Sella Tak kehilangan akalnya. Setelah Nava pergi tadi, Sella segera menghentikan ojek didepan minimarket dan mengikuti kemana motor Nava melaju. Kini, Sella sudah berada didepan rumah bernuansa abu-abu itu. Tidak Salah lagi, itu pasti rumah Nava.
Pintu rumah itu terbuka sedikit. Dengan hati-hati Sella mengintip rumah tersebut. Benar objek yang dilihatnya sekarang adalah seorang kakak kelasnya yang terkenal bad boy sedang bercanda dengan seorang anak kecil.
"Kakak cantik,"
Nava mengikuti arah pandang Nara yang mengarah ke pintu rumahnya. Disana terpampang wajah Sella yang mengendap-endap. Sella yang menyadari bahwa dirinya sudah tertangkap basah melihat Nava dan anak kecil yang sedang bercanda tadi, Sella segera keluar dari persembunyiannya Dan menampakkan wajahnya dengan senyum yang kikkuk.
"Hehe," Sella
rahang Nava mengeras, jari-jari tangannya ia kepalkan seperti sendang menahan emosi."Ngapain sih lo kesini," Nava menarik tangan Sella paksa.
"Aw, kan aku udah bilang ke kakak, kalo aku mau bantuin buatin sup,"
"Gue juga udah bilang kalo gue udah ada bibi,"
"Kakak,"
Nara memeluk kaki Sella. Sella yang menyadarinya segera mensejajarkan tingginya dengan Nara.
"Ehh-hai adek cantik, kamu namanya siapa?"
"Namaku Nalha kakak,"
Sella terkekeh mendengar jawaban nara. Sungguh-sungguh menggemaskan baginya. Sella menahan diri untuk tidak mencubit pipi gembil milik Nara.
"dia cadel" jelas Nava judes.
"Ayo kak, main sama nalha,"
Nara menarik tangan Sella menuju ke dalam rumahnya Dan langsung mengeluarkan berbagai macam mainan yang sudah Nava rapikan.
"Masak-masakan yuk kak,"
"Iya ayo,"
Sella bermain dengan Nara sangat telaten. Nara dengan Sella bermain seolah-olah mereka berperan menjadi seorang penjual Dan pembeli.
"Nara mau beli apa?"
"nalha mau sup kakak,"
Sella memotong sayur-sayuran yang bisa dibelah menjadi dia, kemudian ia taruh didalam wadah mainan Nara. Mereka berdua bermain cukup lama hingga Nava sendiri yang melihatnya merasa nyaman akan kehadiran Sella.
"Den, ini supnya sudah jadi,"
"Yaudah bi, sini biar Nara aku suapin," Nava mengambil sup yang dipengang oleh bi Epo.
"Nara, Ayo makan dulu,"
"nalha mau makan sama kakak cantik,"
Mendengarnya, tangan Sella terulur untuk mengusap halus rambut Nara. Tanpa berbicara dengan Nava, Sella segera merebut sup yang berada ditangan Nava. Jika sudah menyangkut dengan anak kecil, Sella bisa lupa dengan apa pun itu. Dia suka dengan anak kecil, di mata sella, anak kecil itu sungguh menggemaskan.
"Yuk makan dulu,"
"Sambil main kakak,"
"Oke..ini aaaaa,"
Sella menyuapi Nara dengan sangat telaten, sedikit saja ada sisa makanan dimulut Nara, pasti langsung sella bersihkan dengan tangannya.
"Nyammm," Sella tertawa gemas melihat tingkah Nara yang over cute itu. Pipinya yang menggembung akibat sibuk mengunyah makanan, Dan rambut kucir duanya yang bergerak kesana kemari akibat tingkah Nara.
Hangat.
Itu yang dirasakan Nava ketika bisa melihat adiknya yang makan dengan lahap dan terlihat sangat bahagia. Nava tersenyum simpul. Sangat Manis.
Namun ketika melihat Sella, senyuman itu seketika menghilang. Entah apa yang Nava rasakan, Nava tidak mau mendekati Sella. Padahal jika dengan cewek cantik yang bahkan belum Nava kenalpun, ia berani untuk mendekati dengan mengandalkan kegantengannya. fakboi. Namun kali ini lain, Nava tidak mau melakukannya kepada sella. Entah ia risih dengan sella--atau...
Intinya hanya Nava yang tau.
"Yeay! Nara Pinter, makanannya habis. Sekarang Nara tidur ya, biar kakak buatin Susu dulu,"
"Oke kakak,"
Sella segera membersihan alat makan Nara Dan berniat membawanya kebelakang. Namun, baru sampai di depan dapur mangkok bekas makan Nara langsung diambil alih oleh Nava dengan kasar.
"Lo gausah caper, sekarang mending lo balik,"
"Aku gak caper kok," sella kaget dengan nava yang tiba-tiba bertingkah kasar seperti ini.
"Pulang!"
"Kakak gak Ada niatan buat nganterin aku gitu?" Ujar sella dengan Mata berbinar dan terlihat penuh dengan harapan.
Nava memalingkan wajahnya, "Gak!"
"Yahhh..terus aku pulang Naik apa kak?"
"Ojek online,"
"Emm, kouta aku habis, hehe,"
"Jalan kaki,"
"Hah?! Kak, ya ampun rumah aku dari sini jauh Tau,"
"Siapa suruh lo ngikutin gue,"
Sella mendecak kesal, sungguh manusia tidak berperi-hatian ya gini, "Yaudah aku pamit kak," Sella melihat sebentar ke arah Nara, oh ternyata si baby girl sudah terlelap, "Salamin buat Nara ya kak? Bye kak, sampai ketemu besok di sekolah," sella meninggalkan Nava dengan tangan yang ia lambai-lambai kan.
Melihat sella sudah keluar dari rumah nya. Nava segera mengambil handphone nya dan sibuk mengetik sesuatu disana.
Beres. Nava keluar dari rumah, Dan didapati sella yang sedang membuka pintu gerbang rumah Nava.
"Tunggu diluar gerbang, gue udah pesen ojek online. Udah gue bayar"
"Seriously?"
"Gausah geer. Anggep itu ucapan makasih gue karena Lo udah bikin adek gue seneng"
"Ga bisa, udah terlanjur terbang nih kak aku"
Nava tidak menghiraukan sella, ia lebih memilih masuk kembali ke dalam rumahnya.
"Ini mimpi kan?" Sella mencubit pipinya sendiri, "OMG, kenyataan. Huaaa...mommy Sella mau nangis, hiks," sella mengelap air Mata yang berada diujung matanya.
Tanpa sella sadari, sedaritadi Nava memperhatikannya dari balik jendela, Dan tersenyum melihat tingkah sella yang layaknya anak kecil baru dibelikan lollipop oleh mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lava
Teen FictionSEDANG TAHAP REVISI Nava Arduino, seorang kakak kelas yang katanya ganteng banget, gans, keren, pokoknya ga ada obat. Kegantengan Nava ini diibaratkan seperti daya magnet yang luar biasa, tidak hanya temannya, kakak kelasnya, dan adek kelasnya saja...