Ada sesuatu dari sorot matamu, jangan takut, berlindunglah di bawah bayanganku maka kau tak terlihat, dengan begitu kau akan aman"- Bang Chan
.
Alunan musik, nyanyian yang merdu, tarian yang tajam menjadi penilaian hari ini, setiap siswa menyiapkan dengan matang untuk mendapat nilai penuh, pagi pagi kelas sudah di ramaikan dengan berbagai alat musik, seperti drum, piano, gitar, bahkan klarinet. Tak jarang juga siswa yang berlatih di depan kelas mereka.
Hingga saat bel masuk banyak siswa yang mengeluh, dengan alasan kurang persiapan."Hai Jaehyuk kenapa kau disini, bukankah penilaian sedang berlangsung" tanya seorang di depan Jaehyuk, lelaki itu terlihat lebih tua darinya.
Kulitnya sangat putih bahkan lebih putih dari kebanyakan orang korea, tangannya tersimpan di saku jaket. Wajahnya tertutup masker hitam polos, Menatap Jaehyuk dengan prihatin.
"Aku tak percaya diri, skill mereka terlalu jauh di atasku" lalu Jaehyuk menunduk.
Didepan tolilet pria sedang sepi, bahkan petugas kebersihanpun tak nampak, padahal biasanya saat jam pelajaran berlangsung petugas kebersihan langsung membersihkan area sekolah tanpa terkecuali.Jaehyuk mendongak menatap orang yang masih berdiri di hadapannya, dia orang asing. Bahkan pria itu bukan siswa sekolah ini, wajahnya tertutup masker, apa mungkin pria yang ada di depannya itu seorang penyusup dari sekolah sebelah.
"Kembalilah ke kelasmu dan ikuti penilaiannya tunjukan yang kau punya" ucap pria itu dengan prihatin
"Aku tak bisa menunjukan apa apa, sekalipun aku menunjukan sesuatu mereka pasti akan menertawaiku" ungkap Jaehyuk dengan nada yang bergetar, rupanya Jaehyuk menahan tangisan.
"Dasar pengecut! Tunjukan dirimu, atau kau hanya akan duduk termenung di di depan toilet hah" ucap pria itu. "Heyy kau tak perlu takut dengan olokan mereka" lanjutnya
Jaehyuk tak menanggapi, tapi 5 detik setelah pria itu berbicara pria itu melenggang pergi meninggalkan secarik kertas kecil di lantai, kartu nama.
Jaehyuk dengan ragu memungut kertas itu.
"Bang Chan namanya Bang Chan" gumam Jaehyuk, kemudian ia memasukan kartu nama itu di saku seragamnya..
Chan duduk dibawah cahaya yang remang remang, kakinya yang Dikepang disandarkanya pada meja kecil di bawahnya, kepulan asap rokok keluar dari mulutnya menemani sorenya, Berbeda dengan pria yang sedang mencoba senapan barunya di ruangan yang lebih terang.
"Wihh gila hyung ini keren banget" Junkyu berdecak kagum melihat beberapa senapan yang terjajar rapi di meja, Junkyu hendak mengambil satu, tapi tangannya malah di pukul sang empu.
"Singkirkan tangan kotormu itu" ucap Changbin ketus.
"Songong banget lo hyung" Junkyu mengelus punggung tangan kanannya yang tadi di pukul Changbin.
"Bukanya songong, tangan lo bau bawang, kalo mau nyentuh cuci tangan dulu sana" Junkyu yang kesal lantas meninggalkan Changbin dengan senapan barunya.
Junkyu pergi dengan sumpah serapah yang dilontarkan dari mulutnya, andai Changbin mendengarnya mungkin kepala dan tubuh Junkyu telah terpisah, oleh penggalan Changbin.
Changbin adalah sosok pria yang dingin, jarang berbicara, dan jarang tersenyum, tatapannya sangat mematikan. Ia ahli dalam membidik mangsanya tapi satu kelemahannya, ia akan mati bila di tatap felix dengan tatapan membunuh eh... Nggak ding maksudnya Changbin akan galauin Felix, Felix itu belahan jiwanya meskipun status mereka. Entahlah mungkin komitmen yang menghalangi status mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Darkside] Stray Kids & Treasure 13
FanfictionDi dunia ini. Ada 2 sisi Mereka yang menyukai Cahaya dan Mereka yang tak takut kegelapan. Start 10/02/2019 On Going