Chapter 1

3.9K 361 32
                                    

Musim dingin telah tiba, Sakura mengeratkan jaket tebal yang ia pakai saat angin berhembus menerpa wajahnya. Ketentramannya mulai terusik kala suara seorang gadis mememkakakan telinganya.

"Kakak, sudah aku katakan untuk menungguku. Mengapa kau sering kali meninggalkanku?!"

Sakura menoleh ke  kanan untuk melihat gadis manja yang kini menatapnya kesal sambil mencebikkan bibir. Merasa tidak ada yang harus di permasalahkan, ia memilih melanjutkan langkahnya untuk memasuki asramanya. Gadis berwajah asia itu lagi-lagi memutar bola matanya jengah, ia menarik lengan Sakura hingga gadis bersurai merah muda itu mulai menatapnya tajam.

"Mengapa kau marah padaku?" tanya gadis itu dengan ekspresi kesal.

"Trisca, berhenti menggangguku! Tidak cukupkah karena ulahmu Sean harus di bebas tugaskan selama 3 bulan?!" Sakura menatap adik tirinya itu dengan tatapan kesal.

Karena ulah adiknya itu Sean tidak boleh melayani Sakura semalam 3 bulan penuh, di tambah dengan kembalinya para idola wanita di kampus yang harusnya bertemu dengan Sakura menjadi bertemu dengan Trisca. 

"Itu karena salahmu sendiri tidak memberikan Sean padaku!"

Ingin sekali Sakura mencakar wajah canik adiknya itu. Andai saja wajah bukan satu-satunya aset milik Trisca, sudah ia pastikan untuk merusaknya. Bukan karena ia iri, Trisca sealu membandingkan wajahnya dengan wajah Sakura yang tidak secantik dirinya. Bahkan di depan teman-teman kampusnya ia selalu memperlakukan Sakura seperti para pelayan pribadinya.

"Berhentilah menggangguku, aku ingin istirahat di kamarku." jawab Sakura pada akhirnya memilih untuk pergi.

"Tapi para Pangeran tampan itu nanti ingin bertemu denganmu, aku harus ikut ke kamarmu!" Sakura menatap malas adik tirinya.

Trisca terlalu keras kepala, ia akan kembali mengadu pada ayahnya dan pasti akan membuat keributan di Mansion utama. Di tambah lagi sudah dipastikan ayahnya akan membuat dirinya dengan Trisca untuk satu kamar. 

"Sakuraaaa, wanitaku yang cantik dan menggemaskan." Sakura menoleh saat tubuhnya di peluk tiba-tiba.

Seorang lelaki tampan yang setinggi dirinya itu tersenyum manja ke arahnya. Sakura tersenyum sambil mengusap kepala lelaki itu dengan lembut. Lelaki itu memang selalu memeluknya seperti sekarang jika bertemu dengannya.

Shine Leviathan, lelaki berwajah imut dengan tinggi setara para gadis di kampus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shine Leviathan, lelaki berwajah imut dengan tinggi setara para gadis di kampus. Tidak ada yang tidak mengenal Idol terkenal di kalangan para gadis di kampus. Senyuman manis Shine bagai matahari yang terbit dari selatan. Beruntung Shine selalu dekat dengannya, para gadis di kampus yang memihak Trisca jelas membenci dirinya.

"Shine, sudah aku katakan jangan berlarian saat menghampiriku." Sakura mencubit kecil hidung Shine.

"Bagaimana tidak, kami sudah beberapa hari tidak melihatmu. Bahkan kemarin saja kau langsung di seret pulang oleh Paman Leonardo." gerutu Shine sambil menarik kedua pipi Sakura.

Seven Husbands From HellWhere stories live. Discover now