Arina pov
Ku usap pinggangku yang terasa pegal, bobot tubuh yang bertambah dari hari ke hari minggu ke minggu hingga bulan ke bulan dan kini pergerakan di dalam perutku terasa operaktif.
Rasanya aku ingin mengeluh atas semua keterbatasan dalam diriku, menjadi istri muda tidak lah mudah bagiku dengan usia 19 tahun dan suamiku yang berusia 20 tahun sangatlah berbeban karena tidak adanya kedewasaan dalam diri kami.
" huh!! Ini menyiksaku." Ayolah!! Aku ingin bebas ingin hidup dalam rasa senang tanpa ada rasa beban.
" bersabarlah, ini hanya sementara honey."
Ku lirik tajam suamiku yang tengah duduk santai di kursi sofa dengan laptopnya yang membuat akan lupa atas dunianyata.
" kalau aja waktu itu gak nikah du-"
" jadi kamu menyesal?!!! Heh!! Kamu gak ikhlas dengan adanya anakku dalam rahimmu?!!" Ah,shit! Aku kembali memancing emosi si singa jantan itu!
" diamlah!!! kau hanya membuatku pusing." Aku pikir menikah itu mudah dan senang, lepas dari beban orang tua dan aku bebas berinteraksi.
Aku tahu dia tidak ingin kembali berdebat denganku, setiap kali pembahasan tentang anak ini kami berdua selalu menguras emosi, mempertahankan anak dalam kandunganku ini semua demi suamiku tercinta, yang ternyata kata dokter bayi dalam kandunganku berjenis kelamin perempuan.
" tidurlah, ini sudah malam." Ku acuhkan perkataanya yang mengandung makna meng-khawatirkan ku saat ini, sekeras kerasnya dia berbicara padaku tetap saja ada sisi kelembutanya yang mampu membuatku terbuai.
"Maaf."
Tes
Air mataku keluar secara perlahan saat ia bersimpuh di depanku yang terduduk di sofa memanjang, inilah mengapa alasanku untuk menjadikannya dia sebagai laki-laki yang ku cintai, lebih dari gundukan pasir di padang pasir dengan ribuan butir.
" anak adalah anugrah, aku harap saat si kecil larih kamu akan menyayanginya." Tentu saja aku akan menyayanginya meskipun aku belum menginginkannya sepenuhnya, biar bagaimanapun aku adalah seorang ibu.
" setelah dia terlahir, aku ijinin kamu untuk menjadi profesi yang kamu inginkan." Ulasan senyum bahagia aku gambarkan dalam bibirku yang tidak berkata.
"I love you honey."
"I love you too hubby." Jawabku dengan senyuman yang aku persembahkan untuk suamiku.
"Kita kemar sekarang, besok ada hal penting yang ingin aku berikan sama kamu." Hmmm... selain mampu meluluhkan hatiku kembali dia adalah tipikal laki-laki yang romantis.
"Hal penting apa?"
" ada deh, pokoknya ini kejutan."
-
Gleiy pov
Sorotan sinar matahari yang menusuk masuk ke dalam mataku yang tertutup dengan pandangan yang terasa silau dan merah terang, ternyata kami terbangun sangat terlalu siang.
Wanita di sampingku yang masih dengan setianya menutup bola mata indah, ku usap perutnya yang terliht menonjol di balik selimun.
"Egh!"
Cup
Arina terbangun saat bibirnya ku kecup dengan sekilas kilat, mata colketnya mengerjap-ngerjap sangat lucu istriku ini.
" morningkiss." Gumamku masih setia menatapnya.
" udah jam berapa?" Kepalanya menelusup masuk kedalam celah leherku, bertanya dengan suara serak tertahan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
tak selamanya ada
RomanceMemberikan kebebasan pada seorang istri hingga berakibat perpecahan dari rumah tangga, Antara melepas dan mempertahankan Penasaran langsung baca