Get You

16.2K 592 15
                                    

Happy Reading 😉!

Jam kini bahkan sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Tetapi, hal itu sama sekali tidak mengurungkan niat seorang wanita yang saat ini tengah melangkahkan kakinya dengan begitu santai melewati lorong apartemen yang terlihat sedikit sunyi. Terhitung hanya ada beberapa orang saja yang berjalan melewati lorong yang sama dengannya.

Salah satu tangan wanita itu masih setia mengapit sebuah map berwarna hitam yang menjadi alasannya menginjakkan kaki di gedung apartemen mewah ini. Keningnya sesekali mengernyit disaat sepasang matanya sesekali bergerak memperhatikan angka-angka pada pintu yang berada di sisi kanan dan kirinya. Akibat dari terlalu banyaknya pikiran sehingga membuat wanita bernama lengkap Andreana Trisye itu jadi sedikit kesulitan guna mengingat nomor Apartemen yang sudah menjadi tempat tujuannya.

Sampai kemudian matanya pun menangkap sederet angka pada salah satu pintu yang tentu sudah tidak asing lagi dimatanya, Andrea berhenti melangkah dan berdiri tepat dihadapan Pintu tersebut. Tangan kanannya yang bebas lekas tergerak untuk merapikan penampilan sebelum berakhir menekan bel yang tersedia didekat pintu apartemen.

Cukup lama wanita itu hanya berdiam diri berharap pintu agar segera terbuka. Namun, Andrea seketika hanya bisa merutuki seseorang yang menjadi pemilik apartemen ini lantaran berani-beraninya membuat seorang Andreana Trisye menunggu lama.

Berusaha sabar, tangan Andrea lantas kembali tergerak guna kembali menekan bel. Tetapi, belum sampai tangannya menyentuh bel tersebut, pintu apartemen mendadak terbuka begitu saja untuk kemudian memunculkan presensi seorang pria bertubuh tegap dengan penampilan hanya mengenakan celana panjang berbahan Jeans juga kaos putih polos.

Menatap pria tersebut, Andrea dengan cepat melemparkan senyum manisnya barangkali untuk melemparkan sikap ramahnya."Oh, hai! Saya berharap kedatangan saya kesini sama sekali tidak menggangu waktu anda."sapa Andrea.

Sementara pria dihadapannya hanya terdiam seraya menaikkan sebelah alis menanggapi ucapan wanita itu.

"Baiklah, mungkin anda sedikit bertanya-tanya prihal kehadiran saya yang tiba-tiba saja sudah berada di depan pintu apartemen anda. Tetapi, jika anda ingin, saya bisa menjelaskannya kalau saja anda mempersilahkan saya untuk masuk kedalam."ujar Andrea lagi yang mana membuat pria dihadapannya malah melemparkan tatapan penuh curiga kearah Andrea.

Wanita cantik itu hanya bisa menghela nafas panjang mendapati tingkah menyebalkan pria tersebut yang sedari tadi hanya memilih bungkam tanpa berniat menyahuti segala ucapan yang Andrea lontarkan."Well, ternyata anda masih suka sekali membuat saya benar-benar merasa kesal."

Andrea dengan cepat bergerak mendorong pria dihadapannya agar menyingkir dari ambang pintu untuk memudahkannya bisa menerobos masuk kedalam apartemen. Kaki wanita itu lekas melangkah menuju sofa ruang tengah dan tanpa dipersilahkan langsung mendudukan diri diatas sofa berwarna coklat dengan begitu santainya.

Pria pemilik apartemen pun pada akhirnya mau tidak mau kembali menutup pintu apartemen untuk kemudian menyusul wanita bar-bar yang menerobos masuk kedalam apartemen tanpa seizinnya.

Andrea sedikit mendongak guna menatap pria yang sekarang sudah berdiri disisi sofa lain yang berhadapan dengannya. Wanita itu sama sekali tidak berniat berbasa-basi lebih lama lagi dan memilih melemparkan map hitam yang sedari tadi dibawanya keatas meja kaca setinggi lutut orang dewasa yang menjadi pembatas sofa dimana ia tengah duduk saat ini dengan pria yang masih setia berdiri diseberangnya.

"Map itu berisi kasus baru tentang kematian seorang pejabat di kota Louisville."ujar Andrea kembali membuka percakapan.

Terlihat pria dihadapannya mengernyitkan kening."Lalu?"

One Shot|Romance|[M]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang