Klik mulmed di atas👆👆
🍂
Umar bin Abdullah berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : "Allah telah menetapkan ukuran-ukuran (takdir) 500 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi".
(Hadis riwayat Turmuzi no 2309)
🍂
"Jadi gimana, Sab, kamu udah ambil keputusan apa belum?" Tanya Jihan.
Saat ini kami tengah duduk di bangku taman kampus, di bawah pohon mahoni. Kelas kami selesai 10 menit yang lalu dan akan mulai kembali 30 menit lagi.
"Keputusan, keputusan apa?" Dahiku mengernyit, tak mengerti dengan pertanyaan yang Jihan lemparkan padaku.
Dia berdecak. "Itu loh, keputusan kamu mau nolak perjodohan itu dengan melamar Kak Adrian atau kamu terima?"
Aku mendesah berat.
Keputusan diambil karena ada 2 atau lebih pilihan tetapi tidak ada pilihan di sini. Kemarin ada tiga pilihan, tapi sekarang salah satu pilihan itu musnah. Tidak ada pilihan lagi selain menerima perjodohan.
"Nggak ada pilihan lagi, Han, selain terima perjodohan itu."
"Loh, kenapa, Sab? Apa kamu nggak berani buat ngomong? Kalau gitu biar aku yang ngomong nanti."
"Bukan itu, Han."
"Terus apa?"
"Ada dinding besar yang menghalangi aku dengan Kak Adrian. Aku dan Kak Adrian berbeda. Tuhan, keyakinan, kitab, tempat beribadah, dan cara kita beribadah itu berbeda, Han."
"Tunggu. Maksud kamu, kalian beda agama gitu?"
"Iya, Han."
"Ya Allah," Jihan menutup mulutnya tidak percaya. "terus kamu harus terima perjodohan itu dong,"
Aku mengangguk. Tidak ada pilihan lain. Mungkin ini takdir yang sudah Allah gariskan untukku.
"Eh, tapi sebenarnya kamu suka sama dia kan, Sab?" Pertanyaan Jihan tepat sasaran.
"Kok kamu ngomong gitu sih, Han?"
"Ya tadi kan kamu bilang kalau kalian itu beda agama dan nggak mungkin bisa nikah, jadi itu tandanya kamu suka sama Kak Adrian tapi karena kalian beda agama kalian jadi nggak bisa nikah. Kamu juga kelihatan kecewa waktu tahu Kak Adrian non muslim. Iya kan, kamu suka sama Kak Adrian?"
Aku bergeming dan menunduk dalam.
"Ya Allah, Sabrina. Jadi bener?" Ucapnya histeris.
"Apanya yang bener, Han?"
Jihan mendengus kesal. "Bener kalau kamu suka sama Kak Adrian,"
Mulutku terkunci. Tidak menjawab iya atau tidak.
"Iya kan, udah kelihatan tahu, Sab." Lontarnya lagi yang membuat aku menunduk malu.
*****
Sayup terdengar kegaduhan dari rumah saat aku menginjakkan kaki di teras rumah Abi dan Ummi.
"Aku ini Ayahnya, ayah kandungnya. Jadi aku berhak untuk menentukan hidup Sabrina juga!"
"Kamu memang Ayahnya, tapi kamu tidak berhak menentukan hidupnya." Sahut Ayah.
"Kalau kamu ayah kandungnya, harusnya kamu tahu apakah Sabrina bahagia atau tidak dengan semua ini." Timpal Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Langit Bersyahadat
SpiritualRomance - Spiritual Bayang bayang masa lalu tentang perpisahan kedua orangtuanya serta ditinggalkan oleh orang yang dicintainya membuat Sabrina Rizkiya Malik takut untuk jatuh cinta. Hingga kedatangan sesosok laki-laki bermata teduh dihidupnya memb...