the Book

81 6 1
                                    


Ini adalah sepenggal kisah di antara mereka.
Kisah dimana awal cerita yang harus dimulai, kisah yang seharusnya tak terungkap.

Kenangan demi kenangan seakan dipaksa untuk berputar.
Ya, semuanya tergambar jelas di cakrawala.
Semua orang pernah merasakan lara.
Bukan hanya karena putus cinta saja.

Kesalahan tak seharusnya ditebus pula dengan kesalahan. Orang lain tak pernah tau alasan kita membuat kesalahan.

Sebuah buku tebal nan kusam kini didekapnya dengan erat, berharap orang orang disana bisa merasakan pelukan hangatnya. Dilihatnya sampul buku itu. Hanya tulisan tangan biasa namun terukir jelas ketulusan pada tiap goresan.

"Our Story"
By
Bang Chan, Seo Changbin and teman teman yang selalu nulis di Diary masing masing

M

embaca judulnya saja sudah geli sendiri.

Tertera di sampulnya penulisnya utamanya adalah Chan dan Changbin, cerita lainya mereka tulis berdasarkan curhatan dan hasik kuntitan diary teman temannya.
Biar ku simpulkan ini adalah buku tentang awal perjalanan mereka.

Han Jisung pria itu duduk di pinggiran sungai Han. Mengamati setiap inci dari buku itu, dibukanya halaman pertama dari buku tersebut. Menampilkan sebuah foto yang akan membuat dirinya termenung.

3 tahun berlalu kini ia beranjak menjadi mahasiswa semester 4 di kampusnya. Sudah sepantasnya ia menjadi dewasa, tak ada lagi yang menolongnya tak ada lagi Minho yang selalu menjadi buntutnya, tak ada lagi Felix yang akan gibahin Changbin, Tak ada lagi tinjuan antara Yoshi dan Hyunjin, tak ada lagi protes masakan dari Haruto. Tak ada lagi semuanya.

Semua telah sirna, ia sendiri yang membinasakannya.

"Ngaret banget dah, macem emak emak mau kondangan" gerutunya.

Yang dimaksud Jisung belum juga kelihatan batang hidungnya.
Ya, kini tinggal mereka berlima yang tersisa.

Ah itu dia aatu telah datang, dari kejauhan berlari sembari melambaikan tangan, wajahnya nampak bahagia. Dia adalah orang yang melarikan diri ke Jepang tiga tahun yang lalu.

Namanya kini sudah berbuntut, sudah sukses di negeri orang, Kim Woojin.

"Ngaret banget anjirr" celetuk Jisung

"Ngomelnya bentar, peluk dulu dong... kangen gue"

Kedua sahabat kini saling melepas kerinduan, sambil ngomel tentunya.

"Duduk sendirian di sini mau Bundir lo"

"Yee gue masih punya otak kali"

Seseorang datang dan langsung bergabung untuk melepas rindu. Junkyu tumbuh menjadi pria yang baik.

"Ah masa Mashiho sama Yoonbin belum dateng" kata Junkyu

"Lo juga ngaret" celetuk Jisung.

Yang dituju hanya cengengesan aja, sembari menunggu kedua orang lainya datang mereka ngobrol ngobrol sedikit, ya tentang kehidupan mereka setelah terbebas dari belenggu Darkside .

"Seneng ya bisa kumpul" ucap Woojin.

"Ah... kurang mereka, andai bisa reuni" -Junkyu

Jisung menghela nafas "andai gue nggak bunuh mereka"

"Bicara apa lo?"

Mereka bertiga menengok kebelakang ada Yoonbin dan Mashiho juga keduanya mendekat kearah mereka bertega. Saling berjabat tangan ala ala temen satu geng.

"6 tahun yang lalu kakak perempuan gue meninggal dibunuh, gue frustasi berat sampe akhirnya gue ketemu bang Chan dia yang ngajak gue gabung. Tapi lama kelamaan gue curiga sama geng kita terutama sama Chan, gue mulai cari tahu sendiri. Dan kalian taulah ternyata kakak gue dibunuh sama Changbin" jelas Mashiho, matanya menatap ke atas.

"Changbin?" Tanya Yoonbin

"Lah kok jadi si boncel yang bunuh sih" Jisung tidak percaya.

"Makanya kita semua kumpul disini, kita akan tau kebenaranya dari sana" Mashiho menunjuk buku yanv didekap Jisung.

"Lo udah baca sung?" Tanya Woojin.

"Sesuai janji, kita baca bareng bareng"

"Gaess sebenernya dari tadi gue nahan ngakak baca judulnya" ujar Yoonbin

"Gue juga gitu, semacam sedih tapi masih ketawa" Junkyu menyetujui Yoonbin

Jadi mereka semua berkumpul untuk mencari kebenaran dari masalalu yang kelam, menyakitkan dan penuh drama ini.

[Darkside] Stray Kids & Treasure 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang