Bab 5 : Kenapa bisa kebetulan?

1.8K 203 17
                                    

Suasana kian menegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kian menegang. Hawa dingin yang berasal dari suhu ruangan ber Ac didalam kantor petinggi perusahaan tersebut begitu menusuk di pori-pori kulit.

Saat ini, Levi dan Irma pun sedang duduk saling menundukan wajahnya karena ketakutan. Namun, berbeda dengan Shin yang terlihat santai bahkan cuek terhadap disekitarnya. Ia tahu kalau dirinya sudah salah meskipun ia mengetahui satu hal jika pemilik mobil sport itu adalah seorang pria yang ia kenal sekaligus pemilik brand kosmetik Casanova.

Disisilain. Kalvin tengah menatap ketiganya yang kini memilih duduk berhadapan dengan mereka disebuah sofa yang ada diruangan tersebut. Dunia memang sempit. Ia tidak menyangka jika pengemudi yang sudah menabrak bagian belakang mobil sportnya itu adalah seorang wanita cantik yang ia lihat seminggu yang lalu.

Dan disebelahnya, ada seorang wanita yang pernah ia tolong dipagi hari ketika tanpa sengaja melihatnya terjatuh dari motor lalu, ah.. wanita itu. Wanita yang belum sempat ia sapa untuk berucap terima kasih setelah membantunya dipasar ketika catatan belanjaannya hilang.

Oh ayolah.. apakah maksud dari semua ini? Apakah saat ini Allah telah mengabulkan doanya yang harus segera meminang seorang wanita tanpa harus menjalin kasih? Ini sungguh sulit. Ia dihadapkan tiga orang wanita yang sama-sama memiliki paras yang cantik. Tapi, cantik saja tidaklah cukup. Ia harus benar-benar melihat dan menilai sikap mereka, akhlak, kebaikan bahkan bibit bebet dan bobotnya.

"Langsung saja ke intinya. Saya Kalvin. Pemilik perusahaan Casanova ini." suara Kalvin membuat ketiganya menatap kearahnya.

"Oh jadi om ini namanya Kalvin Ganteng. Mirip seperti si owner Casanova. Eh, emang iya sih." ucap Irma dalam hati.

Levi tertegun. "Wajah seganteng itu blusukan ke pasar? Ya Allah, lemes akutuh.. jarang-jarang ada Presdir mau menginjakkan kakinya kepasar."

"Mobil sport saya mengalami kerusakan dan lecet dibagian belakangnya. Saya tidak ingin memberatkan kalian untuk meminta ganti rugi meskipun saya sempat melihat kalian saling menyalahkan."

Dan itu benar. Kalvin sempat melihat ketiganya saling berdebat, saling menyalahkan bahkan saling menyela tak berfaedah sehingga hanya membuang-buang waktu saja baginya.

"Simpel saja. Saya lebih menghargai jika kalian akan bekerja ditempat saya. Kebetulan perusahaan saya sedang membutuhkan tenaga kerja. Kalian tidak perlu repot-repot ikut interview karena saya yang akan memprosesnya dengan cepat di bagian HRD. Kalian bisa menyicil biaya ganti rugi perbaikan mobil saya meskipun membutuhkan waktu yang lama. Tapi terserah kalian mau atau tidak bekerja disini. Ya saya memang tahu yang mengendarai mobil kalian tadi adalah Mbak nya yang itu." tunjuk Kalvin kearah Shin.

"Seharusnya dia yang mengganti rugi pada perbaikan mobil sport saya. Bukan kalian. Tapi terserah. Mungkin kalian berdua mau patungan supaya cepat lunas." ucap Kalvin sambil melirik kearah Lia dan Irma.

Mereka terlihat menimbang-nimbang sejenak. Oh ayolah, seharusnya ini salah Shin. Seharusnya wanita itu yang bekerja. Dan, seharusnya wanita itu yang mengganti rugi akibat perbuatannya.

Tapi, sekali Three Sister's tetaplah Three Sister's. Jika salah satu ada yang kesusahan, maka keduanya saling membantu. Apalagi sedikit banyaknya Levi dan Irma adalah penyebab Shin yang tidak konsen dalam mengemudikan mobilnya dan berakhir dengan menabrak mobil Naufal.

"Baiklah. Saya akan bekerja disini." ucap Shin.

"Saya juga." Levi terlihat antusias.

Irma pun mengangguk-angguk kepalanya. "Setuju."

Kalvin tersenyum. "Oke. Kalau begitu mulai besok kalian sudah bisa bekerja disini. Untuk sementara kalian masih dalam tahap training terlebih dahulu. Kontrak kerja akan diberikan setelah masa training kalian berkahir selama tiga bulan. Tapi tenang saja, khusus kalian bertiga kalian akan tetap saya beri uang gaji selama masa training berlangsung dengan ketentuan dari saya."

"Wah Alhamdulillah makasih ya Pak. Kalau gitu sih, saya bersyukur. Setidaknya saya bisa membeli banyak makanan." ucap Irma.

"Hush! Makanan terus ah. Tapi tenang, aku ada rekomendasi tempat kuliner yang banyak menyediakan bonus makanan dan free dessert." sela Levi lagi.

Shin merasa jengah kepada Levi dan Irma yang tidak memiliki sopan santun. Disisilain, Kalvin hanya tersenyum dan memahami sikap mereka yang terlihat ceria bahkan suka becanda.

"Kalau begitu kalian boleh pulang. Kebetulan masih banyak pekerjaan lain yang harus saya urus."

Shin hanya mengangguk dan setelahnya, mereka bertiga pun akhirnya pulang kerumah masing-masing dan tentunya sebelum pulang, mereka menyempatkan diri untuk pergi ke mall dan membeli beberapa pakaian formal untuk bekerja.

Berbeda dengan Kalvin saat ini. Ia sedang terdiam sambil memasukan salah satu tangannya dibalik saku celananya. Ia menatap jalanan besar dan pemandangan kota diatas ketinggian lantai 15 didalam ruangannya.

"Yang satunya cuek dan dua diantaranya ceria." gumam Kalvin


👠💄

Kalvin mulai menelaah calon jodoh 😆

Makasih sudah baca.

With Love 💋
LiaRezaVahlefi

Instagram
lia_rezaa_vahlefii

Three Love One HearthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang