Sehari setelah konferensi pers yang dilakukan oleh YG, para penggemar ramai-ramai menyerbu SNS YG, June dan juga Jaewon. Banyak dari mereka yang tak rela idola mereka memiliki kekasih yang bukan dari kalangan artis. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang menerima keputusan idola mereka. Bagaimanapun, idola hanyalah manusia biasa.
Ditengah keributan yang melanda, June malah bersantai dengan ria di apartemenmu. Saat ini, dia tengah menunggumu yang sedang membuat cupcake. June dengan kesal memainkan ponselnya.
"Astaga, lihat komentar mereka di seluruh postingan Instagramku. Bahkan di postingan pertamaku juga" gerutu June
"Hei. Tidak usah dibaca. Semakin kau membacanya, semakin kau akan sakit hati. Minggir minggir" ucap mengusir June yang tengah rebahan di sofa. Kau membawa seloyang cupcake dan sekotak besar susu.
"Ya! Taruh itu di piring dulu!" Seru June saat melihat cupcake mu yang masih berada di loyang.
"Ck. Aku tidak ingin mengotori piringku"
"Ya ya!! Minum dari gelas. Astagaaaa wanita biasa!!" Omel June saat kau minum langsung dari kotak susu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia bergegas mengambil piring dan gelas untuk wadah cupcake dan susu. Lalu menyuruhmu menyusun cupcake di piring.
"Hais. Dasar jorok. Kalau begini, aku tidak akan menikahimu" ucap June sebal sambil duduk di sebelahmu.
"Ooh, oke. Lagipula, siapa yang ingin menikah denganmu" jawabmu. June yang mendengar itu merasa kesal lalu mengalungkan tangannya dan memiting(?) lehermu
"Apa? Kau bilang apa barusan? Hm? Apa?" Ucap June gemas
"Aakhh ya! Akkkh GUJUN!! YAAKKK!!" Teriakmu berusaha melepaskan diri. June mengecup kepalamu lalu melepaskanmu.
"BODOH! KAU INGIN MEMBUNUHKU?!" Murkamu yang hanya dibalas cengiran oleh June
"Kau yang membunuhku dengan kalimat menyedihkanmu itu!" Sungut June
"Jun, apa benar tidak apa-apa? Apa ini tidak akan menganggu karirmu?" Tanyamu hati-hati. June menatapmu lalu memakan cupcake dengan pelan.
"Jika aku harus kehilangan karirku karena memberitahu semua orang bahwa aku punya pacar, aku rela" ucapnya setelah menelan satu gigitan besar.
"Ya! Apa-apan itu! Jika kau kehilangan karirmu, aku akan menjalani sisa hidupku dengan penuh penyesalan!" Serumu
"Auh, ini agak kurang manis" keluh June
"Aku tak suka manis" sahutmu
"Tak apa, aku akan makan ini sambil melihatmu. Dengan begitu, rasa manisnya akan pas" cengiran June membuatmu melunak. Kau menatap June yang masih asik mengunyah makanannya dengan mulut penuh. Kau menyerahkan segelas susu padanya.
"Aku rasa, aku tidak akan sanggup jika kau kehilangan impianmu" lirihmu. June melirik ke arahmu sambil meminum susunya. Dia meletakkan gelas yang sudah kosong ke meja dan beralih menghadapmu.
"Sayang. Aku tidak akan kehilangan apapun. Selama kau ada di sini untukku, itu sudah cukup bagiku. Aku sudah banyak melalui rasa sakit. Aku sudah sering dihujat karena hal yang menurutku tak salah. Ini hanya masalah pemahaman. Kau tak perlu khawatir" ucap June memelukmu erat.
Ucapan June sedikit menenangkanmu, namun tetap tak bisa mengurangi rasa cemas yang menghimpit hatimu.
June membelai rambutmu pelan. Dengan sesekali mencium harum rambutmu. Dia selalu terlihat sangat nyaman saat bersamamu. Senyuman lebarnya pun sering ia berikan padamu bahkan saat kau tak sedang menggodanya.
"Sudahlah, tak usah dipikirkan. Oh ya, bagaimana rencana untuk Jinhwan hyung dan temanmu itu?" Tanya June melonggarkan pelukannya. Kau mendongak menatap June
"Katamu, akan mempersiapkan sebuah dinner untuk mereka?"
"Begitu? Kalau begitu, minggu depan kita siapkan semuanya. Ayo bantu temanmu dengan senang hati"
"Tunggu dulu. Kenapa kau sangat antusias sekali?" Tanyamu saat senyum lebar June mengembang
"Kenapa memangnya? Tidak boleh?"
"Yaa.. boleh saja sih"
"Baguslah, ayo kita rancang sekarang! Legoo legoo" seru June melepas pelukannya dan berlalu mencari kertas dan pulpen untuk melaksanakan misi pertamanya.
"Dasar. Manusia satu ekspresi. Jangan selalu memasang wajah gembira seperti itu. Aku jadi tidak bisa menebak bagaimana suasana hatimu yang sebenarnya. Bagilah kesedihanmu jika memang sedih, bagilah rasa cemasmu jika kau memang merasa cemas. Dengan begitu, aku tidak akan merasa jauh darimu" lirihmu dengan memandang June yang masih modar-mandir kesana kemari mencari kertas dan pulpen
"YA! WANITA BIASA! KENAPA KAU DIAM SAJA?! CEPAT BANTU AKU MENCARI KERTAS!!"