Happy reading...
.
.
Jisung berjalan meninggalkan pusat perbelanjaan di tengah kota, ia hanya membeli beberapa pakaian yang sebenarnya tak ia butuhkan. Harusnya saat ini ia tengah teryidur lelap di kasur dengan selimut tebal.
Sejak pulang kuliah tadi ia bahkan belum menjenguk apartemennya.Pria itu tak kehabisan ongkos untuk naik taksi, ia ingin menikmati jalanan yang kian sunyi.
Beberapa orang berlalu lalang dengan buru buru. Disumpalnya kudua kuping dengan headset. Tangannya ia masukkan kedalam saku jaket.
Sudah cukup lama dan cukup jauh Jisung berjalan, kakinya mulai panas dan pegal namun hawa dingin itu tak menyurutkan langkahnya agar terus bergerak.
Didapatinya seorang oemuda yang tengah tersungkur dengan tubuh babak belur, ia juga melihat seirang pria lain yang membabi buta orang itu.
Jisung berusaha mengabaikannya, tetapi sekelebat bayangan tentang Seungmin yang dulu juga dibully tiba tiba muncul. Entah dari mana asalnya padahal dulu yang menolong adalah Chan bukan Jisung.Jisung merasa kasian terhadap orang yang dipukuli itu, dengan segera ia berlari menuju mereka.
"Lawan kalo seimbang" kemudian Jisung mendecih.
Pria yang sedari tadi memukul mendongak mendapati seorang pria tengah mengejeknya.
Yang dipukuli pun melihat Jisung dengan tatapan yang sulit diartikan.Sang pria berdiri dengan raut wajah yang sangat emosional terhadap Jisung. Sebaliknya Jisung justru bersikap tenang seolah ia sudah terbiasa dengan situasi ini.
"Lo nggak tau apa apa mending diem!" Ucap pria itu.
Pria yang babak belur berusaha memperbaiki posisinya menjadi duduk.
Jisung membuang muka "Harusnya malu sama diri sendiri"
Pria itu mendekati Jisung "maksud lo apa?!"
Jisung menoleh "laki laki cari lawan itu yang imbang" kemudian Jisung tertawa.
Pria itu hilang kesabaran, langsung saja ia meninju wajah Jisung dan tepat sasaran.
Jisung tersungkur lalu berdiri seraya melemparkan tasnya kearah pria yang tadi dipukuli.
Jisung balas meninju perut pria tersebut "lo nggak tau siapa gue!"
Pria itu terjengkang kebelakang seraya memegangk perutnya "lo yang mulai!"
Jisung menendang perut pria itu dengan sangat keras. Perkelahian sengit tak dapat terelakkan. Jisung seperti kehilangan kendali, sorot matanya begitu tajam.
Pria yang terduduk tadi memandang Jisung dengan kemgerian, ia dengan jelas melihat Jisung membabi buta orang yang menyakitinya. Ia senang karena ada yang membelanha tapi bukan dengam cara seperti ini.
"Hey sudah hentikan!!" Ucap pria itu sembari berusaha berdiri.
Jisung yang masih sibuk membabi nuta pun menoleh. "Diem lo Gyul"
Pria itu terkejut bagaimana mungkin ia tahu namanya, mereka belum sempat berkenalan.
Jisung pun tak sadar jika ia tengah mencekik pria itu, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya bahwa yang melakukan ini bukan dirinya.
Satu detik ia tersadar namun detik berikutnya ia merasa nyawanya lepas begitu saja.
Pria itu tak bergerak lagi nafasnya telah berhenti Jisung yang membunuhnya.
"Buang mayatnya ke Sungai" ucap Jisung pada pria yang terduduk
"Tapi.."
Jisung menatapnya dengan tajam "atau lo mau gue bunuh sekalian?"
Pria itu dengan cepat menggeleng lalu bergegas menheret tubuh seorang pria yang terbujur kaku menuju sungai.
Jisung turut andil dalam lenyeretan tersebut. Setibanya di tepi sungai ia memerintahkan pada pria tersebut untuk membeli minyak tanah.
Karena takut akan dibunuh pria itu menurut saja apa yang di lerintahkan Jisung.
Kini Jisung tengah memvakat mayat pria tadi.
"Kenapa kau bunuh diam" tanya Pria itu.
"Hangyul, seorang siswa sma kelas 3 terlibat masalah dengan kakak kelasnya dulu, mirisnya lagi itu karena cewek" ujar Jisung.
Hangyul, nama pria itu. Hangyul tersenyum miris, Jisung bahkan tau masalahnya.
Cukup lama mayat itu terbakar lalu keduanya membuang mayat itu ke sungai.
"Lo lapor polisi keluarga lo di ambang kematian" ancam Jisung kemudian pergi menjauh.
Hangyul membuntuy di belakang.
"Aku hanya ingin berterimakasih padamu"Jisung tiba tiba berhenti Hangyul pun ikut berhenti. Jisung memegangi kepalanya kesadarannya kembali pulih. Lalh menoleh kebelakang mendapati Hangyul yang menatapnya dengan bingung.
"Gue bunuh irang?" Jisung seperti orang yang linglung.
Hangyul mengangguk. Jisung merasa bersalah lalu berlari meninggalkan Hangyul dengan sejuta pertanyaan.
Ia sampai di apartemennya kini ia sedang menatap dirinya di depan cermin.
Secara fisik Jisung seperti orang normal pada umumnya, tapi jiwanya tak terkontrol.Jisung menggeram rendah seraya menjambak surainya. Sekali lagi ia menatap wajahnya di cermin.
"Ini gue bukan sih" lalu menampar wajahnya sendiri."Kenapa baru sadar" ia masih menampar nampar pipinya.
Ditinjunya cermin itu hingga berkeping keping, ia marah. Marah pada dirinya sendiri, ia marah mengapa dirinya kini berubah. Darah segar keluar dari jari jarinya, bau anyir memenuhi ruangan.
Jisung meneteskan air mata, sekelebat bayangan teman temannya muncul. Rasa bersalah itu kembali muncul.
"Apa yang terjadi pada Jisung?"
.
Tbc
Thanks for reading
KAMU SEDANG MEMBACA
[Darkside] Stray Kids & Treasure 13
FanfictionDi dunia ini. Ada 2 sisi Mereka yang menyukai Cahaya dan Mereka yang tak takut kegelapan. Start 10/02/2019 On Going