...
Enemies // Circumstances :(can I love you)
Enemies // Circumstances (can i love you)60; kontradiksi
.
.
.Taeyeon menarik kerah baju Siwon, mendapati memar dan aliran darah yang timbul pada sela-sela rambut basah sahabat laki-lakinya, merasa iba dan marah karena dengan terang-terangan di depan matanya, di rumahnya, di tempat yang seharusnya hanya boleh di datangi oleh dia dan Tiffany tepat di mana ia biasa menyentuh adiknya. Laki-laki ini dengan kewarasan penuh malah berkhianat padahal tahu betul masalah Taeyeon, tahu betul hubungan macam apa yang ia jalani dengan adiknya. Tubuh taeyeon gemetar menahan nafas dengan tangan kanan yang mengepal tepat di hadapan wajah pemuda itu, mati-matian menahan diri untuk tidak menghabisi sahabatnya itu, tapi sayangnya Siwon malah tersenyum dan mengucapkan sesuatu yang mana malah membangkitkan iblis dalam diri gadis ini.
"Mianhae".
"Mianhae" Seolhyun malah tersenyum, menarik ujung pistol di genggaman taeyeon dan mengarahkannya pada kening sendiri.
Taeyeon mengumpat dalam hati, merasa seperti ditertawakan oleh Siwon dan gadis itu, mereka begitu mirip. Kurang ajar. "Oke!" Taeyeon berucap rendah, sedang di sisi lain tanpa di duga-duga Suga menarik pistol itu hingga pelurunya meleset mengenai potret miyah, melesat menembus bingkai kaca.
di sisi kanan taeyeon, ji-yong berteriak sambil menunjuk-nunjuk sebuah kertas dengan bekas darah jung-yong yang masih segar. semuanya seperti melambat taeyeon berakhir dengan terjatuh di atas tubuh seolhyun, menangis di pelukan gadis itu seperti anak kecil, sama seperti gadis yang lebih tua seolhyun pun tanpa sadar menitihkan air mata, bukan dia. dia pun terpukul atas keputusan jung-yong. "rumah musim panas dengan cat biru di pinggir pantai" seolhyun berbisik mengungkapkan segala hal yang ia ketahui pada gadis mungil di atas tubuhnya itu, mengungkapkan segala perasaan dan pemikirannya selama ini terhadap semua masalah yang taeyeon hadapi sampai pada satu titik taeyeon berhasil menemukan satu akar utama dari masalah mereka. gadis itu bangkit melesat tanpa memperdulikan apapun setelah merebut surat terakhir yang di buat jung-yong dari tangan ji-yong, akan dia selesaikan nanti. janji taeyeon pada dirinya sendiri, karena yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan in-sung dan adiknya.
.
.
.
"Sekarang kamu menerima aku lilya?" Jessica mendengus lucu, bersandar sambil melipat tangan pada dinding ruangan itu serius memperhatikan interaksi dari ibu dan anak di sebrang ruangan kaca tempatnya berdiri. Mereka sakit dan Jessica tidak bisa lebih kejam lagi untuk tetap mengabaikan hal ini."Aku bisa gila!" Desis gadis pirang itu, memijat pelipisnya dengan begitu frustasi. Ia tak ingin ikut campur karna sungguh dia tahu batas tapi diam di sini sebagai penonton dan tong sampah untuk kedua belah pihak adalah hal paling menjijikan yang pernah dia lakukan.
Sembari terus berpikir untuk tetap menahan diri pada pihak yang netral, mata gadis itu mengikuti pergerakan gadis lain yang berjalan keluar dari ruang kaca tadi. "Aku akan mendapatkannya, aku akan menemukan dia, membawanya dan membuat mama sembuh. Aku akan jadi anaknya, mama akan tinggal dengan ku sebentar lagi, tinggal satu langkah lagi" mata itu menyorot damai kemudian diikuti dengan senyuman kelegaan sedangkan dalam diam Jessica mati-matian menahan tekanan pada jantungnya.
Ketulusan itu tampak menyeramkan.
"Taeyeon sudah kehilangan semuanya"
"Iya"
Jessica berbalik menggenggam tangan gadis yang lebih tinggi darinya, mengamati memar kebiruan yang mulai timbul pada pergelangan tangan anak itu merasakan getaran hebat dari tangan yang secara ganjil terasa begitu rapuh sekaligus yakin. Tersenyum kala mendapati mata itu tak pernah sekalipun berpaling dari perempuan yang tengah tertidur di balik kaca sana. Tatapan yang terasa hangat sekaligus dingin pada waktu yang sama. 'dia sudah terlalu lama menanggung banyak hal'. "Aku tidak pernah membenarkan apapun yang tengah kamu lakukan sekarang, tapi kau tahu aku sedang berusaha melihat segalanya dari sisi mu..." Dan ikut merasakan nyeri yang sama pula. "Ayahnya, kakeknya, keluarga memang banyak melakukan kesalahan... bahkna Taeyeon maupun Tiffany juga begitu tapi kamu sama sekali tidak memiliki hak untuk menyakiti mereka lebih dari apa yang sudah kita tulis dari perjanjian itu. Jangan pernah sentuh mereka lagi, karna urusan mu cuma dengan in-sung dan Jung-yong". Jelas dan tegas Jessica sedang tidak bermain peran sekarang, karna kalau sampai gadis ini berani menyentuh mereka urusannya bukan hanya antar dua keluarga tapi lima atau bahkan seluruh orang di kota ini. "Kamu tahu sendiri aku tidak main-main"
"Tapi" suaranya mulai tercekat, sungguh demi apapun yang paling berkuasa di dunia ini Jessica begitu marah dan benci pada perempuan yang ada di sebrang ruangan itu, perempuan yang seharusnya tidak pantas sedikit pun merasakan perhatian seluar biasa ini, sebaik dan setulus anak yang hanya ingin di ingat dan di akui keberadaannya sejak dulu. "Tolong berhenti menyakiti dirimu sendiri juga, kenapa kalian begitu egois!"
Gadis di sampingnya bergeming, tangannya yang menempel pada kaca bergerak seolah sedang mengelus wajah iliya dari jauh, kemudian menoleh sambil tersenyum lebar. "Everything Will be alright Jessica".
Key.
KAMU SEDANG MEMBACA
E n e m i e s // Circumstances : (Can I Love You)
FanfictionEnemies - circumstances (can I love you) Enemies: en·e·my /ˈenəmē/ noun plural noun: enemies a person who is actively opposed or hostile to someone or something. sinonim:opponent, adversary, foe, archenemy, rival, antagonist, combatant, challenger...