"Bun!" Tanya gue ke bunda
"Kenapa??" Jawab bunda malas sambil nonton tv acara kesukaannya.
"Aku ini anak siapa?" Tanya gue to the point.Bunda sontak menatap tajam wajah gue.
Bunda terlihat celingak celinguk seperti takut terdengar oleh yang lain.
Bunda mencekram bahu gue tajem dan menyeret ke arah kamar mandi.
Nafas yang mulai naik turun tak teratur.
Keringat secebis yang mulai muncul.
"Kenapa kamu menanyakan hal itu?"
"Karna aku ingin tahu status keluarga ini!" Jelas ku dengan penuh penekanan.
"Kenapa? Kamu ini masih kecil!"
"Bun,aku ini layak tau tentang keluarga aku sendiri begitu pun aku pribadi." Sedikit demi sedikit mulut ku bergetar..
Masih kecil bunda bilang? Aku ini sudah usia 19 tahun dan masih saja di sebut anak kecil?
"Siapa orang tua dari katrin yang sebenarnya?" Nada ku sedikit naik satu oktaf.
"Tidak sepantasnya kamu berbicara seperti itu?" Bunda mulai menatap ku tajam.
"Dari dulu memang aku sudah merencanakan ini. Mencari tahu apa yang terjadi dalam keluargaku? Lalu masih pantaskah seorang ibu yang selalu menutup history kelu--" belum sempat ocehanku selesai bunda meneteskan air matanya.
Sontak mataku menatap lekat ke arah air matanya. Gue udah buat nyokap gue sendiri nangis. Perkataan apa yang telah menyakitinya?
Mulutku terus saja berbicara tanpa henti. Jantung yang terus berdegup dan otak yang mulai berfikir kencang.
Apa yang telah aku katakan? Bunda menangis.
Apa diriku ini kejam? Membuat air mata suci terjatuh dari mata yang cerah.
***
"Maaf karna gue lo sakit!" Ucap satria.
Yah memang saat ini salsa sedang bersama satria di sebuah cafe tempat mereka hangout dulu.
"Gapapa. Gue udah lupain kejadian itu!" Jawab gue pelan sambil memainkan sedotan.
"Lo anggap gue mantan?" Tanya satria dengan penuh penekanan.
Sontak aku tersedak minuman yang ku minum. Mengarahkan pandangan ke arah mata satria.
"Teman baik!"
Mungkin apa yang di katakan salsa membuat satria menjadi lega. Bagi satria.
Gue cuman ngehargain lo aja. Pasli lo geser00 14
W0000000 duluan hidii.Sebenarnya pertemuan antara keduanya di rencanakan satria. Satria akan menjelaskan mengapa kala itu ia memutuskan hubungannya tanpa sebab.
Penjelasan yang membuat salsa semakin bosan duduk di hadapannya. Tapi salsa harus kuat sebentar karna penjelasan dari mulut satria masih belum selesai juga.
Hanya dengan perjodohan yang di lakukan oleh orang tua satria yang membuat satria terpuruk.
Ada ancaman di dalamnya ternyata yang berpengaruh besar pada salsa. Tak mau ambil pusing satria lebih baik meninggalkan salsa daripada satria mendapat kabar tentang salsa yang kurang baik.
Salsa mengiyakan dan baginya ini bukan apa apa. Sudah terbiasa dengan hal seperti ini dan menjadi pelajaran inti bagi hidup nya.
"Gue cabut duluan!" Ucap salsa yang terlihat sudah berdiri menggendong tasnya.
"Buru buru banget?" Tanya nya yang membuat salsa brigidik gelii
"Hmm." Salsa melintas begitu saja meninggalkan seorang mantan.
Terdengar suara derum mobil di depan pertanda seseorang baru saja melaju menancapkan gas.
Terdengar ironi sekali penjelasan dari satria.mendengar penjelasan dari mulut satria membuat mood semakin hancur.
Selepas dari cafe salsa mengendarai mobil silvernya ke arah taman tempat dimana dirinya dan nalens hangout.
Tiba disana langsung mengambil posisi duduk di ayunan tempat biasa nalens mengayunkan tubuh munyil ini.
Berharap nalens ada disini sambil menatap pohon besar dimana pohon itu menjadi sarana kejar-kejaran dengan nalens.Banyak sekali tempat untuk menghabiskan waktu disini.
"AHHHHHHHH!!!" Teriak ku disaat mataku tertutup benda hangat
"Siapa ini?siapa kau?jangan coba-coba main dengan ku!" Bentak ku saat mataku semakin erat tertutup.
"Hmmm!!" Deham seorang pria.
Mengenal suara dehaman itu otak salsa langsung berputar seolah terdapat monitor bertuliskan nama nalens.
"Na.nalens!" panggilku dengan suara sedikit ragu dan mata masih dengan keadaan tertutup rapat.
Akhirnya gue bisa melihat dunia luas ini lagi. Dan benar dugaan gue nalens yang menutup indra penglihatan gue.sebab nalens melepas telapak tangannya yang tertera di wajah gue.
"Surprise !!" Ucap nalens disusul melingkarkan kedua tangan di leher salsa yang membuat salsa membulatkan mata penuh.
Gue tersenyum simpul pertanda mood ancur gue membaik. Entah di saat gue mulai merasakan hal bete selalu hadir pria baik bak pangeran yang ada di movie movie gituu.
"Hey gimana ?" Tanya nalens antusias sembari membentangkan tangannya lebar.
Salsa menepuk perut nalens dengan tas nya. Membuat nalens melompat ke belakang.
"Btw lo knpa sendirian disini ?" Tanya nya yang mulai mengayunkan salsa.
"Gue tadi abis dari cafe.terus gue inget lo jadi gue kesini aja. Sekalian cuci mata.." jawab salsa dengan menghembuskan nafas malas.
"Lo baik baik aja kan?" Selidik nalens.
"Yes. Gue cuman lagi kepikiran satu hal doang.."
"Apa itu?"
"Tentang family gue lens. Gue pusing sendiri mikirin ini.!"
"Kenapa lo gak cerita ke gue aja sih? Gue kan sahabat lo.." nalens saat ini sedang berlutut di hadapan gadis impiannya.
Entah apa yang di rasakan salsa saat ini. Tentunya saat di tatap tajam oleh nalens salsa merasa dirinya selalu di jaga dan di perhatikan dengan baik.
Sosok pria yang kini di hadapannya dengan menggenggam tangan salsa membuat dunia semakin nyaman untuk mereka berdua hidup.
Walaupun keduanya tidak mudah mengatakan jatuh cinta namun perlakuan keduanya sudah mewakili perasaan mereka.
Akhirnya salsa menceritakan semuanya kepada nalens. Karna ia percaya bahwa pria di hadapannya ini dapat di percaya dan mampu membantu permasalahannya.
***
Vote & comment
Author lagi ga mood ngetik😣

KAMU SEDANG MEMBACA
Really You Mine
Teen FictionGadis yang mencoba bercinta dengan kakak kelas dan harus berakhir dengan perasaan datar nya sama seperti perasaan kala ia kenal pertama kali dengannya. Kondisi keluarga yang selalu di rahasiakan bella selama ini terkuak oleh salsa di susul katrin. ...