Marriage Life

201K 2.2K 32
                                    

Happy reading 😉

***

Illena tengah mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, berusaha menyesuaikan penglihatannya pada gangguan cahaya matahari pagi yang masuk melalui celah gorden kamar. Ia membawa dirinya duduk bersandar pada kepala ranjang dan mengusap wajahnya untuk kemudian menoleh pada nakas saat mendapati jam digital yang menunjukkan pukul 07.25am. Illena sedikit mengernyit, ia menolehkan kepalanya pada sisi ranjang disebelahnya yang kosong. Ingatannya kembali pada malam hari saat ia ingin tidur, bukankah ada seseorang yang tidur di pelukannya?Lalu kemana dia? Dengan cepat, Illena menyingkap selimutnya, memakai sendal rumah untuk kemudian melangkah keluar kamar. Kakinya sedikit tidak sabaran menuruni tangga dan tepat saat menapaki anak tangga terakhir, kedua matanya mendapati presensi bocah laki-laki berusia sekitar hampir 2 tahun tengah berjalan kecil menghampirinya. Illena tersenyum melihat bocah laki-laki yang tengah bersusah payah untuk berjalan menghampirinya itu, dengan semangat, Illena pun menghampiri anak kecil itu dan membawanya kedalam gendongannya.

Illena mencium kedua pipi Chubby bocah itu yang menguarkan aroma bedak bayi."Ah, kau sudah mandi ternyata! Kau habis darimana sayang? Mama sedikit terkejut saat mendapati dirimu hilang dari kamar."ujar Illena menatap sedikit khawatir pada anak laki-lakinya itu.

Bocah itu hanya tersenyum memainkan jemari mungilnya pada wajah Illena membuat Illena tertawa kecil. Ia meraih jemari mungil itu untuk kemudian menggigit gemas dan bocah itu pun tertawa.

Illena melangkahkan kakinya ke dapur saat tanpa sengaja mencium aroma masakan yang sangat menggoda, membuat perutnya berbunyi seketika meminta untuk diisi.

"Ibu .. ?!"panggil Illena saat melihat punggung seorang wanita paruh baya yang tengah memasak.

Ibunya menoleh dan tersenyum saat mendapati anak perempuannya dengan cucu kesayangannya tengah berada di dapur.

"Kau sudah bangun! Ibu tadi mendengar Calvin yang terus menangis dan Ibu juga mencoba untuk melihatnya ke kamarmu. Kau tertidur begitu nyenyak sehingga tidak mendengar Calvin yang menangis. Ibu tidak ingin membangunkanmu yang terlihat begitu lelah. Jadi, ibu membawa Calvin turun setelah memandikannya."jelas ibu Illena.

Illena yang mendengar penjelasan ibunya pun tersenyum tidak enak.
"Iya, maafkan aku Bu. Mungkin saja aku memang terlalu lelah karena mengurus Calvin sendirian. Aku bersyukur ibu mau menginap dirumah untuk sementara."ujar Illena melangkah mendekati ibunya yang tersenyum lembut menanggapi ucapan Illena.

"Memangnya jam berapa Calvin bangun, Bu?"tanya Illena.

Ibu Illena yang kembali berkutik dengan alat-alat dapur pun menoleh sekilas pada Illena."Pukul tujuh kurang. Ibu mengira bahwa dia lapar, jadi Ibu buatkan susu."jawab Ibu Illena.

Illena mengangguk mengerti, memperhatikan masakan Ibunya yang terlihat lezat."Masakan ibu pasti lezat .. !"ujar Illena membuat ibunya tersenyum.

"Tentu saja. Jika kau lapar, duduk saja disana. Masakannya juga sudah mau siap!"ujar ibu Illena.

Illena hanya tertawa kecil, melangkah mendekati meja makan dan duduk di kursi yang sudah tersedia dengan Calvin yang berada di pangkuannya.

"Apa kau masih lapar sayang? Mama bisa membuatkanmu sarapan jika memang kau lapar."ujar Illena menatap buah hatinya yang tengah sibuk memainkan sendok kecil dari plastik yang baru saja ia berikan.

One Shot|Romance|[M]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang