelus perutnya yang masih rata, lalu menatap Liana dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan cepat, Ratu memeluk Liana erat dan kembali menumpahkan air matanya dipelukan sang nenek. Dilihat dari mata Ratu, gadis itu masih tampak shock.
Liana mengerti. Ia menepuk-nepuk punggung Ratu, berusaha untuk menenangkan. "Istighfar, Nak. Kamu gak perlu bersedih seperti itu."
"T-tapi, Nek.. Hiks.. A-aku gak p-percaya bakalan sampai sejauh ini. A-aku masih belum nerima, Nek.. Hiks.. Hiks.." Lirih Ratu masih dipelukan neneknya. Gadis itu mengeratkan pelukan neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine And I'm Yours [SUDAH DI TERBITKAN]
Fiksi Remaja[15+] [Terdapat beberapa kata-kata kasar! Please be wise readers!] Sultan menahan tangan Ratu dan langsung mencekalnya. Ia menarik tubuh Ratu agar bersender di dadanya. Walaupun sekuat tenaga Ratu menepis dan mencoba melarikan diri, Sultan tetap mem...