17. Masa Lalu 2

14 0 0
                                    

Reihan masih penasaran, iapun masih menatap lekat manik mata Sasa, begitu pula Sasa, ia tampaknya sudah masuk terlalu jauh dalam tatapan mata elang Reihan.

"Alexa?"

"Eh...iya" Jawab Sasa tergelak

"Tanya apa?" Tanya Reihan lagi, Suaranya halus, tak seperti biasa yang langsung menusuk hati Sasa.

Sasa terdiam sebentar, ia mengedarkan pandangan kesegala arah, menghirup oksigen sedalam dalamnya seakan ia tahu entah habis ini ia bisa menghirup oksigen atau tidak.

"Kak?" Panggil Alexa akhirnya

Reihan masih menatap Alexa dengan tatapan penuh tanya.

"Apa yang buat kak Reihan berubah kayak gini?"

Reihan sedikit tergelak mendengar pertanyaan Sasa.

"Berubah? Emang gue berubah?" Tanya Reihan balik, seakan tidak mengerti arah pembicaraan Sasa.

Sasa menghela napas, "Aku udah tahu kok, gimana kak Reihan dulu, dulu kak Reihan itu ceria, humoris, bad boy, suka jahilin anak-anak. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba berubah kak?" Tanya Sasa panjang lebar.

"Lo pasti tahu ini semua dari Roni?"

Sasa diam, menatap Reihan. Mengisyaratkan kata "Ya" dan langsung dipahami oleh Reihan.

Reihan berpaling dari Sasa, bagaimana ia harus memulai cerita terlebih dahulu, apakah ia harus membuka semua masalalu itu? Masalalu yang selama ini mati matian ia kubur dalam dalam.

"Kak, maaf kalo aku terkesan kepo, dan terlalu lancang untuk nanya semua ini padahal kita baru saling kenal. Tapi...jauh dihati aku yang paling dalam, aku nggak mau kak Reihan terus-terusan kayak gini, okelah mungkin kakak nggak perduli sama temen-temen kakak atas semua perubahan kakak, tapi apa kakak mikir dengan perasaan mamah papah kakak? Adik kakak? Kakaknya kakak mungkin?"

Pernyataan Sasa membuat Reihan tergelak hebat, selama 2 tahun ini ia tidak memikirkan perasaan keluarganya sama sekali, ia acuh tak acuh dengan semua itu. Apakah kepergian Naisya membuat ia makin terpuruk seperti ini? Hingga ia tak memikirkan dunianya lagi.

Reihan menghela nafas sebentar, ia terpejam seakan menguatkan diri untuk membuka semuanya "Lo bener Alexa, selama ini gue nggak pernah mikirin perasaan nyokap bokap gue, kakak gue, adik gue, yang mungkin mereka sedih kenapa gue bisa berubah gini. Tapi...asal lo tahu Sa, gue kayak gini karena gue pernah kehilangan dan itu semua karena kesalahan gue sendiri"

"Aku udah denger sedikit tentang itu, tapi aku nggak tahu kenapa kak Reihan bisa salah" sahut Sasa

"Lo mau dengerin?"

Alexa mengangguk, Reihan menghela nafas lagi, membuang semua kesesakan yang masih memenuhi dadanya.

...

"Naisya cinta pertama gue, gue udah sering sih lihat dia pas lomba-lomba smp gitu dan nggak nyangka kita satu sekolah SMAnya, gue nggak nyia-nyiain kesempatan buat deketin dia" Reihan mulai bercerita

"Waktu itu hubungan kita baru 6 bulan, malem minggu gue jemput dia dirumah, dia kayak Lo, suka banget diajak makan pinggir jalan, cerewet, baik, manja, suaranya kayak Toa, cengeng,makanya kalau ada Lo gue kadang inget Naisya"

Sasa tersenyum

"Waktu itu dia pengen sate ayam samping taman pahlawan pinggir jalan itu, sekarang udah nggak ada"

"Kenapa?" Potong Sasa

"Yang jual udah meninggal, 2 bulan lalu, katanya sih karena serangan jantung" jawab Reihan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Second Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang