SEDANG TAHAP REVISI
Nava Arduino, seorang kakak kelas yang katanya ganteng banget, gans, keren, pokoknya ga ada obat. Kegantengan Nava ini diibaratkan seperti daya magnet yang luar biasa, tidak hanya temannya, kakak kelasnya, dan adek kelasnya saja...
Sella sangat antusias pagi ini. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari terakhir MOS yang dilaksanakan di SMA Garuda Sakti. Itu tandanya, sebentar lagi Sella akan resmi menjadi salah satu siswa di SMA GARSA.
Pagi-pagi, sebuah rumah telah dihebohkan oleh teriakan menggelar milik Sella. Menggedor-gedor pintu kamar milik Angga dengar kerasnya membuat sang pemilik kamar membukanya dengan tatapan tajam.
Mata Angga menyipit, menatap aneh adiknya dari ujung kaki hingga kepalanya, "Lo..sehat kan?"
"Sehat kok, Alhamdulillah,"
"Tumben buru-buru pengen sekolah? Gak Lo banget,"
"Banyak nanya lo,"
Sella meninggalkan Angga yang masih bingung atas tingkah lakunya pagi ini. Sella pergi menuju meja makan, dan mendapati mommy nya yang sedang mempersiapkan sarapan untuk putra putri nya.
Segera saja Sella menghampiri mommy nya dan mencium pipi kanan kiri milik mommy nya, "Pagi mommy,"
"Pagi juga, kak Angga mana?"
"Lagi nata rambut katanya,"
;
Sella membuka ponsel putih miliknya dan membaca chat dari grup kelasnya yang baru kemarin dibuat oleh sang ketua. Menutup kembali ponselnya dan mencari keberadaan Angga yang sedang memarkirkan motornya, namun sayang Sella tak menemukan sosok kakaknya itu.
Bodo amat, batin Sella sekarang. Mau Angga dimana kek, itu bukan urusannya. Lebih baik, Sella segera pergi ke kelasnya dan berbaur dengan teman barunya.
Baru beberapa langkah akan meninggalkan tempat parkir, banyak perempuan-perempuan yang berbisik-bisik saat melihat seorang laki-laki memakai helm full face dengan motor ninja nya.
Siapa sih dia, sampai pada kaya liat Jefri Nichol aja, batin Sella.
Mengurungkan niatnya untuk ke kelas sekarang juga, Sella malah menunggu si pemakai helm full face memarkir kan motornya, dan melepas helmnya.
Sedikit bercermin dan menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya, lelaki itu mengeluarkan seragam sekolahnya yang awalnya ia masukkan kedalam celana tadi. Penampilan yang terlihat sangat badboy, memakai kaos kaki pendek dengan celana yang dipensil dan diatas mata kaki ditambah seragam yang baru saja dikeluarkan dari celana nya.
Mata Sella membelalak kaget, pantas saja para kaum hawa bertingkah seperti tadi, orang yang baru saja lewat adalah benar-benar Jefri Nichol. Nava. Tanpa pikir panjang, Sella berlari kecil menghampiri kakak kelasnya yang masih sibuk bercermin.
"Hai kak Nava,"
"Hai,"
Omegat, ini kak Nava yang kemarin kan? Sekarang dia balas sapaan gue? Mimpi apa Sella kemarin ya tuhan?
"Kakak masih inget aku?"
Nava mengalihkan pandangannya dari kaca spion motornya ke arah gadis yang baru mengajak nya berbicara tadi. Hanya menatapnya tajam lalu pergi meninggalkan Sella begitu saja.
"Kak! Tunggu!"
"Sella!"
Langkah Sella terhenti, pergelangan tangan nya dicekal oleh seseorang yang Sella sendiri tidak tau siapa orang nya. Membalikkan badannya, dan terlihat Cika yang tengah menatapnya ragu.
"Cika! Lo kagetin aja sih,"
"Mau kemana sih Lo? Ngejar kak Nava?"
"Itu tau, ngapain juga malah nahan gue," decak Sella sebal atas tingkah Cika yang membuat dirinya kehilangan future nya, Nava.
"Udah ah kelapangan utama aja, gelar ekstra udah mau dimulai tuh,"
Cika kembali menarik paksa tangan Sella menuju ke lapangan utama. Sella hanya pasrah saja mengikuti Cika, namun matanya sama sekali tidak memperhatikan jalanan, dia menatap sekeliling sekolah mencari-cari keberadaan Nava.
"Duduk dimana sel?"
"Disini aja,"
Sella dan Cika duduk dibawah pohon rindang yang terdapat beberapa kursi taman lengkap dengan mejanya. Banyak sekali yang melihat gelar ekstra yang diadakan hari ini, mulai dari kakak kelas dan juga guru-guru ikut memeriahkan acara gelar ekstra kali ini.
"HALLO SELAMAT PAGI SEMUANYA," sapa seorang anggota OSIS yang menjadi pembawa acara kali ini
"PAGI..PAGI..LUAR BIASA!" Semua siswa menjawabnya tak kalah menggelar.
"OKE, GELAR EKSTRA KALI INI, AKAN ADA BASKET, PRAMUKA, DANCE, PASKIBRA, BAND, PENCAK SILAT, DAN ROHIS. TANPA MEMBUANG-BUANG WAKTU, MARI SAJA KITA MULAI! OKE? SIAP SEMUANYA?"
"SIAPP!!"
Gelar ekstra yang pertama adalah basket. Tidak diragukan lagi jika banyak siswa perempuan yang kagum akan pemain basket putra SMA GARSA. Bagaimana tidak, dengan tubuh yang atletis dan keringat yang bercucuran akibat bermain basket, membuat mereka menjadi lebih tampan bukan?
"Gila, kak Yunus ikutan basket Sell,"
"Kak Nava ikut apa ya cik?"
"Kita liat aja sampai akhir nanti, kak Nava ikut ekstra apaan,"
Matahari semakin meninggi dan udara semakin panas. Meskipun Sella duduk dibawah pohon rindang, hal itu tidak berpengaruh sama sekali terhadap rasa gerahnya. Pasalnya, pohon itu tidak tertiup angin sedikit pun.
Kini gelar ekstra akan berakhir, namun Sella sama sekali tidak menemukan sosok Nava diantara eksta-ekstra yang ditampilkan tadi. Padahal menurut Sella, ekstra-ekstra yang ditampilkan tadi adalah ekstra yang sangat cocok untuk cogan-cogan sekolah seperti Nava itu, apalagi basket.
Sella hanya menemukan beberapa teman Nava saja yang kemarin sempat ia mintai tanda tangan. Yunus yang mengikuti ekstra basket dan Aziz yang mengikuti ekstra band.
"Kak Nava ikut apa ya Cik? Kok gak ada?"
"Emm.. ikut... Pmr kali,"
🦄
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.