Chapter 10

1.6K 199 23
                                    

Sakura menatap luar jendela dengan tatapan waspada, hari sudah beranjak pagi beberapa jam yang lalu. Ternyata selama ini ia sudah hidup dengan di kelilingi para Iblis, Sakura menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah kamarnya.

"Nona Sakura, apa Anda sudah bangun?" tanya Sean setelah mengetuk pintu tiga kali.

"Aku bahkan bekum tidur sama sekali," jawab Sakura dengan gumaman. "Masuklah." 

Pintu terbuka dan menampilkan Sean dengan wujud manusia miliknya, pakaiannya bukanlah butler seperti biasanya. Pria itu memakai pakaian kasual yang menambah ketampanannya.

"Bisakah kau memanggilku dengan nama saja? Ini Mansion milikmu, kau tidak sedang bekerja denganku." Pinta Sakura dan Sean tersenyum sambil mengangguk.

"Apa yang ingin kau makan untuk sarapan?" tanya Sean.

"Aku hanya ingin bubur dengan kecap asin," jawab Sakura sambil duduk di sofa mencoba memejamkan matanya.

Sean mengangguk, Sakura memang selalu memesan makanan yang terlihat simpel. Sean keluar kamar dan membuatkan bubur untuk Sakura. Sedangkan wanita itu memilih menunggu sambil memejamkan mata untuk mengistirahatkan pikirannya yang terus bekerja. Sean kembali dengan membawa bubur dengan kecap asin seperti permintaan Sakura, tetapi wanita itu justru tertidur di sofa. Wajah lelah Sakura begitu terlihat damai saat ini, Sean tidak tega membangunkan Sakura. 

Wanita itu terlihat kuat di luar, tetapi ia tahu Sakura begitu rapuh di dalam. Karena itu sebagai keturunan Fallen Angel yang terdapat kebaikan hati, ia ingin melindungi Sakura. Ia ingin membahagiakan Sakura, dan tinggal bersama dengannya hingga wanita itu menua dan akhirnya tiada. 

Terkadang ia berpikir untuk memiliki Sakura, bukan karena wanita itu cantik di luar ataupun dalam. Tetapi, karena wanita itu adalah Sakura, wanita yang ia sukai sejak pertama kali bertemu di rumah sakit saat ia tidak sadarkan diri karena serangan Iblis. Sakura hampir mati dengan lubang besar di dadanya, sangat tidak memungkinkan untuk ia bertahan hidup.

Namun, Sean merasakan kehadiran Iblis lainnya, mereka menyelamatkan Sakura dengan wajah mereka yang begitu panik. Sean dapat melihatnya, saat salah satu Iblis mencoba menghapus ingatan Sakura. Karena itu ia mencoba untuk mendekati Sakura dengan menjadi seorang pelayan. Sean tidak menyangka jika Sakura begitu baik dan perhatian padanya, meski terkadang menjengkelkan karena Trisca meminjamnya seperti barang.

"Mengapa kau tidak membangunkanku?" tanya Sakura yang tiba-tiba saja terbangun.

"Maaf, aku tidak tega melihatmu yang kelelahan," Sakura tersenyum lalu mengambil semangkuk bubur di atas nampan yang di letakkan di meja oleh Sean.

Sakura memakannya tanpa berkomentar, Sean dapat melihat wajah Sakura yang pucat mungkin karena kurang istirahat. Setelah selesai makan dalam diam, Sakura menarik diri menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sean, Sakura mengangguk sekilas sambil menutup matanya.

"Baiklah, lebih baik kau berisitirahat. Aku akan memantau sekitar," Sean keluar dari kamar Sakura dan pergi memantau wilayah istana kecilnya.

Sayap hitamnya melebar dan mulai malayangkan tubuh Sean. Ada beberapa Iblis yang mencoba masuk kedalam wilayahnya, karena itu ia ingin memastikan apa yang sedang terjadi. Sesampainya di perbatasan ia melihat para Pangeran iblis itu tengah berdiri seperti menunggu, Sean lantas tidak dapat menemui mereka, ia akan ketahuan jika menyembunyikan Sakura di dalam wilayahnya.

"Sedang bermain dengan para Pangeran?"

Tubuh Sean menegang seketika, ia menoleh kebelakang dan mendapati seorang Raja Iblis yang sangat amat para Iblis hindari.

Seven Husbands From HellWhere stories live. Discover now