if

51 5 0
                                    

Happy reading...




.

Seorang pria duduk di tempat yang ia sendiri tidak tahu, kepalanya tertunduk, kedua tangannya saling berpautan.
Semuanya terlihat sama, serba putih. Hanya dirinya yang kontras.

"Ya tuhan, andai waktu bisa diputar, aku ingin menebus dosa ku" ucapnya.

"Ya tuhan, tolong beri aku kesempatan untuk menebus dosa dosa ini"

Changbin, pria itu menatap sekelilingnya, tak ada yang berubah sejak pertama kali ia disini.

Tubuhnya terasa tersedot ke dimensi lain secara tiba tiba, ia berteriak namun suaranya terus menggema.

Ia terus tersedot ke dalam lubang cahaya, ngeri sekali rasanya.
Hingga sebuah cahaya yang yang sangat terang begitu menyilaukan mata.

"Ya tuhan, tolong"

Tubuhnya mengejang secara tiba tiba, ia bisa merasakan detak jantungnya berdegup sangat kencang, nafasnya tersenggal. Semakin ia menarik nafas maka serasa oksigen disekitarnya menipis.

Dokter dan beberapa perawat datang dengan buru buru menuju ruangan yang Changbin tempati, disana terpampang sebuah alat penunjang kehidupan yang setia mendampingi Changbin. Pria itu benar benar membuka matanya, tatapan yang tak dapat diartikan. Air mata kian menetes.

"Puji tuhan" ucap salah seorang dokter.

Changbin hendak membuka mulutnya, tapi rasanya sangat sulit sehingga ia hanya menggerakan kedua matanya.

Pandangannya kabur untuk sesaat, kemudian ia dihadapkan lagi dengan tempat yang teramat gelap.

Ia frustasi benar benar frustasi, tempat macam apa ini.

Pria itu hanya perlu berlari namun rasanya ia tak bergerak sedikitpun. Nafasnya sedikit tersenggal.

"Tempat apa lagi ini" kesalnya.

Secara tiba tiba tubuhnya terhempas sangat jauh. Baru saja ia akan bangkit namun tempat yang kini ia pijak kini amblas kebawah. Hingga tubuhnya terjatuh lagi.

Changbin dengan wajah datar hanya menyikapi "jatuh lagi rupanya"

.

"Dia sadar pagi tadi"

"Ah ya tuhan terimakasih"

"Ini benar benar pertolongan tuhan"

"Semoga ia akan hidup normal kedepannya"

Changbin mendengar semua itu, ia mendengar suara ibunya yang berbincang dengan dokter.

Ia juga mendengar orang yang meninggalkan tempat itu.

"Ah.. Changbin kau memang harus hidup, dosamu terlalu banyak. Kau harus menebusnya" entah suara siapa itu. Namun suara itu berhasil membuka matanya.

"Changbin? Are you okay?" Ibunya begitu tulus

Changbin hanya menyunggingkan senyum.

"Kau haus, nak"

Changbin mengangguk pelan, kemudia ibunya membantu Changbin untuk minum.

Beberapa minggu setelah sadar dari komanya yang panjang Changbin mulai dapat beraktifitas, namun dokter belum sepenuhnya memberi ijin ia untuk pulang.

"Papa mana?"

"Di surga"

Changbin mengerjtkan dahi "kenapa bisa?"

Ibunya berhenti mengupas apel untuk sesaat "takdir"

"Berapa lama aku koma?"

"Mm empat tahun"

[Darkside] Stray Kids & Treasure 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang