2 : Kepo Yang Gagal

2.6K 252 36
                                    

💄👠

Keesokan harinya.

Seperti yang sudah-sudah. Irma tiba di sebuah kedai yang menjual kue balok lumer coklat dengan tepat waktu agar tidak kehabisan lagi.

Jam masih menunjukkan pukul 06.00 pagi dan Irma sudah merasakan perutnya lapar. Perasaan dilema antara pulang kerumah terlebih dahulu untuk mengisi perutnya yang lapar atau menetap di depan kedai tersebut membuat Irma menjadi galau.

Dan lagi, rasa ingin buang air besar pun hadir begitu saja di dirinya. Irma merutuki kekesalannya karena semakin lama perutnya semakin sakit! Ya Allah, situasi yang darurat seperti ini membuatnya tanpa banyak pikir lagi harus segera pulang kerumah.

Irma pun segera menaiki motor matiknya dengan kecepatan penuh. Jalanan yang masih lenggang di pagi hari membuat Irma ngebut dengan kecepatan tinggi namun sungguh disayangkan ketika tanpa bisa dihindari ia melewati sebuah lubang besar dan jatuh begitu saja dijalanan.

Brak!

"Aaargh!! Ya Allah, ini sakit sekali." ringis Irma.

Irma hanya menghela napas. Dengan tertatih ia mencoba memposisikan motornya yang tiba-tiba terasa berat oleh kondisi yang di alaminya. Seorang pria yang baru saja keluar dari mobil pun tiba-tiba menghampirinya dan membantunya.

"Mbak, Mbak tidak apa-apa?"

Irma menoleh kearah sosok pria tersebut yang kini membantunya. Irma tidak mengedipkan kedua matanya sama sekali bahkan rasa sakit ditubuhnya hilang begitu saja karena melihat sosok pria tampan dipagi hari yang sedang menolongnya.

Irma merasa familiar dengan wajah orang tersebut. Seperti pernah melihatnya di sebuah majalah dan disosial media.

"Mbak?" pria itu melambaikan tangan didepan wajah Irma.

"Eh?" irma berdeham dan rasa sakitnya kembali hadir begitu sadar dari lamunannya.

"Em, saya tidak apa-apa om. Cuma luka dikit."

"Apa katanya? Om? Apakah wajahku se tua itu?" ucap pria itu dalam hati

Pria itu tahu jika terjatuh dijalanan aspal sungguh menyakitkan. Beruntung pakaian yang di kenakan Irma adalah pakaian gamis yang menutup seluruh aurat tubuhnya sehingga tidak nampak dan terekspos didepan seorang pria yang kali ini sedang menatapnya. Disisilain, pria itu menatap Irma yang memiliki wajah cantik.

"Rumahnya dimana Mbak? Mari saya antar."

"Eh, gak usah om. Saya-"

"Tidak apa-apa. Kebetulan saya satu jalur kearah sana." tunjuk pria itu kearah jalan yang berada didepannya. "Kali aja rumah Mbak satu arah dengan alamat rumah saya."

Irma menimbang-nimbang sejenak. Apakah ia masih bisa mengendarai motornya yang baru saja terjatuh dan sedikit rusak sementara ada pria tampan di pagi buta sedang membantunya?

Ah, ini sih namanya rezeki nomplok pagi hari. Bahkan ia melupakan perasaannya yang hendak buang air besar sejak tadi. Pria itu merogoh ponselnya sejenak dan terlihat menghubungi seseorang.

"Mbak gak usah khawatir." kata pria itu setelah beberapa menit kemudian memutuskan panggilannya.

"Motor Mbak nanti bisa dibawa kok sama asisten saya. 15 menit lagi dia akan datang."

Dengan terpaksa Irma hanya mengangguk dan tidak menolak dari bantuan dari pria tampan tersebut.

"Lebih baik Mbak masuk kedalam mobil saya ya."

"Ha?"

Pria itu sudah membukakan pintu mobilnya bagian belakang dan dengan canggung Irma masuk kedalam sambil menunggu asisten pribadi pria itu.

Three Love One HearthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang