"Acha, bangun."
"Iya Ma, lima menit lagi"
"Udah jam setengah 7 itu, Cha. Kamu udah kesiangan, cepetan bangun!"
"ASTAGFIRULLAH MAMA, KENAPA GAK BANGUNIN ACHA."
✏◻◻◻
"Reina!"
Teriakan Acha terdengar memanggil nama perempuan berambut dark chocolate yang sedang asik bermain game di handphone barunya.
"ASTAGFIRULLAH, ACHA! untung gue gak jantungan." Reina mengelus-elus dada.
"Sorry, Na. Gak sengaja,"
"Tapi niat." sambungnya. Reina hanya memutar bola matanya. Malas menghadapi kebiasaan sahabatnya itu.
"Eh btw, Cha, Gue ketemu cogan di gerbang tadi. Sumpah! ganteng banget, Cha. Kayaknya sih kakak kelas deh."
Acha mengernyit, tidak percaya dengan apa yang diucapkan sahabatnya tadi.
"Halah bohong, gak percaya gue. Pasti yang menurut lo cogan itu sejenis sama si Adi." Acha terkekeh mengingat wajah si Adi, si cupu dengan titik hitam di pipi alias tompel.
Mendengar itu, Reina mendengus keras. "Serius gue, Cha. Nanti deh pas istirahat gue tunjukin."
"Terserah lo aja deh, Na."
Lebih baik mengalah, debat sama Reina mah gak bakalan ada ujungnya pikirnya.
Acha membuka novel yang sedang ia baca beberapa hari terakhir. Maklum saja, di rumah yang Acha pegang hanyalah handphone beserta pekerjaan rumah yang menumpuk.
"Hai gengs," teriak Anasya dari depan kelas dengan suara cempreng khasnya itu.
"Tau gak? masa tadi gue naik gojek abangnya wangi banget"
"Abang gojek aja lo embat, Sya. Lama-lama juga penjaga sekolah lo pacarin." ejek Reina menertawakan tingkah sahabatnya.
"Masih pagi udah rame aja." sahut Azalea yang baru datang bersama Alen
"Biarin aja sih. Eh si Aurel mana?" tanya Anasya
krik..krik..krik
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Anasya. Merasa kesal, Anasya mengeluarkan teriakannya "Ih kalian mah! gue dikacangin. Sebel ah sebel."
Acha yang sedang membaca novel langsung menutup bukunya. Menanggapi pertanyaan Anasya. Percuma saja baca novel tapi di sampingnya sudah ada si Anasya yang sedang mengamuk, bisa-bisa gagal fokus.
"Biasa, gak ada angkot. Paling dikit lagi sampe tu anak."
"Aduh cape banget, gila." keluh Aurel dari depan pintu kelas seraya merapihkan rambutnya yang sudah berantakan itu.
"Tuh kan, baru aja si Acha ngomong, udah muncul orangnya." sahut Alen
"Kenapa lo, Rel? cape amat kelihatannya, abis dikejar anjing ya?" tanya Azalea.
"Biasa, bu Yani udah nongkrong di depan pager. Untung gue bisa kabur dari dia." jawab Aurel seraya mengatur napas.
TEET...TEEET...TEEEETTT
"Gue baru sampe ih, masa udah bel aja." keluh Aurel mencebikkan bibirnya kebawah. Doakan saja agar bibirnya itu tidak copot.
"Terima nasib aja, Rel." Acha menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Aurel, masih pagi saja dia sudah menggerutu, gimana nanti? persiapkan hati saja agar tidak kesal mendengar keluh kesal Aurel.
"Habisnya—" Belum sempat Aurel menyelesaikan ucapannya, teriakan bu Yani terdengar sampai ke penjuru sekolah.
"CEPAT KE LAPANGAN! NGAPAIN MASIH DI DALAM KELAS?! GAK DENGER TADI DI SURUH KE LAPANGAN ADA PENGUMUMAN?!"
"Eh ayo buruan ke lapangan, gue gak mau kena marah." ujar Alen panik begitu mendengar teriakan bu Yani yang terkenal dengan tegas dan galaknya itu.
✏◻◻◻
Acha mengedarkan pandangannya ke arah kanan dan kiri lantaran merasa bosan akibat pengumuman yang disampaikan kepala sekolah tak kunjung selesai.
"Segitu saja yang dapat bapa sampaikan, salam sejahtera untuk kita semua. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh." suara kepala sekolah menghentikan aksi gabut Acha.
"Cha, lo liat deh ke arah barisan kelas sebelas, masa ada yang ngeliatin lo daritadi." ucap Anasya heboh
"Ih iya,Cha. Tadi juga gue liat dia ngeliatin lo mulu" sahut Reina tak kalah heboh dengan Anasya
Mereka berdua sepertinya pantas mendapat julukan Duo Mercon, habisnya setiap ada gosip seperti tadi pasti mereka yang heboh sendiri. Layaknya mercon. Berisik.
"Yang mana?" tanya Acha
"Itu loh yang lagi ketawa. Ih, tuh kan, dia ngeliatin ke sini lagi. Tuh liat matanya natap ke arah lo, Cha." jawab Anasya heboh
Acha mengikuti arah pandang Anasya, tidak lama kemudian pandangan acha bertemu dengan pandangan cowok yang sedang melihat ke arahnya.
DEG
Acha langsung memutuskan pandangannya.
"Oh itu, yaudah lah biarin. Wajar dia ngeliat, kan dia punya mata,"
"Yuk ah ke kelas." ajak acha
Baru saja jalan beberapa langkah, tiba-tiba ada yang menarik pergelangan tangan Acha dari samping.
"Tunggu,"
✉✉✉
To be continue...
✉ An ; sorry gengs ceritanya masih absurd dan gak jelas penulisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PS [1] ; Phantasiae
Fiksi RemajaPongah Series [1] ; Phantasie Halu akut. Julukan yang pantas untuk gadis berparas cantik bernama Raetissa Acha Zefanya. Pasalnya, gadis cantik yang sering kali dipanggil Acha itu selalu saja berangan-angan dan melamunkan masa depannya bersama orang...