Sedari tadi Sella senyum-senyum sendiri jika teringat bagaimana dia bisa berboncengan dengan mas crush nya. Dari mulai Nava yang tiba-tiba muncul di depan Sella dan mau-mau aja Sella tebengin, dan parahnya lagi Nava yang hati-hati dalam mengendarai motornya setelah Sella mengingatkan bahwa Sella sendiri tidak memakai helm.
Entah memang kebetulan atau Sella yang ke pd an?
"Mom, mommy mau Sella bantuin apa nihh..." Sella menyusul mommy nya yang sedang duduk menonton acara televisi yang menampilkan berbagai informasi yang sedang terjadi bersama Angga.
"Lah? mommy lagi liat tv, gaada yang perlu dibantuin," jelas mommy nya yang tak mengalihkan atensinya dari televisi.
"Yaa..mungkin mommy punya kerjaan rumah yang belum selesai gitu, biar Sella yang kerjain deh," jangan lupakan senyum Sella yang terus terpatri di wajahnya.
"Emm..apa ya?" Mommy Sella berusaha mengingat-ingat apa yang belum sempat ia kerjakan, "Gaada tuh kayanya, kamu sih nawarinnya telat, keburu mommy selesain."
"Kalo gitu Lo cuciin hoodie gue aja sana, di belakang pintu kamar gue." Angga buru-buru ngambil kesempatan.
"Oke." tanpa basa-basi lagi Sella langsung melangkah ke kamar Angga dan mengambil Hoodie berwarna putih yang menggantung di belakang pintu kamar Angga.
"Adek kamu kenapa sih bang? tumben banget."
"Biarin mom, entar Angga tanyain."
Sella kembali lewat didepan mommy dan kakaknya saat akan menuju ke kamar mandi untuk mencuci, dia berjalan dengan riangnya seperti tanpa ada beban sama sekali. Dan hal itu menimbulkan kerutan di dahi Angga.
"Huh.. ternyata kalo deket sama orang yang disukai bikin ngapa-ngapain jadi semangat gini ya." tutur Sella pada diri sendiri.
• • •
"Kak Nava..ayo main boneka.." Nara menarik-narik kaos Nava.
"Iya, Nara main dulu aja ya, kak Nava temenin disini." Nava tersenyum lembut.
Bukannya Nava tidak mau bermain bersama adiknya, tapi pikiran Nava sedang kalut kali ini. Entah gimana bodohnya, sampai-sampai dia bisa mengantarkan Sella sampai rumahnya. Seharusnya Nava tadi bisa menolak mentah-mentah tawaran Sella kan?
"Nara ngantuk ya?" tanya Nava yang melihat adiknya sudah menguap beberapa kali, "Tidur yuk, sini kak Nava gendong." Nava mengangkat tubuh mungil Nara dan menggendongnya dengan nyaman agar Nara segera tidur.
Setelah dirasa Nara tertidur baru Nava meletakkan Nara di kamarnya yang memang hanya sebelahan dengan kamar Nava.
Nava membuka ponselnya yang sedari tadi dia diamkan, sudah banyak sekali pesan-pesan line yang masuk dari gebetan-gebetan Nava. Tapi kali ini, nava malas untuk membalasnya, dia lebih tertarik pada aplikasi berwarna merah ungu bercampur orange, yang tak lain Instagram.
Nava memilih kolom pencarian dan mengetikkan sesuatu di sana, lalu muncul sebuah akun yang menampilkan beberapa foto wajahnya.
sellakarina
KAMU SEDANG MEMBACA
Lava
Novela JuvenilSEDANG TAHAP REVISI Nava Arduino, seorang kakak kelas yang katanya ganteng banget, gans, keren, pokoknya ga ada obat. Kegantengan Nava ini diibaratkan seperti daya magnet yang luar biasa, tidak hanya temannya, kakak kelasnya, dan adek kelasnya saja...