[18] Clairvoyance?

8 8 1
                                    


Luna bangun dari tidurnya. Ia segera bersiap untuk pergi ke sekolah, lalu turun ke lantai dasar untuk sarapan.

Disana sudah ada Lucas yang sedang melahap sandwich-nya.

"Lun, gue saranin. Lo jangan terlalu banyak berpikir. Karna itu akan membuat lo tambah drop." Ucap Lucas.

"Siapa juga yang banyak berpikir? Gue hanya sedang mencari kebenaran." Ucap Luna datar, lalu meminum susu stroberi nya

Lucas menghela nafas beratnya.

"Ini Non, bekalnya" Ucap Mba Murni memberikan tas kecil berisikan kotak bekal berwarna ungu.

"Luna berangkat ya Mba." Ucap Luna setelah menghabiskan susunya.

"Loh, sandwich-nya gak dimakan Non?" Ucap Mba Murni.

"Enggak Mba. Luna buru-buru." Balas Luna. Lalu ia berjalan keluar rumah dan masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan didepan rumah nya.

Ia pun melajukan mobilnya dengan cepat.

Namun mobilnya tidak berjalan kearah SMA TERATAI melainkan ke tempat Dokter Rizam berada.

Luna sedang menghubungi seseorang melalui ponselnya.

'Halo? Ada apa Luna, tumben sekali pagi-pagi gini kamu telpon saya.'

'Maaf Om, Luna hanya ingin bertanya sesuatu pada Om. Apa Om ada dirumah?'

'Oh begitu, iya saya ada dirumah. Kamu ingin tanyakan apa?'

'Luna, ingin menceritakan kejadian aneh yang Luna alami beberapa hari ini.'

'Ya sudah, kamu kerumah saja.'

'Iya, Luna On The Way kesana.'

'Ok! See u!'

'See u too'


Bip...

Panggilan itu terputus, Luna menambah kecepatan laju mobilnya.

Selang beberapa menit, ia sampai di kediaman Dokter Rizam - Sahabat Ayahnya, sekaligus seorang psikiater yang merawatnya sejak dulu.

Luna memencet bel. Tak lama seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"Hai Luna! Lama tidak berjumpa." Ucap Wanita itu yang tak lain istri dari Dokter Rizam, bernama Shista.

"Hai juga, tante. Ada Dokter Rizam?" Balas Luna.

"Ada. Silahkan masuk." Ucapnya mempersilahkan Luna masuk.

Didalam rumah itu sudah ada Dokter Rizam. Ia sedang berkutat dengan lembaran kertas yang berisikan dokumen penting.

"Luna? Apa kabar?" Ucap Rizam

"Baik Om. Bisa dimulai sekarang?" Ucap Luna

"Tidak berubah kamu ya, selalu to the point. Mari, ke ruangan saya." Balas Rizam berjalan sambil menggelengkan kepala, heran pada sikap Luna yang tidak berubah.

Luna berjalan mengekor dibelakang Dokter Rizam.

Lalu masuk kedalam ruang kerja Dokter Rizam dan duduk berhadapan dengannya.

"Apa yang ingin kamu ceritakan?" Ucap Rizam, langsung pada intinya. Karna ia tahu Luna tidak suka basa-basi.

"Belakangan ini, saya sering mengalami kejadian aneh. Mulai dari dapat melihat masa lalu dan saya tidak dapat melihat apapun saat disentuh salah seorang teman saya." Ucapnya mulai bercerita.
"Jujur ini membuat saya sedikit stress. Dan semua masa lalu mereka, selalu berhubungan dengan masa lalu saya. Apa maksud dari semua ini Om? Saya tidak mengerti." Sambungnya menundukkan kepala, sambil memukul-mukul kepalanya pelan.

JINXEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang