Anemies - circumstances (can I love you);Altschmerz

254 44 3
                                    

...
Enemies // Circumstances :(can I love you)

Enemies // Circumstances part42: Altschmerz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enemies // Circumstances part42: Altschmerz.
.
.
.

"Apa?" Kail pancing terlempar dari joran sampai ketengah danau, "appa punya penyesalan dalam hidup appa?." Umumnya baru memasuki empat belas tahun, tapi tiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar tajam meski kadang masih ragu-ragu.

In sung menoleh, tak terkejut hanya bingung kemudian tersenyum. itu Minggu pertama musim panas, mereka sedang berkemah di hutan belakang rumah, yoon-ah bilang seharusnya mereka melakukan itu tiap tahun. Taeyeon dan in sung bertugas memancing sedangkan yoon-ah dan Tiffany menyiapkan makanan. Pandangan mereka bergulir menatap kedua orang yang diam-diam paling mereka cintai didunia duduk di sebrang danau.

In sung masih tak bersuara tak ada sedikitpun tanda-tanda akan menjawab bahkan mungkin memikirkan tentang pertanyaan Taeyeon pun tidak, dan malah balik bertanya. "Apa kau punya sesuatu yang membuat mu menyesal?."

Taeyeon menggeleng, kembali melirik ke seberang danau. Dia hanya berharap bisa terlahir menjadi seorang laki-laki, tak harus menjadi saudari adiknya dan jika boleh menjadi sedikit tidak waras Taeyeon ingin dilahirkan kembali hanya untuk melindungi dan menikahi Tiffany. "Hanya saja" anak perempuan itu melanjutkan wajahnya bergernyit memandangi wajah in sung, "keluarga kita tak seperti keluarga lainnya, Appa bahkan eomma sejak dulu tak terlihat dekat dengan harabeoji" tak pernah terlihat bersama seperti keluarga orang lain, mereka bahkan tak pernah menghabiskan malam natal dan tahun baru bersama.

Taeyeon tak tahu apa yang terjadi tapi, harabeoji selalu terlihat baik, dia selalu mengunjungi Taeyeon dan Tiffany di sekolah mereka, mengajak mereka menginap di rumahnya membawa mereka makan malam dan berkeliling kota, laki-laki tua itu tak terlihat jahat sedikit pun.

Tapi yoon-ah, jelas perempuan itu membenci ayah kandungnya sendiri.

In sung tersentak, menunjuk joran pancingan taeyeon yang hampir jatuh ke danau, Taeyeon buru-buru menggulung senarnya meski sesekali melirik pada in sung yang sibuk mencari saringan dan mengangkut ikannya ke keranjang.

Tepukan tangan terdengar dari sebrang, yoon-ah mengisyaratkan mereka untuk beristirahat di sana, dan percakapan mereka berakhir saat itu juga dengan satu fakta jika in sung tak pernah menjawab pertanyaan taeyeon dengan benar sejak pertanyaan pertama.

It's like I've just lost someone

Taeyeon menjilat bibirnya tiga kali, memandang lekat Seolhyun yang duduk di seberang meja di tengah makan malam perayaan satu bulan hubungan mereka, terpaksa setelah Seolhyun merengek seharian tadi.

"Ada apa?." Seolhyun melempar senyuman flirty-nya dengan terang-terangan.

"Tak ada, hanya berharap kau puas dengan ini dan berhenti menuntut" gadis berambut pirang berhenti memotong daging di piringnya kemudian membuang wajah, "karena diantara kita tak lebih dari relasi".

Seolhyun memutar mata, acuh tak acuh peduli setan pada hubungan mereka selama saling menguntungkan kenapa tidak, dan kenapa gadis ini terlalu munafik padahal sama-sama kesepian?. "Ralat!" Seolhyun mengacungkan pisau makanya kedepan wajah taeyeon sambil tersenyum manis.

"kita ini R E K A N.!" Lanjut perempuan bohemian itu menyesap kembali red wine di gelasnya.

"Kita ini rekan, sudah lama. Aku tumbuh bersama mu..." Siwon tertawa merangkul pundak Taeyeon, "apa'sih yang tidak aku tahu tentang mu".

5 Febuari, tepat di hari kelulusan mereka. Taeyeon dan Siwon duduk di pinggir lapangan baseball sekolah sembari menikmati susu kotak rasa pisang kesukaan mereka.

Gadis itu melirik tapi tak cukup tertarik untuk menjawab, "kalau memang saling suka, kalian bisa apa?" Siwon terkekeh meremas bungkus roti lapis di genggamannya sembari merenggangkan badan.

Taeyeon merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata, sudahlah, lagi pula Siwon benar kalau memang begitu mereka bisa apa?. "Jadi kau tak keberatan? Maksud ku kami ini aneh...?" Cetus Taeyeon.

Siwon mendesis ikut berbaring lalu melamun sebentar menatap ranting pohon palm di atas mereka. "Aku juga aneh, mrs. Moon Joo juga aneh dengan sangul rambutnya, kang ahjussi juga aneh karena terlalu pendek, yongi lebih aneh karena suka anak kecil– semua orang punya keanehan Taeyeon. Bukan cuma kamu".

"Tapi Tiffany adik ku"

"Ibu ku dulu juga adik kelas ayah ku"

"Kami lahir dari orang tua yang sama"

Siwon diam, menatap wajah Taeyeon dari samping. Mata tajam, hidung dan bibir mungil, kulit putih cenderung pucat. Dia jelas tak mirip Tiffany, meski kadang punya aura yang sama.

"Yasudah, dengan orang lain saja. Tahu selalu ada Shindong untuk mu" tawa pemuda berlesung pipi itu berderai, Taeyeon menoleh. Ingin menghajar wajahnya tapi urung karena cara dia tertawa mengingatkan Taeyeon pada seseorang.

"Padahal kami sudah janji untuk terus sama-sama"

"Tiffany masih menghindari mu?"

"Dia benci aku"

"Bodoh"

"Siapa? Tiffany?"

"Bukan kau!,"

"Oh"

"....."

"Aku tak bisa lama-lama, hari ini aku janji akan menjenguk yoon-ah"

Seolhyun mengangguk, ikut bangkit bersama taeyeon, "perlu aku antar, atau kau bisa pakai mobil ku?" Tanyanya yang dibalas delikan tajam oleh gadis tadi. "Oh! Ada yang akan menjemput mu?"

"Sooyoung"

"Good"

Halis kanan taeyeon terangkat, "kupikir Tiffany" Seolhyun menjawab datar sembari berjalan menuju dapur.

Taeyeon menghela nafas, rasa ganjil itu datang lagi, perasaan tak rela dan marah. Perasaan khawatir yang berulang-ulang dan membuat ia jengah sampai bahkan tak ingin perduli lagi tapi masih tetap khawatir tentang itu. tiba-tiba Taeyeon menyambar lengan Seolhyun dan menggenggamnya. "Aku akan pulang, hanya ingin melihat eomma. Kau bisa ikut jika mau!" Gadis tadi bertanya tapi dengan nada retoris dan tak ingin dibantah.

Senyum nakal kembali muncul di wajah Seolhyun, "kau ingin aku ikut?" Wajah taeyeon memanas, apa semua perempuan selalu bertindak seperti itu tiap kali ditawari sesuatu, sama seperti Tiffany, Jessica, dan sunny bahkan mereka tak ada bedanya, kecuali Seohyun dia adalah perempuan dewasa.

"tidak, biar aku pergi sendiri"

"Bukannya kau akan dijemput?"

"Huh?"

"Oleh Sooyoung, kata mu?".

"Iya, dengan dia"

"..."

"..."

"Tunggu aku ambil mantel ku dulu."

Key.

E n e m i e s // Circumstances : (Can I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang