(n.) O,215。

1.5K 331 17
                                    

❛ Ia biru muda yang mengikrar
dalam senja. ❜

Sepinggan penekuk hangat singgah di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepinggan penekuk hangat singgah di meja. Wangi semerbak memenuhi indra. Tapi—sepertinya ini bukan acara makan malam, lebih mirip sarapan pagi.

"Dinner tapi makannya pancake? Dikira gue mau sarapan?" omel Rhea pada Altar.

"Masih untung gua masakin. Lagian lo kelamaan milih baju, jadi nggak sempet beli bahan makanan dulu. Umi lagi nggak enak badan, awas aja ya kalo lo suruh-suruh umi."

"Kok jadi berasa gue yang jadi pembantu ya?" cibirnya.

Altar menghelah nafas, "Maksud gua kalo lo perlu apa-apa jangan panggil umi. Panggil gua aja, gua nggak mau umi kecapean."

"Iya-iya, tapi awas aja kalo sampe pancake lo nggak seenak buatan umi."

Altar tak menggubris, dirinya berbalik badan menuju bilik.

"Mau ngapain?"

"Siap-siap buat sholat di masjid," jawabnya tanpa berbalik badan. Rhea melirik dinding, pukul 06.05 pm.

"Makasih," ucapnya lirih sembari mengulum senyum menyawang pintu bilik Altar.

Jikalau boleh jujur, hati Rhea selalu tergerak sesaat mendengar panggilan adzan. Bila-bila lagi kalau Altar mengaji,  hatinya terasa tentram tak tahu mengapa.

Sepeninggal Altar ke masjid Rhea mematik cawan. Menghasilkan sebuah aransemen lagu sederhana, mengisi kebosanan sembari menunggu Altar pulang.

Tibalah saat bel berbunyi, Rhea mendengus. Bukankah biasanya Altar akan langsung masuk tanpa harus memencet bel? Jadi—apa maksudnya dia malah membunyikan bel?

Rhea memilih berpura-pura tuli, sembari mengeraskan volume patikan cawan yang dia buat.

Disisi lain Altar baru saja membuka pagar, dengan sajadah yang terselempang dipundak dan peci yang singgah di atas hulu. Dia menyingit, terparkir sepasang roda bermesin berwarna merah. Altar tahu siapa pemiliknya.

"Bastian?" sapanya sembari menyinggahkan tangan di bahu Bastian.

"Eh—lo?"

"Masuk aja, tuh anak mana ngerti kalo ada tamu harus dibukain pintu," ucap Altar sembari mendorong gagang pintu.

"I-iya, eh kok lo bisa ada dirumah Rhea? Lo kakaknya?" tanyanya saat Altar menggiringnya ke meja makan.

ALBEDO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang