8 -Kedai-

127 5 0
                                    

Bel pulang sekolah baru berbunyi 1 menit yang lalu. Keadaan kelas MIPA 3 pun masih ramai, banyak diantara mereka yang sibuk dengan handphone nya, tak jarang juga saling berkenalan dengan siswa yang lain agar makin akrab.

"Hai Cik. Temen Lo mana?"

Cika menoleh. Menatap laki-laki teman sekelasnya yang entah namanya siapa, karena dia juga lupa namanya temannya itu. Orang itu lebih banyak diam dikelas.

"Temen gue yang mana?"

"Yang itu..yang-suka duduk disebelah Lo?"

Cika melihat kearah kursi disebelahnya. Dan hasilnya nihil, sudah tidak ada lagi tas yang menempati kursi itu, peralatan di meja juga sudah bersih. Artinya si pemilik sudah bergegas pergi, sialnya Cika tak menyadarinya sama sekali.

"Astaghfirullah..ini anak kemana lagi!? Baru juga bel. Udah kabur aja tuh orang,"

"Dia..namanya siapa sih? Gue lupa?"

"Sella namanya, emang kenapa?"

"Gapapa,"

• • •

WhatsApp

abangsat🖕

Bang, gausah nungguin gue. Gue udah pulang duluan. Mau mampir beli buku dulu ya, bilangin ke mommy. Thanks Abang ‹3

Beli buku? Bukan Sella banget. Tak mungkin Sella rela uangnya untuk membeli buku kecuali memang butuh, kecuali kalo buku itu semacam novel.

Itu hanya sebuah alasan. Alasan untuk bisa mengikuti Nava dan teman seangkatannya tadi akan pergi kemana. Sekarang Sella sedang membuntuti keduanya dengan naik Abang ojek pengkolan yang ada didekat sekolah nya tadi.

"Neng itu udah berhenti motornya, udah masuk ke restoran nya. Berhenti disini aja ya neng."

"Yaudah deh pak, ini uangnya. Makasih ya pak."

"Sama-sama neng."

Kedai kopi

"Bukan restoran kok. Jadi aman..kak Nava gak bakalan nembak cewek tadi. Asek."

Sella masuk kemudian memesan menu yang murah. Gapapa, ga penting apa menunya yang penting dia bisa gangguin Nava dan cewek tadi.

setelah mencari-cari keberadaan Nava dan cewek tadi, ternyata mereka berada di lantai 2. sella segera mendatangi tempat duduk Nava.

"Ehem..permisi, kayanya kalian satu sekolah ya sama gue. Boleh gabung?" Sella berucap seolah-olah dia tidak mengenal Nava kesayangannya itu.

"Em-"

"Gak!" Nava memotong ucapan Ayu yang kelihatannya juga bingung akan harus menjawab bagaimana.

"Kenapa? Kenapa gak boleh?"

"Masih banyak tempat btw."

Sella menatap Ayu tidak suka. Cewek itu kelihatan menyebalkan sekali setelah mendapat belaan dari Nava. Cih, baru juga segitu.

Sella memilih tidak perduli dan langsung menyantap kopi nya yang sudah dia bawa tadi.

"mending kita aja deh kak yang pergi. Dasar cewek pengganggu,"

Sella melirik ke arah Ayu dan Nava yang sudah akan meninggalkan tempat yang ia duduki itu, "Gak usah. Gue aja yang pergi. Sorry udah ganggu waktu kalian berdua." Sella segera meninggalkan dan keluar dari tempat yang sudah membuat emosinya naik.

"Awas aja tuh cewek. Baru juga digituin udah songong."

• • •

Nava menyantap kopi yang ia pesan tadi dengan malas. Sekarang dia sudah tidak mood seperti tadi sebelum insiden Sella yang pergi tiba-tiba.

"Seharusnya Lo tadi gaperlu bilang gitu ke Sella."

"Sella? Sella siapa kak?"

"Huh. Cewek yang tadi namanya Sella. Lagian dia juga gak ganggu."

Jujur, Nava jadi merasa tidak enak melihat raut wajah Sella yang terlihat sedih seperti tadi. Ada rasa bersalah saat sella memilih pergi dengan keadaan menyedihkan.

"Gue lupa kalo gue ada janji. Lo bisa pulang sendiri kan dek?"

"Oh..bisa kok kak. Kak Nava balik aja duluan."

Nava sudah berdiri dan berniat pergi, namun dia teringat sesuatu "o..ya, jangan lupa minumannya dibayar dulu, sekalian punya gue bayarin. thanks"

ya seperti itulah Nava, dia memanfaatkan banyak anak perempuan untuk bisa mentraktir dirinya, tapi parahnya korbannya tidak pernah protes sama sekali. pernah waktu itu, salah satu korban Nava ditanya oleh Yunus 'kenapa mau-mau aja bayarin Nava makan?' jawabnya 'gapapa, malah gue seneng bisa makan sama Nava, siapa tau nanti hubungan gue bisa berlanjut'

fakboi & sadgirl

jika masalah gebetan di line, jawaban Nava simpel. katanya 'biar line gue rame, jadi gak gabut'

"Yaudah bye. See you disekolah besok ya" ucap Nava sambil tersenyum.

"B-bye kak,"

• • •

Sedangkan di lain tempat Sella sedang merutuki dirinya sendiri yang menyesal karena telah membuntuti Nava tadi dengan diam-diam. Niatnya ingin mengacaukan acara Nava dengan cewek ngeselin tadi tapi malah dia sendiri yang menjadi kacau, kacau hatinya. Udah sekarang mau pulang tapi uangnya tidak cukup. Butuh sebesar 20 ribu untuk bisa kembali kerumahnya dengan naik ojek online. Sedangkan uang yang dibawa Sella hanya tinggal 10 ribu. Artinya ia masih membutuhkan 10 ribu lagi.

Sebenarnya bisa saja Sella membayar ojek nanti dirumahnya, namun bagaimana nanti bilang ke mommy nya. Akhirnya Sella memutuskan untuk berjalan kaki sampai jarak tidak terlalu jauh untuk sampai dirumahnya, agar pembayaran ojek onlinenya bisa berkurang.

"Ishh..sebel banget sih gueee.."

Sella menendang-nendang kerikil kecil yang berada di sekitar trotoar yang ia lewati, seakan-akan sedang meluapkan emosi yang sedang ia rasakan sekarang. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat sepasang kaki tepat didepan kaki Sella yang hanya berjarak beberapa cm.

"Ngapain?"

Sella mendongak, menatap wajah laki-laki didepannya tidak percaya, "K-kak Nava..ngapain disini, bukannya tadi lagi makan?"

"Gue ada urusan, mau balik. Kebetulan ketemu sama Lo yang lagi nendang-nendang kerikil. Asal Lo tau, itu bahaya, kalo kena sama orang apalagi sama orang yang berkendara bisa diomelin Lo nanti."

"Buktinya juga nggak kena, eh tapi juga kena omel" Sella bersorak dalam hatinya. Positif thinking aja mungkin Nava khawatir dengannya.

"Terserah. Gue duluan"

Sella mencekal tangan Nava yang hendak pergi, "Kak boleh minta tolong gak? Anterin sampai rumah dong."

"Enggak. Gue bukan ojek,"

"Plis kak, uang nya kurang kalo buat pesen ojek online. Ya ya ya"

"Enggak sel" ucap Nava datar. Perlahan Sella melepaskan celananya di tangan Nava yang berotot itu.

"Huh..yaudah cepetan naik"

Sella tersenyum lebar, manis sekali. Dia buru-buru mengikuti Nava ke arah motor milik Nava diparkirkan di pinggir jalan. Tak perlu untuk di minta terlebih dulu agar naik, Sella nyatanya sudah siap diposisi membonceng dan tangan yang memegang erat seragam osis Nava yang sudah keluar dari tempat nya.

"Kak.."

"Hm"

"Hati-hati ya, soalnya gak pake helm. Takut kenapa-napa"

Entah bisikan dari mana, Nava pun melajukan motornya dengan pelan mengikuti arahan Sella. Seperti tak ingin jika perempuan yang ada dibelakang terluka mungkin.

• • •

Yeay!!

Selamat tahun baru woii!!

LavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang