Chapter 11

1.7K 191 9
                                    

Sebuah sentuhan halus terasa di tubuh Sakura, ia merasakan sebuah rantai yang mulai melilit tubuhnya dan seketika menghujam jantung dengan rasa sakit luar biasa. Air mata itu menetes dari kedua pipi Sakura, tetapi kedua kelopak matanya enggan untuk terbuka. Lebih tepatnya, ia tidak bisa membuka kedua kelopak matanya.

Tubuhnya terasa menegang karena sakit di jantungnya, tetapi ia merasa begitu lemas hingga  napasnya terengah-engah. Begitu menyakitkan hingga ia tidak tahan saat rantai dingin itu seperti membelenggu jantungnya.

"Bertahanlah, My Queen."

Sebuah suara yang begitu samar, Sakura tidak mengetahui siapa yang saat ini berada di dekatnya. Setelah rasa sakit itu mulai mereda, ketegangan tubuhnya mulai menurun dan menjadi lebih santai.

"Maafkan aku yang menikahimu dengan cara seperti ini, tidak ada cara lain untuk membuatmu jatuh cinta padaku."

Sakura dapat mendengarnya dengan jelas, ia bahakan sampai mengerutkan kening dengan kata 'pernikahan' yang pria itu katakan. Darahnya terasa berdesir saat tangan dingin seseorang menyentuh kulitnya dengan perlahan. Percuma saja berontak, saat ini tubuhnya terasa lemas dan sulit bergerak. Lalu, entah sejak kapan ia tidak memakai sehelai benang pun, karena udara dingin mulai mengusik kulit cerahnya.

Kembali ia merasakan tubuhnya disentuh oleh seseorang, sebuah kecupan-kecupan halus ia rasakan di tubuhnya. Mulai dari daerah perutnya yang rata kemudian naik dan semakin naik, hingga menyentuh puncak dadanya.

'Apa yang terjadi? Mengapa tubuhku tidak bisa digerakkan!' 

Sakura merasakan kembali kecupan-kecupan kecil menuju tulang selangka dan rasa perih di lehernya. 

"Sakura ... aku telah lama menantimu menjadi milikku."

Suara lembut itu seperti ia pernah dengar, tetapi Sakura tidak dapat mengingatnya sama sekali saat ini. Ia kembali merasakan kecupan penuh kasih sayang di keningnya, hingga ia merasa bibir dingin itu melumat bibirnya. Entah dorongan apa yang membuat tubuh Sakura semakin lama semakin terbuai dan mengikuti permainan seseorang yang menggerayangi tubuhnya.

Sakura merasa tangan dingin pria itu mulai melebarkan kedua kakinya, jantung Sakura mulai bedetak kencang hingga ia sendiri dapat mendengarnya. Ia ingin berteriak, tetapi tidak ada suara yang ia dengar keluar dari bibirnya. Sentuhan jemari dingin ia rasakan di pusat gairahnya, Sakura membuka mulutnya untuk mencoba sekali lagi berteriak. 

Namun, usahanya gagal dan ia merasakan kembali lumatan dingin dari bibir seorang pria yang membuatnya mulai kecanduan. Satu jemari pria itu mulai memasuki pusat gairah Sakura, hingga ia mulai bisa sedikit bersuara dengan keluarnya desahan kecil dari bibirnya.

"Jangan menahannya, My Queen. Aku tahu kau menantikan saat-saat ini,"

Sakura kembali mendengar suara pria itu begitu lembut di telinganya. Tubuh Sakura tersentak saat pria itu menambahkan satu jari lagi dan mulai menggerakkan tangannya maju-mundur dalam tempo yang cepat. Satu tangannya yang bebas menahan kaki Sakura, pusat gairah Sakura mulai berkedut hingga ia mencapai puncak dengan tubuh yang sedikit bergetar.

Lumatan di bibir Sakura semakin mengganas saat pria itu memposisikan kejantannya di pusat gairah milik Sakura. Sakura hanya bisa diam saat pria itu mulai memaksakan miliknya untuk masuk, hingga Sakura ingin menangis menahan rasa sakit di antara kedua paha dalamnya.

Membutuhkan waktu lama hingga tubuh Sakura terbiasa dan pria itu mulai menggerakkan pinggulnya. Desahan yang keluar dari bibir Sakura benar-benar menambah kenikmatan dalam bercinta. Sakura merasa pria itu mulai mempercepat gerakan pinggulnya, hingga ia merasakan milik pria iatu menyentuh dinding rahim miliknya.

Seven Husbands From HellWhere stories live. Discover now