TIGA BELAS

47.9K 1.3K 21
                                    

Amanda POV

Kami berjalan terpisah saat keluar dari kamar VIP. Aku menyembunyikan handphone dan cincin yang diberikan Leo disaku dalam rokku yang berada tersembunyi.

"Nyonya." Sapa salah satu pengawal Kim.

Aku hanya mengangguk dan memasuki mobil. Didalam mobil aku masih menjaga air mukaku datar, aku tidak ingin mereka curiga. Sesampainya dikamarku, aku menguncinya dan tertawa bahagia karena pertemuanku dengan Leo. Kukenakan cincin penikahan yang baru saja diberikan kepadaku. Aku menatapnya dengan air wajah bahagia.

2 minggu berlalu, aku hanya dapat berpergian rumah dan kantor, akhir-akhir ini Kim dalam tekanan yang berat. Aku baru mengetahui bisnis gelapnya. Kami bertengkar hebat dan Kim nyaris memukulku. Tetapi tangannya terhenti ketika aku tidak bergerak dan wajahku menantang tajam kearahnya.

"Kenapa kamu berubah?" aku bertanya kepadanya. "Apakah ini kamu yang sebenarnya?"

"DIAM!" Kim menyisir rambutnya frustasi. Kami sedang berada di dalam kantornya.

"Aku menghargaimu karena kamu pernah menyelamatkanku tetapi melihatmu seperti ini aku menjadi takut."

Kim menatapku tajam, "Masuk dalam kamarmu dan jangan ganggu aku!"

"Kamu selalu melarikan diri. Dalam 2 tahun pernikahan kita, aku tidak mengenal sosokmu dengan baik atau masa lalu mu. Kamu memandangku orang luar bukan sebagai layaknya istri dan pendamping hidup." Aku mundur dengan perlahan.

Kim memunggungiku. Kami terdiam dan aku tahu Kim tidak akan memberikanku jawaban apapun. Aku berbalik dan pergi.

1 bulan berlalu setelah kejadian bersama Kim di rumah, aku hanya bisa berbicara dengan Leo melalui handphone yang diberikannya. Aku sedang sibuk mengenai urusan pengalihan perusahaan yang akan dijual mendadak oleh Kim dan aku membantu bagian audit untuk mengetahui berapa nilai pasaran yang dapat diberikan. Setelah selesai aku akan mengantar dokumen ke kantor kim. Sudah mendekati jam makan malam, ketika aku memasuki kantornya hanya ada beberapa pegawai yang tersenyum ramah kepadaku. Mendekati ruangannya, meja sekretarisnya sudah kosong. Aku mengetuk pelan kantor Kim tetapi tidak ada jawaban. Aku masuk dan tidak ada Kim disana tetapi tas dan jas nya masih disana. Aku masih melihat sekeliling. Seketika aku mendengar suara erangan wanita dari kamar Kim. Pikiranku pun segera tahu dan menebak. Kakiku melangkah menuju pintu yang tidak terkunci itu.

Disanalah aku melihat Kim bersetubuh diatas tempat tidur bersama Sharon. Kim berada diatas dan Sharon berteriak histeris dengan kejantanan Kim menghujam keras kewanitaannnya. Aku menahan napas disana, menahan amarahku. Aku berdiri disana dengan tangan terlipat didada. Wajahku datar. Mereka masih tidak menyadari keberadaanku karena lampu yang remang-remang. Aku semakin merasa jijik dengan sikap Kim. Aku meraih switch dan menyalakan lampu kamar. Mereka berdua sontak menoleh kearah pintu. Kim menatapku horror, wajahnya syok. Sharon tersenyum senang, inilah yang diinginkannya.

"SHITTTT! Amanda!" Kim bangkit berdiri dan meraih selimut untuk menutupi kejantanannya berusaha mendekatiku dan menyentuhku tetapi aku menghindar.

"Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang kotor." Kataku tajam.

"Babe... ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Katanya panic. Sharon masih terbaring di tempat tidur dengan senyuman kemenangan.

Aku menatapnya tajam, "Sampai kapan kamu bohong? Kamu sadar pekerjaan utamamu sebelum kamu mengambil alih perusahaannya? Kamu sadar bahwa banyak nyawa orang-orang dipertaruhkan diatas mejamu setiap menitnya?" aku menghela napas panjang. "Aku tidak akan menghakimimu karena penghakiman itu menyakitkan. Aku hanya ingin kamu jujur atas hatimu sendiri Kim. Bagaimana jika aku tidak menangkap basah kalian? Kamu akan terus bohong?" aku menggeleng kuat. "Kamu tidak sehebat apa yang dikatakan orang-orang. Aku kecewa." Aku melangkah pergi keluar kamar dengan cepat. Kim menyusulku dan meraih tanganku.

Candy & Chain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang