-Challenge-
Jongdae tersenyum kepada perempuan yang sedang menunggu jawaban darinya. Ia tersenyum dengan tulus lalu kedua tangan perempuan di depannya diraihnya.
"Mianhae Bomi. Aku akan mencoba menjawab pertanyaan darimu. Aku saat ini tidak memiliki kekasih serta untuk hubungan kita ini, aku berharap akan selalu baik-baik saja." Jongdae menjawab dengan senyuman sedangkan Bomi hanya tersenyum tipis. Ia memalingkan wajahnya pada laki-laki di depannya.
"Mengapa oppa menjawabnya dengan santai begitu?" Tanya Bomi menatap Jongdae. Ia mengharapkan alasan yang bagus.
"Aku takut menyakitimu lagi dan membuatmu terluka dalam lagi. Mungkin waktu dan situasi yang akan membuktikan jawaban santaiku itu." Jongdae berusaha tegar saat menjawabnya walaupun dalam hatinya terasa perih.
Bomi hanya mengangguk dan berusaha untuk memahami meskipun sulit untuk menerima jawaban seperti itu.
"Kalau begitu, aku tidak bisa menjadi partnermu dalam proyek itu, oppa." Ujar Bomi. Jongdae sudah siap dengan penolakan dari Bomi. Jongdae mengangguk dan tersenyum.
"Mianhae oppa." Sambung Bomi.
"Gwaenchana. Mari kita makan saja." Ujar Jongdae dengan memulai makan jjangmyeon. Bomi mengangguk dan juga mulai memakan jjangmyeon dengan perasaan bersalah.
Setelah kenyang dengan jjangmyeon, keduanya kembali berjalan menyusuri jalanan yang cukup padat. Malam ini merupakan malam minggu, yang mana waktu favorit untuk berkencan atau sekedar keluar rumah untuk jalan santai. Banyak pasangan yang berjalan sambil bermesraan ada pula pasangan suami istri yang berjalan bahagia dengan anak mereka. Semua orang tampak senang menghabiskan malam minggu bersama orang tercinta.
Sedangkan Jongdae dan Bomi, mereka hanya saling menggenggam tangan satu sama lain tanpa ada obrolan. Mereka saling bergandengan tangan bersama tetapi perasaan bersalah dan tidak enak yang membuat mereka menjadi canggung.
"Oppa cukup mengantarku sampai sini saja." Ujar Bomi yang melepaskan genggaman tangannya pada Jongdae.
"Baik, istirahatlah. Terima kasih sudah mau menemuiku." Ucap Jongdae sambil mengusap lembut rambut Bomi.
"Bye, Jongdae oppa." Ujar Bomi dengan tersenyum dan mulai melangkah meninggalkan Jongdae.
Jongdae terus menatap Bomi dengan senyuman yang tulus.
"Bomi-ya, hubungan kita masih seperti dulu kan? Aku masih menyayangimu." Batin Jongdae yang masih tidak beranjak dari tempatnya. Ia masih menatap Bomi hingga perempuan tersebut memasuki sebuah rumah.
Jongdae melangkahkan kaki menyusuri jalan menuju rumah. Ia berjalan dan sesekali bergumam tidak jelas.
"Bomi-ya, boghosipo! Aku masih mencintaimu!" Teriak Jongdae tiba-tiba. Untungnya saja tidak ada orang lain yang memperhatikan dirinya yang berteriak selain seseorang di belakang.
"Jongdae, jangan berteriak di jalanan!" Ujar seseorang. Jongdae langsung menoleh ke belakang. Orang itu menghampiri Jongdae.
"Apa kamu berhasil menemuinya?" Tanya Kyungsoo dengan tersenyum.
"Aku menemuinya, tetapi aku ditolak olehnya." Jawab Jongdae dengan sedih.
"Lalu, apa hubungan kalian membaik?" Tanya Kyungsoo lagi.
"Entahlah. Aku sendiri selalu berharap hubungan kami selalu baik-baik saja." Jawab Jongdae dengan tatapan sendu. Kyungsoo merangkul sahabatnya untuk memberinya semangat.

YOU ARE READING
Challenge
FanfictionSUMMARY : Hidup itu sebuah tantangan untuk mengembangkan diri menjadi yang terbaik. Setiap orang memiliki potensi masing-masing dimana itu juga dapat menjadi peluang ataupun tantangan. Orang yang berani dengan tantangan akan dapat bertahan hidup de...