[6] Hurt

41 11 1
                                    

Mendapatkan harta berlimpah bukanlah hal yang sulit bagi ku. Namun mendapatkan kasih sayang dari
kedua orang tua adalah
sebuah mimpi yang sulit ku raih
-N.R-

_______________________________________

Di perjalanan menuju rumah, Luna dan Lucas tak saling berbicara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai Lucas pun bertanya.

"Gimana hari pertama lu di Sekolah?" Tanya Lucas memecahkan keheningan.

"Nothing special" Ucap Luna datar, sambil terus menatap ke arah jalanan Jakarta yang padat.

"Hmm.. sudah dapat teman?" Tanya Lucas, lagi.

"Sudah, tapi mereka berisik. I don't like them." Ucap Luna.

"Ya-ya, lama kelamaan lu juga akan terbiasa dengan mereka." Ucap Lucas.

"Hemmm..." Balas Luna.

"Ohya. Lu kok, bilang kalau kita saudaraan? Kan sudah gue bilang, rahasia kan identitas kita!" Ucap Luna dingin.

"Mau gimana lagi. Mereka lihat kita turun dari mobil yang sama dan wajah kita juga mirip. Sulit untuk gue menyebunyikan nya." Jelas Lucas.

"Ya, tapi kan__" Ucapan Luna terpotong oleh Lucas.

"Apa? Tapi apa, hah? Gue cuma gak mau kalau lu sampai di bul__" Ucap Lucas terpotong oleh Luna.

"Stopped it! I don't want to discuss it again!" Ucap Luna datar dan dingin.

Lucas hanya menghela nafasnya berat, ia tahu kalau bahas hal 'itu' pasti Luna akan kembali marah padanya.

Tak lama mereka sampai di depan rumah. Luna segera turun dan membanting pintu mobil meninggalkan Lucas.

'Cletek'

Luna membuka pintu rumahnya. Kosong, tidak ada Ayah dan Bundanya. Mungkin mereka sedang sibuk bekerja dan akan pulang di malam hari saat Luna sudah tertidur.

Luna segera masuk kedalam rumahnya dan berjalan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kamar, Luna langsung membuka dan melempar tasnya sembarang tempat. Lalu menghempaskan dirinya ke kasur dan seketika dirinya terlelap.

***

Setelah memarkirkan mobil di garasi, Lucas masuk kedalam rumahnya. Ia segera ke kamarnya yang berada seberang kamar Luna.

Sebelum masuk kedalam kamar, Lucas menoleh ke arah kamarnya Luna yang terbuka sedikit. Lucas berniat masuk ke sana dan meminta maaf pada adiknya itu.

"Ah masuk aja deh gue, biarin dia marah. Yang penting gue hanya berniat untuk minta maaf." Ucapnya pada diri sendiri.

Lucas pun membuka pintu kamar Luna perlahan. Kemudian masuk ke dalam kamar Luna.

"Yah, tidur. Yaudah deh nanti malam saja." Ucap Lucas.

Namun sebelum keluar dari kamar Luna, ia mengusap dan mengecup kening adiknya itu. Sambil berkata__

JINXEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang