Sella memasuki sekolah barunya dengan mata berbinar. Hari ini, hari pertama Sella memasuki SMA Garuda Sakti, dia berhasil memaksa Angga agar diperbolehkan membonceng dengan motor kesayangan Angga.
Tentu saja hal itu menjadi sorotan bagi siswa siswi SMA Garsa, terlebih kaum hawa. Angga Karino yang notabe nya siswa kesayangan guru-guru karena kepandaiannya baik di bidang akademis maupun non akademis. Oh ya, jangan lupakan Angga yang menyandang most wanted SMA Garsa di kalangan kelas 12.
"Bening-bening banget sih tu kakak kelas," guman Sella sembari turun dari motor milik Angga.
"Iya lah, kan buluk nya pindah ke elo," jawab Angga dengan santainya, "Kemarin lo liat pengumuman dapet kelas apa?"
"10 MIPA 3 deh, sekelas bareng Cika juga."
"Yaudah sana, ngapain lo masih disini?" Angga mendorong bahu Sella bermaksud agar Sella segera pergi ke kelas barunya.
"HEH?!" bentak Sella menyingkirkan tangan Angga dari bahunya, "Ya anterin lah, lo pikir gue tau dimana kelas nya. Sombong amat jadi Kakel. OHH..makanya lo ga punya pacar. Orang kelakuan lo begini."
Angga terkekeh, "Lo lupa? Gue most wanted dan kesayangan guru disini. Tu adkel gue senyumin juga kesengsem sama gue."
🌵🌵🌵
Nava melangkahkan kaki nya di pojok kantin milik Mpok Nur. Kurang 5 menit lagi bel akan berbunyi, tapi Nava tidak berniat untuk masuk kelas terlebih dahulu.
Pojok kantin milik Mpok Nur sudah mejadi langganan nongkrong Nava dan teman-temannya saat jam-jam tertentu. Jelas saja, tempat itu adalah ruangan kecil yang muat untuk 5 orang. Didalanya hanya beralas karpet yang sengaja Nava beli untuk tempat itu. Kata Mpok Nur, dulu bangunan itu dibuat untuk kamar mandi khusus kantin, tapi karena tempat itu bersebelahan dengan tempat Mpok Nur memasak, jadilah kamar mandi itu tidak dilanjutkan pengerjaanya.
"Weh Nav, tumben jam segini berangkat." Nava melihat disana sudah ada Aziz yang sedang mabar dengan seragam tanpa dikancing.
"Hm..Yunus belum berangkat?" Nava melempar tas nya kemudian ia gunakan sebagai bantal.
"Paling bentar lag-"
"ASSALAMUALAIKUM KALIAN NUNGGUIN AKU NGGAK?"
Aziz menghentikan mabarnya dan berdiri sembari menggoyang-goyangkan bahunya, "IHHH..GAMAU GASUKA GELAY."
"Pinter deh lo Jis kalo masalah ginian." Yunus mengedipkan sebelah matanya ke Nava, "Godain aku dong bang."
"Ogah." Nava memejamkan matanya, malas menganggapi teman-temannya.
"Jis," Yunus mengetikkan sesuatu di handphone nya, "Lu sekarang jadi seleb tiktok ya." Disana terpampang video Aziz sedang berjoget dengan musik tanam-tanam ubi.
"Anjirr..kemarin gue cuma iseng aja buat itu, tapi fyp anjir, mana pada komen hargai saya sebagai pacarnya." ujar Aziz menggebu-gebunya, "Sekarang gue mau fokus buat tiktok aja, gue gajadi lamar jadi barista."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lava
Teen FictionSEDANG TAHAP REVISI Nava Arduino, seorang kakak kelas yang katanya ganteng banget, gans, keren, pokoknya ga ada obat. Kegantengan Nava ini diibaratkan seperti daya magnet yang luar biasa, tidak hanya temannya, kakak kelasnya, dan adek kelasnya saja...